Osteoarthritis adalah sebuah kondisi dimana terjadi kerusakan yang progresif dari sendi. Kerusakan ini terjadi pada perukaan tulang rawan (cartilage) yang melapisi tepi tulang di dalam persendian. Dengan adanya permukaan cartilage ini tulang dapat bergerak dengan mudah tanpa gesekan. Namun bila terjadi kerusakan pada permukaan tersebut maka pergerakan sendi menjadi tidak licin dan dapat menimbulkan nyeri.
Osteoarthritis berkembang selama bertahun-tahun, umumnya dimulai pada usia 45 tahun, namun juga dapat terjadi pada penderita dengan usia lebih muda. Faktor resiko diantaranya adalah berat badan berlebih, adanya riwayat cedera sendi, serta riwayat keluarga. Osteoarthritis dapat mengenai sendi mana saja dari tubuh dengan gejala bervariasi dari ringan sampai sangat berat hingga membuat penderita tidak dapat beraktivitas. Gejala awal umunya adalah kekakuan dan nyeri di pagi hari (morning stiffness) yang berangsur-angsur berkurang dengan beraktivitas. Sendi dirasakan kaku dan lama-kelamaan bentuknya menjadi berubah, dapat ditemukannya adanya benjolan-benjolan tulang disekitar sendi. Sendi menjadi kaku gerakan menjadi terbatas yang mnyebabkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu.
Dalam mengakkan diagnosis biasanya dokter akan menayakan riwayat penyakit dilanjutkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologis (Rontgen). Kadang kala akan diperlukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan ini diperlukan untuk dapat menegakkan dioagnosis dengan tepat dan menghindari kesalahan dalam menegakkan diagnosis pada gangguan sendi lain yang menyerupai osteoarthritis.
Umumnya osteoarthritis dapat ditagakkan denganpemeriksaan tambahan berupa gambar rontgen. Gambar rontgen tulang ini dapat menunjukkan tingkat kerusakan pada permukaan sendi, penyempitan rongga sendi, timbulnya tonjolan-tonjolan tulang (bone spur) dan bahkan dapat memperlihatkan adanya kelainan bentuk yang mungkin timbul pada kelainan yang lebih berat.