Artikel RSA UGM

RSA UGM Raih Juara 1 Paritrana Award 2025 di DIY | Rumah Sakit Akademik UGM

Yogyakarta, 14 Oktober 2025 — Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM) meraih Juara 1 Paritrana Award Tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2025 dalam kategori Usaha Besar–Menengah. Penghargaan diserahkan pada Selasa, 14 Oktober 2025 di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan Yogyakarta.

RSA UGM Paritrana Award 2025
RSA UGM Paritrana Award 2025

Paritrana Award merupakan ajang penghargaan tahunan yang diberikan kepada pemerintah daerah, pelaku usaha, dan komunitas yang berkomitmen tinggi dalam pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan. Penghargaan ini diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan bersama pemerintah daerah sebagai bentuk apresiasi terhadap lembaga yang aktif melindungi pekerjanya dari risiko sosial dan ekonomi.

Pada tingkat provinsi, terdapat enam kategori dalam ajang Paritrana Award, yaitu:

  1. Pemerintah Provinsi

  2. Pemerintah Kabupaten/Kota

  3. Usaha Besar–Menengah

  4. Usaha Besar–Menengah Industri Manufaktur Padat Karya

  5. Usaha Kecil–Mikro

  6. Pemerintah Desa/Kelurahan

Dalam kategori Usaha Besar–Menengah, RSA UGM berhasil menjadi Juara 1, disusul oleh Mirota Nayan Kampus di posisi kedua dan Rumah Sakit Panti Rapih di posisi ketiga.

Sebagai rumah sakit pendidikan, RSA UGM memiliki peran ganda sebagai pusat layanan kesehatan dan pusat pembelajaran akademik. Penghargaan ini menjadi bukti komitmen RSA UGM dalam memberikan perlindungan tenaga kerja, meningkatkan mutu pelayanan, serta menghadirkan inovasi yang berkelanjutan bagi masyarakat.

(Humas RSA UGM)

Read More »

Open Recruitment Fisioterapi Rumah Sakit Akademik UGM

Poster Lowongan Fisioterapi RS Akademik UGM 2025
Poster Lowongan Fisioterapi RS Akademik UGM 2025

Lowongan Fisioterapi RS Akademik UGM 2025, Daftar Sebelum 10 Oktober!

Lowongan Fisioterapi RS Akademik UGM 2025 resmi dibuka untuk tenaga profesional di bidang fisioterapi yang ingin bergabung di salah satu rumah sakit pendidikan terbaik di Indonesia. Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM) mengundang lulusan terbaik dari program D3, D4, maupun Profesi Fisioterapi untuk menjadi bagian dari tim kesehatan yang kompeten dan berintegritas tinggi.

Dalam pengumuman resmi, RSA UGM mensyaratkan pelamar merupakan lulusan perguruan tinggi dengan akreditasi minimal B dan memiliki IPK minimal 3,00. Pelamar juga wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) aktif serta pengalaman kerja minimal satu tahun di bidang fisioterapi.

Selain kualifikasi akademik, Lowongan Fisioterapi RS Akademik UGM 2025 juga menekankan aspek kepribadian dan etos kerja. Kandidat harus memiliki integritas tinggi, inisiatif, tanggung jawab, kemampuan komunikasi yang baik, serta mampu bekerja sama dalam tim.

Pelamar juga harus bersedia bekerja dengan sistem shift, ditempatkan di poli maupun layanan homecare, serta tidak sedang hamil, menyusui, atau terikat kerja dengan institusi lain. Calon peserta juga diharuskan melampirkan Surat Keterangan Sehat dari Dokter sebagai bagian dari kelengkapan administrasi.

Pendaftaran Lowongan Fisioterapi RS Akademik UGM 2025 dilakukan secara online melalui Google Form resmi di tautan ugm.id/RekrutmenRSAUGM. Batas akhir pendaftaran adalah Jumat, 10 Oktober 2025.

Sebagai rumah sakit terakreditasi Paripurna KARS, RSA UGM berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sekaligus menjadi pusat pembelajaran dan pengembangan karier tenaga medis di Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Rekrutmen fisioterapis UGM kunjungi situs resmi rsa.ugm.ac.id atau media sosial @rsugm.

Silahkan untuk dapat mengisi Google Form dengan link berikut : ugm.id/RekrutmenRSAUGM, syarat dan kualifikasi terlampir seperti gambar diatas.

Bergabung dalam Lowongan Fisioterapi RS UGM tidak hanya memberikan pengalaman profesional, tetapi juga kesempatan berkontribusi dalam pelayanan kesehatan berbasis akademik. RSA UGM terus mengembangkan layanan fisioterapi modern yang berorientasi pada riset, inovasi, dan kualitas hidup pasien.

