DIARE PADA ANAK, AYAH BUNDA HARUS BAGAIMANA ?

Oleh : dr. Rosyida Avicennianing Tyas | Editor : dr. Fita Wirastuti, M.Sc., Sp.A

Diare adalah penyakit yang umum terjadi, tapi masih menjadi penyebab banyak kematian anak di seluruh dunia. Padahal tatalaksana diare anak ini sederhana dan tidak mahal. Ayah bunda, seorang anak dikatakan mengalami diare jika terjadi perubahan dalam frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dan perubahan konsistensi (bentuk) feses menjadi lebih cair.

Designed by Freepik

Ayah bunda sahabat sehat RSA pasti merasa khawatir jika anaknya mengalami diare. Anak yang sedang diare terkadang tidak nafsu makan dan mual sehingga asupan cairan yang masuk ke dalam tubuh berkurang dan anak menjadi lemas. Air yang keluar melalui diare juga membuat cairan dan elektrolit dalam tubuh banyak terbuang, terlebih jika anak muntah-muntah. Dibandingkan orang tua, anak lebih rentan mengalami dehidrasi (kekurangan cairan). Jika tidak segera ditangani, dehidrasi berat bisa sampai menyebabkan penurunan kesadaran, kejang, bahkan kematian. Sebagian orang tua sudah waspada sehingga segera ke IGD ketika anaknya diare, tetapi sebagian lainnya masih tidak mengerti bahwa anak sudah jatuh dalam kondisi dehidrasi berat dan butuh penanganan di IGD.

Sebagian besar diare pada anak disebabkan oleh infeksi virus. Selain itu bisa juga akibat infeksi bakteri, parasit, alergi, keracunan, intoleransi, dan efek samping obat. Diare akibat infeksi virus bisa sembuh tanpa antibiotik jika sistem imun anak cukup kuat.

Penyebab terbanyak kematian pada anak dengan diare adalah akibat dehidrasi, oleh sebab itu ayah bunda perlu memperhatikan tanda bahaya pada anak yang sedang mengalami diare, seperti:

  • Mata menjadi cekung
  • Air mata tidak keluar saat menangis
  • Frekuensi buang air kecil (BAK) jarang, urin sedikit dan berwarna pekat
  • Anak tampak kehausan, bisa tampak rakus saat diberi minum
  • Anak sangat lemas
  • Jika kondisi sudah semakin berat maka anak tidak bisa makan dan minum
Designed by Wikihow

Jika anak menunjukkan salah satu tanda bahaya tersebut, maka jangan tunda untuk segera membawa anak ke IGD.

Pasti banyak pertanyaan dalam benak ayah bunda terkait penanganan anak dengan diare saat di rumah. Misalnya:

  • Anak saya tidak suka minum oralit, apa yang harus saya berikan?

Selain oralit kita dapat menggunakan cairan rumah tangga sebagai pengganti oralit, misalnya dengan memberikan kuah sayur, sup atau bubur.

  • Apakah probiotik harus diberikan pada anak diare?

Menurut WHO, probiotik mungkin bermanfaat untuk diare yang timbul akibat penggunaan antibiotik, tetapi efeknya tidak signifikan pada diare lainnya. Harga probiotik juga cukup mahal, sehingga pemberiannya tidak direkomendasikan dalam panduan, tetapi jika ayah bunda tetap ingin memberikan maka tidak berbahaya bagi anak.

  • Apakah kita boleh memberikan antidiare untuk anak?

Perlu diketahui bahwa saat anak mengalami diare, pergerakan usus akan meningkat. Pemberian antidiare akan menghambat gerakan itu sehingga bisa menyebabkan komplikasi seperti usus terlipat atau terjepit, hal ini sangat berbahaya bagi anak.

Selain itu terdapat beberapa mitos berbahaya dalam menghadapi anak diare yang perlu dihindari oleh ayah bunda antara lain:

  • Menghentikan pemberian susu anak atau mengganti susu anak

Ini adalah salah satu mitos yang berbahaya, karena tidak semua diare disebabkan oleh alergi susu. Penghentian susu justru akan menyebabkan berkurangnya nutrisi dan cairan untuk anak diare. Penggantian jenis susu juga tidak perlu dilakukan pada anak diare, karena penggantian merk atau jenis susu justru dapat memicu alergi atau intoleransi pencernaan anak dan dapat memperburuk kondisi anak diare.

