Oleh : dr. Bayu Pratama Putra, Ph.D. | Editor : dr. Fita Wirastuti, M.Sc., Sp.A
Imunisasi adalah upaya aktif pencegahan berbagai penyakit menular dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh. Berbagai penyakit menular tersebut dikenal sebagai Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). PD3I adalah penyakit – penyakit yang mempunyai risiko kematian atau kecacatan yang tinggi, misalnya tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, hepatitis B, diare rotavirus, cacar, rubella, campak, meningitis, pneumonia, dll. Pencegahan aktif ini menggunakan vaksin (berupa bakteri atau virus yang sudah dilemahkan atau dimatikan) untuk membentuk antibodi dalam tubuh terhadap penyakit tersebut.
Pandemi COVID-19 berdampak pada rendahnya akses pelayanan kesehatan secara umum dan pelayanan imunisasi secara khusus, sehingga menyebabkan penurunan cakupan imunisasi. Data di Indonesia menunjukkan sebanyak 1.879.820 anak belum diimunisasi lengkap, yang tersebar di 28 provinsi.
Pemerintah terus berupaya melengkapi imunisasi yang dapat dimasukkan dalam jadwal untuk anak usia 0 – 18 tahun. Pada tahun 2022 telah ditambahkan imunisasi PCV (pneumococcal conjugate vaccines) serta imunisasi rotavirus pada Agustus tahun 2023.
Imunisasi pada bayi dan anak memiliki berbagai manfaat, diantaranya:
- Melindungi tubuh dan mencegah bayi dan anak dari serangan virus atau bakteri penyebab penyakit tertentu
- Membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Apabila cakupan imunisasi tinggi dan merata dapat membentuk kekebalan kelompok dan melindungi kelompok masyarakat yang rentan.
- Mengurangi kecemasan anak dan orang tua terhadap tertularnya suatu virus atau bakteri penyebab penyakit tertentu
- Meningkatkan status kesehatan dan tumbuh kembang bayi dan anak
- Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia pada bayi dan anak di masa mendatang
Imunisasi dapat memberikan perlindungan pada bayi dan anak dengan aman, cepat, dan murah. Untuk imunisasi dasar dari Pemerintah, masyarakat dapat memperoleh secara gratis di Puskesmas atau rumah sakit terdekat. Program imunisasi dari Kementerian Kesehatan merupakan salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) dari World Health Organization (WHO). Vaksin yang diberikan oleh Pemerintah sudah diakui oleh WHO dan lulus uji BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
Efek samping setelah pemberian vaksin atau KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang paling sering adalah demam, ruam merah, bengkak ringan, dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi yang akan hilang dalam 2-3 hari. KIPI serius sangat jarang terjadi pada anak.
Berikut merupakan jadwal dan jenis imunisasi dasar yang diwajibkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI untuk mencegah PD3I mulai dari bayi baru lahir hingga usia sekolah dasar:
- Imunisasi Hepatitis B memberikan kekebalan terhadap virus Hepatitis B, diberikan segera setelah lahir hingga 24 jam pertama kehidupan
- Imunisasi BCG memberikan kekebalan terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis yang merupakan penyebab Tuberkulosis (TB atau TBC), diberikan saat usia 0 – 2 bulan
- Imunisasi Polio memberikan kekebalan terhadap penyakit Poliomyelitis yang menyebabkan kelumpuhan permanen, diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan secara injeksi/suntikan menggunakan IPV* (3 kali pemberian). (*khusus propinsi DIY, untuk wilayah lain masih menggunakan OPV sebagai imunisasi rutin dengan jadwal yang sedikit berbeda).
- Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) – HB (Hepatitis B) – HiB (infeksi Haemophilus influenza tipe B) untuk mencegah kelima penyakit tersebut. Vaksin diberikan dalam bentuk satu kesatuan yang disebut vaksin Pentabio, pada anak berusia 2, 3, dan 4 bulan (3 kali pemberian).
- Imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) memberikan kekebalan terhadap penyakit pneumonia (radang paru), diberikan pada anak berusia 2 dan 3 bulan (2 kali pemberian).
- Imunisasi RV (Rotavirus) memberikan kekebalan terhadap virus Rotavirus yang menyebabkan diare, diberikan pada anak berusia 2, 3, dan 4 bulan (3 kali pemberian) secara tetes.
- Imunisasi Campak Rubella (MR) untuk mencegah penyakit campak dan rubella pada anak, diberikan pada anak usia 9 bulan.
- Imunisasi Japanese encephalitis (JE) untuk mencegah kejang pada anak akibat virus Japanese encephalitis. Penyakit ini ditularkan melalui perantara nyamuk. Indonesia sendiri merupakan salah satu area endemis dari JE, terutama di Provinsi Bali, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Vaksin JE diberikan pada anak berusia 10 bulan dengan prioritas di ketiga daerah endemis tersebut.
Beberapa vaksin diatas memerlukan booster untuk mempertahankan kadar imunitas dalam tubuh anak. Vaksin tersebut antara lain:
- Usia 12 bulan: imunisasi PCV
- Usia 18 bulan: imunisasi Pentabio dan MR
Selain pada vaksin di atas, berbagai vaksin juga diberikan pada anak usia sekolah dasar sebagai booster (penguat) bertujuan untuk membentuk kekebalan secara berkelompok terhadap suatu penyakit. Berikut merupakan jadwal vaksin booster untuk anak usia sekolah, disebut juga dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS):
Kelas 1 SD/sederajat |
Imunisasi MR dan DT | |
Kelas 2 SD/sederajat |
Imunisasi Td | |
Kelas 5 SD/sederajat |
Imunisasi Td dan HPV (Human Papillomavirus) 1* |
|
Kelas 6 SD/sederajat |
Imunisasi HPV 2* |
*khusus anak perempuan
- Imunisasi HPV untuk mencegah terjadinya kanker serviks (leher rahim).