Read More »

Sosialisasi Layanan CP Center RSA UGM dalam Rangka Hari Cerebral Palsy Sedunia

Yogyakarta, 6 Oktober 2025Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM) melakukan sosialisasi Layanan CP Center (Cerebral Palsy Center) dan peluncuran e-book “Panduan Perawatan Anak Cerebral Palsy Sehari-hari” dalam rangka Hari Cerebral Palsy Sedunia yang jatuh pada 6 Oktober. Sosialisasi Layanan CP Center dan peluncuran e-book tersebut merupakan bagian dari acara webinar kesehatan “Melangkah Bersama Anak Cerebral Palsy” yang digelar secara daring.

Sosialisasi Layanan CP Center RSA UGM dalam Rangka Hari Cerebral Palsy Sedunia
Sosialisasi Layanan CP Center RSA UGM dalam Rangka Hari Cerebral Palsy Sedunia

Komitmen terhadap Layanan CP Center RSA UGM

Acara dibuka oleh Direktur Utama RSA UGM, Dr. dr. Darwito, S.H., Sp.B., Subsp. Onk(K), yang menyampaikan bahwa disabilitas telah menjadi tanggung jawab kita bersama.

“Acara ini menunjukkan bagaimana semua anak disabilitas memiliki hak yang sama untuk hidup sejahtera. Bagaimana negeri ini bisa menjadi lebih baik, terutama dalam hal perawatan dan tumbuh kembang anak disabilitas, dalam hal ini anak cerebral palsy,” ujarnya.

Dukungan terhadap Layanan CP Center RSA UGM juga diberikan Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH, yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan, Prof. Dr. dr. Lina Choridah, Sp. Rad(K).

“RSA UGM memiliki komitmen untuk memberikan berbagai macam layanan bagi pasien cerebral palsy. Kami dari FK-KMK sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, bukan hanya untuk melayani pasien, tetapi juga untuk meningkatkan sisi keilmuan mahasiswa FK-KMK,” ungkap Prof. Dr. dr. Lina Choridah, Sp. Rad(K).

Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., yang diwakili Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., menambahkan bahwa acara ini merupakan salah satu bentuk inklusivitas yang menjadi pilar bagi UGM.

“Layanan CP Center merupakan layanan terintegrasi dan multidisiplin yang dilengkapi dengan fasilitas dan sarana yang menunjang. Kami percaya langkah kecil yang dilakukan hari ini akan membawa manfaat besar di masa depan.”

Layanan di CP Center RSA UGM dan Peluncuran E-Book

Terkait sosialisasi peluncuran e-book, dr. Ade Febrina Lestari, M.Sc., Sp.A (K) selaku dokter subspesialis tumbuh kembang anak di RSA UGM menjelaskan bahwa orangtua merupakan dokter pertama bagi anak-anak cerebral palsy, sehingga e-book “Panduan Perawatan Anak Cerebral Palsy Sehari-hari” akan dibagikan secara gratis.

Sementara, Layanan CP Center RSA UGM tidak hanya terbatas pada pasien anak-anak, tetapi juga untuk pasien cerebral palsy dewasa. Layanan meliputi:

  • Kolaborasi multidisiplin profesi antara dokter spesialis tumbuh kembang, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, dokter spesialis saraf/neurologi, psikolog, dan ahli gizi;
  • Layanan operasi dengan tim yang melibatkan dokter spesialis bedah saraf, dokter spesialis orthopedi, dokter spesialis bedah anak, dan dokter spesialis anestesi-terapi intensif;
  • Layanan homecare dalam bentuk terapi, pemeriksaan, dan pendampingan keluarga oleh tenaga medis profesional.

Edukasi Cerebral Palsy

Melalui webinar kesehatan “Melangkah Bersama Anak Cerebral Palsy”, sejumlah narasumber menyampaikan berbagai materi terkait layanan kesehatan dan dukungan terhadap anak cerebral palsy, seperti:

  • Imran Pambudi, MPHM – Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan RI tentang Kebijakan Layanan Kesehatan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas;
  • Ade Febrina Lestari, M.Sc., Sp.A (K) – Dokter Subspesialis Tumbuh Kembang RSA UGM tentang Kualitas Hidup dan Registri Anak CP di Indonesia;
  • Guritno Adistyawan, Sp.KFR – Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik RSA UGM tentang Rehabilitasi Cerebral Palsy, Perjalanan Anak ke Dewasa;
  • dr. Mei Neni Sitaresmi, Ph.D., Sp.A (K) – Dosen FK-KMK UGM tentang Registri Cerebral Palsy Berbasis Rumah Sakit;
  • Reny Indrawati – Wahana Keluarga Cerebral Palsy tentang Komunitas Tanpa Batas untuk Cerebral Palsy;
  • Damaijanti Teguh – Ketua UCP Roda Untuk Kemanusiaan tentang Kenapa Kursi Roda Adaptif Itu Penting?