  • Mengurangi pemberian makan

Hal ini juga merupakan bagian dari mitos yang berbahaya, kerena justru akan menyebabkan gizi anak menjadi buruk. Saat anak diare justru membutuhkan nutrisi dan cairan yang lebih banyak dari biasanya, sehingga berikan makanan dan minuman lebih sering pada anak diare.

  • Memberikan minuman teh

Memberikan minuman teh akan berisiko anak menjadi anemia, karena teh akan mengikat zat besi anak.

  • Memberikan pijatan pada perut anak

Pijatan pada perut anak juga berisiko membuat usus terbelit dan hal ini justru akan memperburuk kondisi anak dan sangat berbahaya.

Kementerian Kesehatan RI mempunyai Program untuk mengatasi diare dengan LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare). Yuk kita simak!

  1. Berikan oralit

Oralit berguna untuk mengatasi dehidrasi dengan mengganti cairan dan elektrolit tubuh. Segera berikan oralit begitu anak mengalami diare sampai diarenya berhenti. Satu bungkus oralit dilarutkan dalam 1 gelas air matang (200cc). Jika usia anak kurang dari 1 tahun, berikan 50-100cc tiap BAB cair, jika lebih dari 1 tahun berikan 100-200cc. Pemberian oralit ini juga bisa mengurangi volume feses dan mengurangi mual muntah pada anak diare.

  1. Berikan zink selama 10 hari berturut-turut

Zink dalam tubuh akan banyak berkurang saat anak diare. Pemberian zink ini dapat mempercepat penyembuhan diare, menjaga anak tetap sehat, dan mencegah diare berulang. Dosis pemberian Zink adalah 10 mg per hari untuk anak usia kurang dari 6 bulan, dan 20mg per hari untuk anak usia 6 bulan atau lebih, selama 10 hari berturut-turut meskipun diare sudah berhenti.

  1. Teruskan ASI dan pemberian makan

Berikan ASI sebanyak anak mau, akan lebih baik jika lebih banyak dari biasanya. Jika anak sudah mulai makan, maka pemberian makan dilakukan seperti biasa dengan frekuensi yang lebih sering. Lanjutkan hingga 2 minggu setelah diare berhenti untuk mempercepat penyembuhan, pemulihan, dan mencegah malnutrisi. Ayah bunda harus lebih memperhatikan kebersihan makanan, alat makan, dan tangan anak yah.

  1. Berikan antibiotik secara selektif

Tidak semua diare membutuhkan antibiotik ya ayah bunda, hal ini sesuai dengan penjelasan diatas bahwa sebagian besar penyebab diare pada anak adalah virus. Hanya ada sebagian kecil kasus diare yang membutuhkan antibiotik dan hal tersebut harus dikonsultasikan dulu dengan dokter. Pemberian antibiotik yang tidak tepat justru akan berbahaya karena akan menyebabkan flora normal usus yang diperlukan dalam pencernaan ikut terbunuh sehingga diare menjadi berkepanjangan. Selain itu pemberian antibiotik yang tidak tepat justru akan menyebabkan bakteri menjadi resisten (kebal).

  1. Berikan nasihat pada ibu/pengasuh

Hal penting yang perlu diperhatikan oleh ayah bunda adalah harus segera kembali periksa ke petugas kesehatan jika ada demam, tinja berdarah, muntah berulang, makan atau minum sedikit, anak sangat kehausan, dan diare makin sering.

Ayah bunda, semoga tidak bingung lagi menghadapi anak diare di rumah ya. Jangan lupa diare dapat menyebabkan kondisi yang serius, maka jaga kondisi anak agar tidak kekurangan cairan (dehidrasi). Segera ke rumah sakit jika diare semakin sering atau muncul tanda kekurangan cairan pada anak. Salam sehat.

Referensi:

  • Centers for Disease Control and Prevention CDC. Diarrhea: Common Illness, Global Killer.
  • Departemen Kesehatan RI (2011) Buku Saku Petugas Kesehatan LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare)

Penulis

Nama: dr. Rosyida Avicennianing Tyas

Pekerjaan: Dokter Umum RSA UGM

Email: rosyidaceni@gmail.com

 

 

Editor: dr. Fita Wirastuti, M.Sc., Sp.A