Imunisasi terkadang tidak bisa dilakukan tepat waktu akibat beberapa kendala. Misalnya anak dalam kondisi sakit berat atau rawat inap di rumah sakit, sehingga vaksin harus ditunda. Atau saat pandemi COVID – 19 dimana orangtua takut membawa anak ke rumah sakit akibat kondisi bencana kesehatan. Bagaimana cara mengatasinya?
Jika imunisasi anak terlambat atau terlewat dari jadwalnya, maka jangan ragu untuk segera membawa anak ke fasilitas kesehatan dan segera melengkapi jadwal. Kondisi ini disebut sebagai catch up atau imunisasi kejar. Hal ini harus segera dilakukan agar anak terlindungi dari penyakit PD3I.
Ketentuan imunisasi kejar :
Jenis imunisasi |
Jumlah dosis lengkap | Usia sasaran imunisasi kejar | |||
Bayi (0-11 bl) | Balita (12-59 bl) |
Anak usia sekolah |
|||
BCG |
1 dosis | Max. usia 11 bl
(< 1 th) |
|
||
IPV | 3 dosis | Interval antar dosis:
4 minggu |
Interval antar dosis:
4 minggu |
Interval antar dosis: 4 minggu |
|
Pentabio |
Usia bayi: 3 dosis
Usia balita: 4 dosis |
Interval antar dosis 4 minggu | Interval minimal:
Dosis 1 ke 2: 1 bulan Dosis 2 ke 3: 1-6 bulan Dosis 3 ke 4: 12 bulan |
||
MR | Usia bayi: 1 dosis
Usia balita: 2 dosis Usia anak sekolah: 2 dosis
|
Usia 9-11 bulan
(< 1 tahun) |
Interval minimal:
Dosis 1 dan 2: 6 bulan |
Interval minimal: Dosis 1 dan 2: 6 bulan |
|
PCV |
Usia bayi: 3 dosis
Usia 12-24 bulan: 2 dosis Usia > 24 bulan: 1 dosis |
Interval minimal:
Dosis 1 dan 2: 4 minggu Dosis 2 dan 3: 8 minggu |
Interval minimal antar dosis: 8 minggu |
||
Rotavirus | 3 dosis |
Interval minimal antar dosis: 4 minggu (max. usia 6 bl 29 hari) |
|||
JE |
1 dosis | Hanya di daerah endemis | Hanya di daerah endemis | ||
Td |
Anak usia sekolah: 2 dosis |
Interval minimal: 1 tahun (max. kelas 6 SD/sederajat) |
|||
HPV | 2 dosis |
Interval minimal: 1 tahun (max. kelas 6 SD/sederajat) |
Sebagai ilustrasi, jika ada seorang anak usia 3 tahun dan imunisasi yang didapatkan baru Hepatitis B saat lahir, BCG, Pentabio usia 2 bulan dan IPV usia 2 bulan, maka anak tersebut perlu mendapatkan imunisasi kejar. Imunisasi yang perlu diberikan adalah Pentabio melengkapi 3 dosis (Pentabio 2, 3 dan 4), IPV melengkapi 2 dosis (IPV2 dan 3), dan mendapatkan imunisasi MR 2 dosis.
Prinsipnya setiap anak berhak mendapatkan imunisasi rutin secara lengkap untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit dan mendukung agar tumbuh dan berkembang dengan sehat. Segera konsultasikan buah hati ayah bunda jika mengalami keterlambatan imunisasi. Imunisasi kejar dapat dilakukan di fasilitas kesehatan primer (FKTP), Puskesmas, maupun rumah sakit terdekat.
Tidak ada kata terlambat untuk imunisasi.
AYO imunisasi sekarang!
Imunisasi Lengkap, Indonesia Kuat!
Referensi:
- Ayo Sehat Kementerian Kesehatan RI. Seputar Imunisasi. 2023 [cited 2024 July 22]. Available from: https://ayosehat.kemkes.go.id/1000-hari-pertama-kehidupan/seputar-imunisasi
- Ditjen Yankes Kementerian Kesehatan RI. Pentingnya Imunisasi bagi Anak. 2022 [cited 2024 July 22]. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1331/pentingnya-imunisasi-bagi-anak
- Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan RI. Cakupan Imunisasi Rutin Lengkap Kini Capai 94,9 Persen. 2023 [cited 2024 July 22]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230507/0142927/cakupan-imunisasi-rutin-lengkap-kini-capai-949-persen/
- Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan RI. Kemenkes Tambahkan 4 Jenis Vaksin Baru untuk Perlindungan Anak Indonesia. 2023 [cited 2024 July 22]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20230327/5942664/kemenkes-tambahkan-4-jenis-vaksin-baru-untuk-perlindungan-anak-indonesia/
- World Health Organization. SDG Target 3.b Essential medicines and vaccines. 2023 [cited 2024 July 22]. Available from: https://www.who.int/data/gho/data/themes/topics/sdg-target-3_b-development-assistance-and-vaccine-coverage
- Buku Panduan Pekan Imunisasi Dunia Tahun 2024.