Harapan ke Depan

Dengan adanya webinar kesehatan “Melangkah Bersama Anak Cerebral Palsy” serta sosialisasi Layanan CP Center RSA UGM, diharapkan anak dengan cerebral palsy dapat memperoleh layanan kesehatan dan dukungan lain yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup dalam setiap tahapan usia. (Hukmas RSA UGM)

Read More »

Mengenal Penyakit Jantung: Jenis, Pemeriksaan, dan Cara Pencegahannya

Oleh: dr. Dyah Samti Mayasari, Ph.D., Sp. JP

Penyakit jantung pemeriksaan dan pencegahan merupakan hal penting yang perlu diketahui, karena jantung adalah organ vital yang bekerja tanpa henti. Jantung merupakan organ dalam tubuh yang bekerja tanpa henti. Jantung berdenyut sekitar 100.000 kali per menit, dan ketika jantung berhenti, maka seluruh aktivitas organ tubuh akan ikut terhenti sehingga mengakibatkan kematian. Jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh sehingga asupan oksigen dan makanan organ-organ lain tercukupi. Oleh karena itu, kerusakan pada organ jantung akan memengaruhi fungsi organ-organ lain seperti otak dan ginjal.

Mengenal Penyakit Jantung, Pemeriksaannya, dan Cara Mencegahnya
Mengenal Penyakit Jantung, Pemeriksaannya, dan Cara Mencegahnya

Jantung memiliki sistem kelistrikan yang akan memerintahkan jantung untuk berdenyut. Sumber listrik jantung yang normal berasal dari 1 titik yang disebut sebagai nodus sinoatrial (nodus SA), kemudian dialirkan ke “gardu” utamanya yaitu nodus atrioventrikular (nodus AV), dan selanjutnya dialirkan ke seluruh otot jantung untuk memacu otot jantung berdenyut. Otot jantung sendiri mendapat asupan oksigen dan makanan dari darah yang mengalir melalui pembuluh darah koroner yang terletak di permukaan luar jantung. Oleh karena itu, gangguan pada kelistrikan jantung, otot jantung, maupun pembuluh darah koroner akan menyebabkan gangguan fungsi jantung dalam memompa darah.

Gangguan Irama Jantung (Aritmia)

Gangguan irama jantung merupakan gangguan kelistrikan jantung. Ketika sumber listrik utama terganggu, maka jantung akan diambil-alih oleh sel-sel otot serambi dan bilik jantung sehingga denyut jantung tidak lagi normal. Ketidaknormalan denyut jantung dapat berupa denyut yang sangat cepat, sangat lambat, atau tidak teratur. Gejala yang terjadi adalah rasa berdebar, detak jantung berjeda atau melompat, pusing, pandangan gelap, dada tidak nyaman, atau pingsan berulang.

Pemeriksaan pertama yang dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan detak jantung adalah pemeriksaan elektrokardiografi (EKG). Namun, ketika keluhan berdebar tidak terus-menerus muncul, diperlukan perekaman detak jantung jangka panjang selama 24 jam atau bahkan sampai 72 jam yang disebut dengan Holter Monitoring.

Holter Monitoring menggunakan alat berupa elektroda sebanyak 3 sampai 9 buah yang ditempel di dada dan disambungkan dengan kabel ke alat perekam yang dipasang seperti sabuk pada pasien. Alat tersebut akan merekam detak jantung secara terus-menerus apa pun kegiatan pasien, sehingga diharapkan ketika ada keluhan berdebar, alat dapat merekam dan gangguan dapat terdeteksi. Alat Holter Monitoring dapat dibawa pulang sehingga dapat merekam detak jantung pada kondisi harian pasien. Alat ini juga sangat aman dan tidak memengaruhi tubuh pasien.

Selain pemeriksaan di atas, ekokardiografi transtorakal (USG jantung melalui dada) juga diperlukan untuk mencari adanya kelainan struktur jantung yang menjadi penyebab aritmia. Semua pemeriksaan tersebut menentukan tindakan dan terapi lanjutan yang akan diberikan kepada pasien.

Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung yang sangat populer dan paling banyak diderita adalah penyakit jantung koroner. Penyakit ini terjadi karena pembuluh darah yang memberi asupan oksigen dan makanan ke jantung mengalami penyumbatan. Penyumbatan dapat terjadi sedikit demi sedikit dalam waktu lama karena penumpukan plak kolesterol dan peradangan kronis. Gejala yang dikeluhkan berupa nyeri di dada kiri yang timbul ketika beraktivitas dan membaik dengan istirahat. Kondisi ini disebut sebagai penyakit jantung koroner stabil.

