Yogyakarta, 17 Juni 2025 — Direktur Utama Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM), Dr. dr. Darwito, Sp.B(K) Onk., memaparkan komitmen dan langkah konkret RSA UGM menuju Green Hospital dalam ajang The 19th Post Graduate Forum on Health System and Policy yang bertajuk “Policy and Action for Sustainable Healthcare 2030”. Forum ini diselenggarakan pada 17–18 Juni 2025 di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM.
Dalam presentasinya, Darwito menjelaskan berbagai inisiatif keberlanjutan (sustainability) yang telah diterapkan di RSA UGM. Inisiatif tersebut meliputi pengelolaan air dan limbah, pemanfaatan energi terbarukan, efisiensi energi, hingga penyediaan ruang terbuka hijau untuk mendukung proses penyembuhan pasien.

“RSA UGM telah mengelola air dengan prinsip keberlanjutan melalui gerakan panen air hujan untuk keperluan air bersih dan pengendalian banjir, serta pembangunan sistem drainase yang ramah lingkungan,” jelas Darwito. RSA UGM juga memanfaatkan hasil pengolahan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk keperluan peresapan air dan penyiraman tanaman.
Inovasi unik lain yang ditawarkan RSA UGM adalah pembangunan healing garden, sebuah ruang terbuka hijau yang dirancang sebagai bagian dari terapi penyembuhan pasien. Selain itu, RSA UGM juga rutin menyelenggarakan “Pasar Krempyeng” setiap Rabu Wage sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dan edukasi mengenai lingkungan.
Dalam hal pengelolaan limbah, RSA UGM juga telah melakukan pemilahan dan pengolahan limbah cair, limbah organik, limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), serta limbah domestik. Limbah organik, seperti daun dan sisa makanan, diolah menjadi kompos dan pupuk organik cair (POC), serta dimanfaatkan dalam budidaya maggot (biokonversi).
Hasil pengelolaan limbah organik tersebut turut menjadi sustainability untuk masyarakat dan warga sekitar rumah sakit, bukan hanya untuk RSA sendiri. Seperti budidaya maggot yang tidak hanya digunakan sebagai penyubur bagi tanaman di RSA UGM, namun dapat menjadi pakan ternak dan penyubur bagi warga sekitar. RSA UGM turut membangun Rumah Maggot untuk warga sekitar RSA UGM.
Hasil pengelolaan limbah organik tersebut dapat dilihat di booth RSA UGM yang turut memeriahkan The 19th Post Graduate Firum in Health System and Policy. Para peserta dapat melihat langsung hasil dari inovasi ini, sekaligus mendapatkan edukasi mengenai pengelolaan limbah ramah lingkungan di lingkungan rumah sakit.
Partisipasi RSA UGM menjadi bukti nyata dari komitmen institusi dalam mewujudkan sistem layanan kesehatan yang berkelanjutan, sekaligus mendorong rumah sakit lain di Indonesia untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam menciptakan masa depan kesehatan yang lebih hijau dan berkelanjutan.