Oleh: dr. Agus Nur Salim Winarno, Sp.N
Beberapa tahun lalu pernah diwartakan berita menghebohkan tentang wabah meningitis pada jamaah haji dan umrah di Arab Saudi. Tercatat wabah pertama kali terjadi pada tahun 1987 kemudian berulang pada tahun 1993-1997 dan 2000-2001. Pemerintah Arab Saudi kemudian mewajibkan vaksinasi Meningitis pada jamaah haji dan umrah. Ibadah haji dan umrah merupakan pertemuan akbar dari warga negara seluruh dunia dan potensi menular sangat besar sehingga menjadi perhatian serius. Di Indonesia tahun 2023 juga dilaporkan tentang merebaknya kasus Meningitis di Bali hingga tercatat sebanyak 43 kasus. Lalu sebenarnya apa penyakit Meningitis? Apakah penyakit tersebut penyakit Menular? Bagaimana cara mengenali dan pencegahannya?. Hal itu yang akan dibahas pada artikel ini.

Jangan Anggap Sepele, Yuk Kenali Lebih Dekat Penyakit Meningitis
Meningitis berasal dari bahasa Latin “Meninges” yang berarti selaput otak dan “Itis” yang berarti peradangan. Sehingga Meningitis ialah peradangan yang terjadi pada area selaput sistem saraf pusat otak dan tulang belakang. Sistem saraf pusat manusia dilapisi oleh selaput yang salah satu fungsinya ialah sebagai pelindung baik itu cidera dari luar ataupun infeksi. Meningitis bisa disebabkan oleh karena proses infeksi maupun non-infeksi. Proses infeksi bisa disebabkan karena infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit. Sedangkan proses non-infeksi bisa disebabkan karena auto-imun dan reaksi obat.
Meningitis masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan di dunia karena menurut catatan WHO pada tahun 2023 didapatkan 2,5 juta kasus Meningitis dan menyebabkan kematian pada 230000-300000 kasus. Pada daerah tertentu yang dikenal sebagai “The Meningitis Belt” atau “Sabuk Meningitis” angka kejadiannya masih cukup tinggi. Daerah tersebut berada di area Sub-Sahara benua Afrika yang membentang dari negara Senegal hingga Ethiopia. Pada daerah tersebut angka kejadian Meningitis cukup tinggi bahkan terdapat wabah tahunan. Hal tersebut yang memicu kewaspadaan bila orang dari daerah tersebut berpergian ke suatu daerah. Apalagi jika melibatkan event akbar tahunan yang melibatkan jutaan manusia seperti ibadah Haji di Arab Saudi dimana orang-orang dari berbagai negara saling bertemu menjadi satu.
Kajian ilmiah mengatakan Meningitis lebih banyak menyerang usia tertentu seperti usia bayi dibawah 1 tahun, remaja-dewasa muda, dan lansia. Beberapa alasan Meningitis menyerang usia tertentu karena kekebalan tubuh/imun masih lemah. Selain itu pekerjaan tertentu seperti di area peternakan hewan juga rentan terkena Meningitis. Diantara beberapa penyebab Meningitis yang cukup sering terjadi ialah karena bakteri Neisseria meningitidis. Jika tidak segera ditangani bisa menyebakan angka kematiannya meningkat hingga 50-80%. Meningitis juga bisa menyebabkan kecacatan saraf pasca infeksi seperti gangguan proses berpikir, kejang berulang, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, dan gangguan gerak. Penyulit-penyulit tersebut yang potensi berdampak secara sosial-ekonomi pasien maupun keluarga.
Meningitis merupakan penyakit menular. Penularan paling sering melalui droplet saluran pernafasaan dari orang yang terinfeksi. Bisa saat bersin, batuk, atau berbagi sekret pernafasan. Penularan bisa dari manusia ke manusia atau dari hewan terinfeksi ke manusia. Bakteri yang masuk ke saluran nafas akan membentuk kolonisasi di area yang disebut sebagai nasofaring kemudian masuk ke pembuluh darah yang menuju otak. Selain itu Meningitis juga bisa disebabkan karena infeksi yang sudah terjadi di area organ sekitar otak/tulang belakang. Seperti infeksi telinga (Otitis) atau infeksi hidung (Sinusitis), bakteri penyebabnya akan masuk ke ruang selaput otak secara langsung. Meningitis juga bisa menular dari hewan anjing, babi, kucing terinfeksi melalui kontak langsung (jilatan/ciuman) maupun melalui produk turunannya seperti daging babi yang tidak dimasak dengan sempurna.

Jangan Anggap Sepele, Yuk Kenali Lebih Dekat Penyakit Meningitis
Gejala Meningitis memiliki trias atau tiga gejala klasik yaitu demam, nyeri kepala, dan kaku kuduk. Demam biasanya terjadi mendadak dan langsung tinggi sulit untuk turun. Nyeri kepala juga biasanya terjadi mendadak di seluruh kepala dan cukup berat. Kaku kuduk dirasakan sebagai leher kaku sulit digerakkan. Selain gejala klasik tersebut juga ada gejala penyerta lain seperti mual, muntah, pusing berputar, fotofobia, dan bahkan hingga menyebakan kesadarannya menurun. Tentu saja tidak semua pasien Meningitis mengalami gejala tersebut bersamaan. Tidak adanya gejala tersebut juga tidak berarti terkena Meningitis. Oleh karena itu sangat penting sekali untuk memeriksaan ke dokter sesegera mungkin bila mengalami diantara gejala tersebut.
Oleh karena tegolong penyakit yang fatal hingga menyebabkan angka kematian cukup tinggi dan gejala sisa yang signifikan, sangat penting sekali untuk identifikasi dari awal faktor risiko penyebab Meningitis serta tanda gejala Meningitis. Penanganan cepat dan tepat di awal sangat membantu pasien terhindar dari segala penyulit Meningitis. Risiko terkena Meningitis juga bisa dikurangi dengan vaksinasi. Vaksinasi ditujukan terutama pada kelompok yang rentan seperti bayi/ anak-anak, pekerja medis, pelancong, penderita HIV, dan lansia. Vaksin utamanya ditujukan untuk mencegah Meningitis karena bakteri Neisseria Meningitidis, Streptococcus pneumo.niae, dan Haemophillus influenzae tipe B. Vaksinasi dapat mengurangi risiko terkena Meningitis tapi tidak bisa melindungi 100% dari semua jenis,
Literatur:
- Hersi, K., et al. Meningitis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-.
- Hasbun, R. Progress and Challenges in Bacterial Meningitis A Review. JAMA. 2022;328(21):2147-2154
- Yezli, S., et al. Meningococcal disease during the Hajj and Umrah mass gatherings. International Journal of Infectious Diseases. 2016;45:60-64.