Pemeriksaan pertama penyakit jantung koroner dilakukan menggunakan EKG. Namun, sering kali EKG yang didapat normal karena dilakukan ketika pasien beristirahat. Ekokardiografi transtorakal (TTE) juga diperlukan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan penyebab nyeri dada. Namun, TTE yang didapat juga sering kali normal karena dilakukan ketika pasien beristirahat. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan lanjutan yang dapat merekam kondisi pasien ketika beraktivitas atau ketika detak jantung tinggi. Pemeriksaan yang disarankan adalah uji latih jantung atau stress test. Stress test dapat dilakukan melalui 2 jenis pemeriksaan, yaitu treadmill test dan dobutamine stress test.

Treadmill test adalah pemeriksaan menggunakan alat treadmill atau alat simulasi berjalan. Pasien akan diminta berjalan di atas mesin sambil dipasang alat untuk memantau detak jantung melalui komputer. Lewat pemeriksaan treadmill, akan diketahui adanya kemungkinan sumbatan pembuluh darah jantung melalui munculnya rasa nyeri dada saat pemeriksaan atau melalui perubahan EKG ketika jantung berdetak lebih cepat akibat stress.

Dobutamine stress test merupakan pemeriksaan stress test yang dilakukan ketika pasien tidak mampu melakukan treadmill test, seperti pada pasien osteoartritis (peradangan sendi lutut), nyeri punggung belakang, nyeri kaki, atau pasien dengan pompa jantung yang rendah. Pada pemeriksaan ini, pasien hanya berbaring tetapi detak jantung akan ditingkatkan dengan obat dobutamin secara bertahap. Perubahan pada setiap tahap akan direkam melalui ekokardiografi. Adanya sumbatan pembuluh darah ditunjukkan dengan penurunan kemampuan pompa jantung ketika detak jantung meningkat seiring dengan naiknya dosis dobutamin. Pemeriksaan ini juga akan dikonfirmasi dengan EKG sebelum dan setelah pemeriksaan. Dobutamine stress test cukup aman, namun tidak dapat dilakukan pada pasien yang alergi terhadap dobutamin dan pasien yang di dalam jantungnya terdapat gumpalan darah.

Ketika hasil pemeriksaan stress test menunjukkan adanya kemungkinan sumbatan pembuluh darah, maka pemeriksaan lanjutan yang dilakukan adalah CT scan koroner (pada hasil treadmill dengan risiko sedang) atau langsung dengan angiografi koroner (pada hasil treadmill dengan risiko tinggi). Melalui keduanya, akan didapat hasil obyektif presentase sumbatan pembuluh darah koroner pada pasien. Apabila didapat hasil sumbatan >70% pada pembuluh darah, maka akan dilanjutkan dengan pemasangan ring jantung (Percutaneous Coronary Intervention).

Penyakit Struktur Jantung

Penyakit struktur jantung meliputi penyakit jantung bawaan dan penyakit katup jantung. Penyakit jantung bawaan merupakan penyakit jantung yang didapat sejak lahir akibat kelahiran prematur atau kelainan pertumbuhan organ jantung selama masa kehamilan. Penyakit ini dapat dialami oleh bayi, anak-anak, maupun dewasa. Di Indonesia, cukup banyak penyakit jantung bawaan yang baru terdeteksi di usia dewasa. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat skrining jantung bawaan dan tingkat kepedulian sebagian masyarakat untuk berobat. Gejala penyakit jantung bawaan antara lain adalah mudah lelah, sesak napas, berdebar, dan pada beberapa kasus, dapat terjadi kebiruan pada ujung-ujung jari dan bibir disertai jari tabuh (ujung-ujung jari yang menonjol).

Penyakit jantung bawaan dapat dideteksi melalui pemeriksaan fisik, EKG, dan rontgen sebagai pemeriksaan awal. Pemeriksaan lanjutan yang wajib dilakukan adalah ekokardiografi transtorakal (TTE) untuk mendeteksi jenis penyakit jantung bawaan pada pasien. Pada beberapa kasus, adanya lubang pada sekat jantung sulit dideteksi melalui pemeriksaan TTE biasa. Beberapa lubang pada jantung dapat dideteksi melalui bubble test.

Bubble test adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memasukkan darah yang sudah dikocok dengan NaCL dan heparin melalui infus. Apabila terdapat lubang pada sekat jantung, maka akan didapat area bubble yang kosong pada ruang jantung yang terdorong (area negatif) atau adanya aliran bubble yang berjalan melalui lubang. Apabila hasil dari pemeriksaan bubble test menunjukkan adanya lubang pada sekat jantung, maka pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan ekokardiografi transesophageal (TEE).

Penyakit katup jantung merupakan penyakit di mana katup jantung tidak dapat membuka (stenosis) atau justru tidak dapat menutup sempurna (regurgitasi). Katup jantung yang tidak membuka dan menutup secara sempurna akan menyebabkan beban jantung yang cukup besar sehingga ruang-ruang jantung akan membesar. Katup jantung yang mengalami kelainan akan tampak di pemeriksaan ekokardiografi transtorakal (TTE). Namun, pemeriksaan ekokardiografi transesophageal (TEE) diperlukan untuk melakukan perhitungan detail kelainan-kelainan katup yang mengalami kerusakan, apakah memungkinkan dilakukan operasi untuk memperbaiki katup jantung atau memerlukan penggantian dengan katup jantung buatan.

Ekokardiografi transesophageal (TEE) merupakan pemeriksaan USG jantung melalui alat yang dimasukkan ke mulut hingga saluran pencernaan bagian atas (esofagus). Melalui pemeriksaan TEE, kelainan-kelainan struktur jantung akan terdeteksi lebih jelas, seperti adanya lubang pada sekat serambi jantung, adanya lubang pada sekat bilik jantung, serta adanya kelainan-kelainan pada salah satu daun pintu katup jantung. Pemeriksaan TEE juga diperlukan untuk menentukan tindakan lanjutan yang dapat dilakukan, apakah dapat dilakukan penutupan melalui tindakan kateter atau harus dengan operasi.

Pemeriksaan TEE dilakukan dalam kondisi pasien sadar, dengan bius semprot pada pangkal lidah pasien. Sebelum pemeriksaan, pasien diharapkan puasa 6 jam terlebih dahulu. Pemeriksaan dilakukan sekitar 15 menit dan pasien diminta berpuasa hingga 1 jam setelahnya untuk memastikan hilangnya efek bius. Pemeriksaan TEE tidak dapat dilakukan apabila pasien mengalami kesulitan menelan, atau adanya pembesaran kelenjar gondok dan adanya tumor pada area mulut dan kerongkongan.

Ketika pemeriksaan TEE tidak dapat dilakukan, maka pemeriksaan lanjutan untuk melihat struktur jantung adalah CT scan jantung atau MRI jantung. Pada CT scan dan MRI jantung, akan didapatkan gambaran 3 dimensi sehingga lubang pada sekat jantung serta kelainan struktur jantung lain dapat terdeteksi.

Pasien dengan penyakit jantung bawaan dan penyakit katup jantung yang menjalani tindakan koreksi, baik melalui tindakan kateter atau operasi jantung, juga memerlukan TEE saat tindakan dilakukan. TEE saat tindakan kateter atau operasi jantung sangat diperlukan untuk memastikan tindakan berjalan dengan baik dan berhasil.

Pencegahan Penyakit Jantung

Pencegahan penyakit jantung dapat dilakukan oleh mereka yang tidak pernah menderita penyakit jantung (pencegahan primer), maupun yang sudah terkena penyakit jantung (pencegahan sekunder). Jenis pencegahan primer maupun sekunder sama, yaitu dengan melakukan CERDIK (Cek kesehatan secara teratur, Enyahkan asap rokok, Rajin berolahraga, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stres).

Deteksi dini penyakit jantung sangat diperlukan agar dapat ditangani sebelum terjadi komplikasi yang dapat mengganggu kerja jantung. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat disarankan agar kita mengetahui faktor-faktor risiko apa saja yang kita miliki dan bisa kita cegah. Cek kesehatan rutin dapat dilakukan 2-3 tahun sekali pada usia 30-49 tahun dan setiap 1 tahun sekali pada usia 50 tahun ke atas. Jeda waktu pemeriksaan dapat berubah sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.

Rokok merupakan sumber peradangan tubuh yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit jantung koroner hingga risiko serangan jantung. Tingginya risiko penyakit jantung koroner tidak hanya mengintai perokok, tetapi juga orang yang ikut mengisap asap rokoknya seperti keluarga dan orang di sekitar perokok tersebut.

Rajin berolahraga merupakan salah satu kunci jantung sehat. Olahraga yang disarankan adalah olahraga jenis aerobik (jalan, jogging, lari, sepeda, dan renang) selama 150 menit per minggu, disertai latihan beban untuk penguatan massa otot sebanyak 2 kali dalam seminggu. Tentunya, olahraga juga disesuaikan dengan kondisi jantung pada pasien yang sudah pernah mengalami sakit jantung.

Diet seimbang dilakukan dengan memperbanyak buah dan sayur serta mengurangi garam, gula, dan makanan berlemak jenuh. Diet ini juga bergantung pada penyakit lain yang dimiliki penderita, seperti adanya penyakit ginjal yang mengharuskan pasien memiliki diet khusus.

Istirahat cukup dan mengelola stres merupakan 2 hal yang dapat menjaga tubuh dari peradangan-peradangan dan peningkatan hormon yang akan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan gula darah. Selain itu, kesehatan mental yang baik dapat ikut menjaga kondisi jantung agar tetap stabil.

Read More »

Hipertensi: Penyebab, Bahaya, dan Cara Cegah Penyakit Jantung

Oleh: dr. Vita Yanti Anggraeni, MSc, Ph.D, Sp.PD-KKV, Sp.JP (K)

Apa Itu Hipertensi?

Hipertensi, Gerbang Menuju Penyakit Jantung: Kenali dan Cegah
Hipertensi, Gerbang Menuju Penyakit Jantung: Kenali dan Cegah

Hipertensi adalah salah satu penyebab utama penyakit jantung dan sering disebut sebagai silent killer. Penyakit ini kerap hadir tanpa gejala, namun perlahan dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko serangan jantung.

Data Kasus Hipertensi di Indonesia

Secara global, hipertensi mempengaruhi lebih dari 1 miliar orang dewasa di dunia, yaitu sekitar 45% atau hampir setengah dari populasi orang dewasa. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,11% pada masyarakat usia 18 tahun ke atas. Angka ini menempatkan Indonesia pada peringkat kelima dunia dengan jumlah kasus hipertensi tertinggi.

Definisi Hipertensi

Definisi terbaru dari American Heart Association (2025) menurunkan ambang diagnosis hipertensi, sehingga lebih banyak orang dapat terdeteksi lebih awal dan mendapatkan penanganan. Menurut American Heart Association (2025), tekanan darah diklasifikasikan sebagai berikut:

  • Normal: tekanan darah sistolik <120 mmHg dan diastolik <80 mmHg.
  • Pra-hipertensi / Tekanan darah tinggi (elevated): sistolik 120–129 mmHg dan diastolik <80 mmHg.
  • Hipertensi tahap 1: sistolik 130–139 mmHg atau diastolik 80–89 mmHg.
  • Hipertensi tahap 2: sistolik ≥140 mmHg atau diastolik ≥90 mmHg.
Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi Tekanan Darah

Pencegahan Hipertensi

Pencegahan hipertensi sangat penting dan sebagian besar melibatkan perubahan gaya hidup sehat. Anda bisa menerapkan langkah-langkah yang dikenal dengan singkatan CERDIK dari Kemenkes RI, yaitu:

Cek Kesehatan Secara Berkala

  • Masih banyak masyarakat yang jarang melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur. Pemeriksaan rutin memungkinkan deteksi dini, sehingga pengobatan bisa dimulai sebelum terjadi kerusakan organ. Mulailah membiasakan diri memeriksa tekanan darah, berat dan tinggi badan, lingkar perut, serta denyut nadi. Jangan lupa juga untuk rutin mengecek kadar gula darah dan kolesterol.

Enyahkan Asap Rokok

  • Riwayat merokok merupakan salah satu faktor risiko hipertensi. Rokok meningkatkan tekanan darah karena kandungan nikotin dan zat kimia dalam asapnya. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), setelah berhenti merokok, risiko penyakit kardiovaskular menurun dengan cepat dan terus berkurang seiring waktu:
    • 1 hingga 2 tahun setelah berhenti, risiko serangan jantung turun drastis.
    • 3 hingga 6 tahun setelah berhenti, risiko tambahan penyakit jantung koroner berkurang hingga setengahnya.
    • 5 hingga 10 tahun setelah berhenti, risiko stroke menurun.
    • 15 tahun setelah berhenti, risiko penyakit jantung koroner hampir sama dengan orang yang tidak pernah merokok.

Rajin Aktivitas Fisik/Olahraga

  • Latihan fisik dapat menurunkan risiko komplikasi pada pasien dengan hipertensi. Olahraga yang paling dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olahraga aerobik dengan intensitas sedang, seperti jalan kaki, jogging, bersepeda, atau berenang. Lakukan total 150–300 menit per minggu, setara dengan sekitar 30 menit per hari selama 3–5 kali dalam seminggu. Latihan ini sebaiknya dipadukan dengan olahraga kekuatan ringan hingga sedang, sebanyak 2–3 kali per minggu. Saat latihan kekuatan, mulailah dengan 2–3 set, di mana setiap set berisi 10–15 kali pengulangan. Gunakan beban yang ringan hingga sedang, sekitar 40–60% dari kemampuan maksimal tubuh, agar tetap aman dan bermanfaat.

Diet Sehat dan Seimbang

  • Di Indonesia, sesuai dengan pedoman pola makan gizi seimbang dari Kementerian Kesehatan, dianjurkan untuk membatasi konsumsi garam maksimal 1 sendok teh per hari (setara dengan 5 gram) dan gula tidak lebih dari 4 sendok makan per hari (setara dengan 50 gram).

Bagi pecinta makanan manis, mulailah mengurangi soft drink, kue, permen, maupun es krim. Gantilah dengan buah segar. Selalu perhatikan label gizi pada kemasan makanan agar terhindar dari “gula tersembunyi” seperti fruktosa, dekstrosa, atau sirup. Kurangi juga makanan tinggi garam seperti makanan olahan, kacang asin, dan keripik. Untuk asupan protein, pilihlah ikan, ayam tanpa kulit, kacang-kacangan, atau daging tanpa lemak.

Pola makan Dietary Approaches to Stop Hypertension atau dikenal dengan DASH merupakan diet yang efektif dalam menurunkan tekanan darah.

Rekomendasi Menu Makan Mengikuti Pedoman DASH
Rekomendasi Menu Makan Mengikuti Pedoman DASH

Istirahat Cukup

Tidur adalah bagian penting dari kesehatan. Orang dewasa dianjurkan untuk beristirahat 7–8 jam setiap malam agar tubuh tetap bugar. Kurang tidur maupun insomnia telah dikaitkan dengan meningkatnya kejadian dan prevalensi hipertensi.

Kelola Stres

Paparan stres mental akut maupun kronis berhubungan dengan proses perkembangan aterosklerosis jangka panjang serta dapat memicu kejadian jantung akut, sehingga penting untuk mengendalikannya. Luangkan waktu untuk rekreasi, relaksasi, berpikir positif, dan bersosialisasi.

Hipertensi dan Jantung

Hipertensi yang berlangsung lama dan tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular). Penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi ini dikenal sebagai Hipertensive Heart Disease (HHD). Tekanan darah yang tinggi memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah, sehingga dalam jangka panjang otot jantung akan menebal sebagai bentuk adaptasi terhadap beban tersebut. Selain itu, hipertensi kronis juga dapat menimbulkan peradangan yang mempercepat terbentuknya plak aterosklerosis di pembuluh darah. Jika plak tersebut menyumbat arteri, maka dapat terjadi penyakit jantung koroner (PJK). Oleh karena itu, pencegahan dan deteksi dini hipertensi sangat penting dilakukan guna mengurangi risiko yang dapat ditimbulkannya.

Skrining Jantung Berkala

Salah satu cara untuk mengetahui dan memantau kondisi kesehatan jantung adalah melalui medical check-up atau skrining jantung secara berkala. Rumah Sakit Akademik UGM (RSA UGM) menyediakan dua paket skrining kesehatan jantung. Informasi lebih lanjut mengenai skrining kesehatan jantung ini dapat diperoleh melalui hotline Poliklinik Yudistira 2 pada nomor: 0811-2858-449.

RSA UGM juga menyediakan fasilitas layanan unggulan Cathlab atau ruang kateterisasi yang dilengkapi dengan teknologi terkini untuk melakukan pemeriksaan diagnostik jantung, pembuluh darah arteri, dan vena yang lebih akurat.

Daftar Pustaka

  1. AHA. (2025). 2025 AHA/ACC/AANP/AAPA/ABC/ACCP/ACPM/AGS/AMA/ASPC/NMA/PCNA/SGIM Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation and Management of High Blood Pressure in Adults: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Joint Committee on Clinical Practice Guidelines. PubMed. https://doi.org/10.1161/hyp.0000000000000249
  2. Centers for Disease Control and Prevention. (2024, September 17). Health Effects of Cigarettes: Cardiovascular Disease. Smoking and Tobacco Use. https://www.cdc.gov/tobacco/about/cigarettes-and-cardiovascular-disease.html
  3. High angle doctor using tensiometer | Free Photo. (2022). Freepik. https://www.freepik.com/free-photo/high-angle-doctor-using-tensiometer_34728748.htm#fromView=keyword&page=1&position=2&uuid=f9265f09-861a-4e9b-a83c-1a65497c310a&query=High+blood+pressure
  4. Iqbal, A., & Jamal, S. (2023, July 20). Essential hypertension. National Library of Medicine. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539859/
  5. Kemenkes. CERDIK, Rahasia Masa Muda Sehat dan Masa Tua Nikmat! Ayosehat.kemkes.go.id. https://ayosehat.kemkes.go.id/cerdik-rahasia-masa-muda-sehat-dan-masa-tua-nikmat
  6. National Heart, Lung, and Blood Institute. (2025, January 10). DASH eating plan. National Heart, Lung, and Blood Institute. https://www.nhlbi.nih.gov/education/dash-eating-plan
  7. Vancheri, F., Longo, G., Vancheri, E., & Henein, M. Y. (2022). Mental Stress and Cardiovascular Health—Part I. Journal of Clinical Medicine, 11(12), 3353. https://doi.org/10.3390/jcm11123353
Read More »

RSA UGM Raih Juara 2 PERSI Awards 2025 Berkat Inovasi Code Stroke Lintas Sektor

RSA UGM Raih Juara 2 PERSI Awards 2025 Berkat Inovasi Code Stroke Lintas Sektor
RSA UGM Raih Juara 2 PERSI Awards 2025 Berkat Inovasi Code Stroke Lintas Sektor

Yogyakarta, 27 September 2025Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM) kembali menorehkan prestasi di kancah nasional. Dalam ajang bergengsi PERSI Award – MAKERSI Award 2025, Tim KSM Neurologi RSA UGM meraih Juara 2 Nasional pada kategori Leadership and Management melalui karya inovatif berjudul Code Stroke Lintas Sektor: Transformasi Leadership, Manajemen, dan Kompetensi SDM untuk Layanan Stroke Terpadu.

Presentasi final yang berlangsung pada Sabtu, 20 September 2025 secara online menempatkan RSA UGM sebagai salah satu dari 5 finalis terbaik nasional. Inovasi ini lahir dari kebutuhan mendesak akan layanan stroke terpadu yang cepat, tepat, dan terkoordinasi lintas sektor, khususnya di wilayah Gunungkidul sebagai salah satu wilayah Sistem Kesehatan Akademik (AHS UGM).

Penghargaan tersebut diberikan oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dalam acara Seminar Nasional PERSI XXI dan Hospital Expo 2025 yang berlangsung pada 25-28 September di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang. Penghargaan diterima langsung oleh dr. Fajar Maskuri, Sp.S, MSc. selaku Ketua KSM Neurologi RSA UGM.

Direktur Utama RSA UGM, Dr. dr. Darwito, S.H., Sp.B., Subsp. Onk (K), menyampaikan apresiasi tinggi kepada tim yang dipimpin dr. Fajar Maskuri, Sp.S., M.Sc. atas kerja keras dan dedikasi mereka.

“Prestasi ini menunjukkan bahwa RSA UGM bukan hanya berperan sebagai pusat pelayanan, tetapi juga motor penggerak inovasi kesehatan berbasis kolaborasi, kepemimpinan, dan peningkatan kompetensi SDM. Inovasi ini diharapkan dapat direplikasi menjadi model nasional dalam layanan stroke terpadu,” ujarnya.

Melalui program Code Stroke Lintas Sektor, RSA UGM bersama RSUD Wonosari dan jejaring rumah sakit lain, didukung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, membangun kepemimpinan kolaboratif lintas institusi kesehatan dan mengembangkan pelatihan serta sertifikasi kompetensi tenaga medis dalam melakukan deteksi dini dan tata laksana stroke hiperakut. Program ini telah melibatkan lebih dari 30 tenaga medis dari 3 rumah sakit di Gunungkidul, meningkatkan kemampuan klinis, mempercepat layanan darurat, sekaligus memperkuat jejaring layanan stroke.

Capaian di PERSI Award 2025 ini semakin menegaskan posisi RSA UGM sebagai rumah sakit pendidikan yang konsisten menghadirkan inovasi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan mutu, keselamatan pasien, dan kontribusi nyata bagi masyarakat.

Tentang PERSI Award 2025

PERSI Awards merupakan ajang penghargaan bagi rumah sakit yang digelar Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dalam upaya meningkatkan mutu rumah sakit. Lomba ini terbuka bagi seluruh rumah sakit, terutama yang memiliki keunggulan atau pencapaian dalam mempromosikan kualitas mutu dan keselamatan pasien.

Pada tahun 2025, terdapat 9 kategori lomba yaitu Kode Etik dan Perilaku Rumah Sakit, Corporate Social Responsibility, Green Hospital, Health Services During Crisis, Healthcare Workers’ Wellbeing, Leadership and Management, Quality and Patient Safety, Innovation in Healthcare IT, serta Customer Service, Marketing, and Public Relation. (Hukmas RSA UGM)

RSA UGM Raih Juara 2 PERSI Awards 2025 Berkat Inovasi Code Stroke Lintas Sektor
RSA UGM Raih Juara 2 PERSI Awards 2025 Berkat Inovasi Code Stroke Lintas Sektor
Read More »