Oleh: dr. Fita Wirastuti,MSc., SpA
Gerakan Tutup Mulut (GTM) adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan perilaku anak yang menolak makan dengan cara menutup mulut, memalingkan wajah, atau menunjukkan penolakan verbal maupun nonverbal saat diberikan makanan. GTM merupakan salah satu bentuk feeding difficulty yang cukup sering dijumpai, khususnya pada masa peralihan seperti mulai MPASI hingga usia prasekolah. Fase ini seringkali membuat orang tua cemas, apalagi jika berlangsung cukup lama.

Apa saja penyebab GTM pada anak?
Beberapa faktor telah di identifikasi sebagai penyebab GTM, baik secara fisiologis, psikososial, maupun perilaku:
- Faktor Fisiologis
- Tumbuh gigi, sariawan, infeksi saluran pernapasan atas, maupun gangguan gastrointestinal (GERD, konstipasi, intoleransi makanan) dapat menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan saat makan.
- Gangguan otot yang mempengaruhi oromotor skills juga dapat mempengaruhi kemampuan dan kenyamanan makan.
- Faktor Psikososial dan Lingkungan
- Interaksi orang tua-anak saat makan yang bersifat memaksa atau menekan. Pengalaman negatif saat makan, seperti dipaksa makan atau tersedak, bisa menimbulkan trauma dan membuat anak menolak makan di kemudian hari.
- Rasa bosan dengan menu yang itu-itu saja. Anak juga bisa merasa jenuh jika menu makanan terlalu monoton atau tidak menarik. Rasa, tekstur, dan warna makanan yang tidak variatif dapat memengaruhi nafsu makan
- Lingkungan makan yang tidak kondusif (misal penggunaan TV atau gadget saat makan). Gadget, TV, atau mainan selama makan membuat anak kehilangan fokus dan jadi malas makan
- Perubahan lingkungan (misalnya pindah rumah atau kelahiran adik) dapat memengaruhi emosi dan perilaku makan anak.
- Feeding Practice yang Tidak Sesuai
- Jadwal makan tidak teratur.
- Pemberian susu atau camilan terlalu sering. Konsumsi susu atau camilan terlalu dekat dengan waktu makan utama bisa membuat anak kenyang dan tidak tertarik untuk makan.
- Tekstur dan jenis makanan tidak sesuai usia.
- Stimulasi makan yang tidak adekuat sejak usia dini.
- Picky Eating dan Food Neophobia
- Food Neophobia merupakan ketakutan terhadap makanan asing, hal ini wajar, dan bisa berlangsung berminggu-minggu. Demikian pula dengan Picky Eating yang hanya mau makanan tertentu saja.
- Merupakan bagian dari perkembangan normal pada anak usia 2–6 tahun, tetapi bisa menjadi berkepanjangan bila tidak ditangani dengan tepat.
Apa yang ter jadi bila GTM berkepanjangan?
Jika GTM berlangsung lama dan tidak ditangani secara tepat, dapat timbul komplikasi jangka pendek maupun panjang, antara lain:
- Malnutrisi Energi dan Protein
Anak yang menolak makan secara kronis berisiko mengalami penurunan berat badan dan gangguan pertumbuhan.
- Defisiensi Mikronutrien
GTM dapat menyebabkan kekurangan zat besi, seng, vitamin D, dan nutrien penting lainnya.
- Failure to Thrive (FTT)
Salah satu komplikasi berat adalah failure to thrive, yaitu kondisi di mana anak gagal mencapai pertumbuhan dan perkembangan sesuai kurva standar WHO.
- Gangguan Perkembangan Kognitif dan Motorik
Asupan nutrisi yang tidak memadai secara kronik dapat berdampak pada perkembangan otak, perilaku, dan kemampuan motorik halus/kasar.
- Masalah Psikososial
Makan yang penuh tekanan dapat menciptakan hubungan negatif antara anak dan makan, yang berlanjut hingga dewasa.
Bagaimana mengatasi anak dengan GTM?
Manajemen GTM perlu dilakukan secara multidimensi dan individual, meliputi edukasi orang tua, modifikasi perilaku, serta intervensi medis jika diperlukan.
- Edukasi dan Pendekatan Parental
- Terapkan prinsip “Division of Responsibility” oleh Ellyn Satter: orang tua bertanggung jawab atas apa, kapan, dan di mana anak makan, sedangkan anak bertanggung jawab atas berapa banyak dan apakah ia akan makan.
- Hindari memaksa anak makan, beri kesempatan anak untuk mengekspresikan rasa lapar dan kenyang.
- Optimalisasi Feeding Environment
- Jadwalkan makan 3 kali sehari dengan 2 kali camilan. Waktu makan maksimal 30 menit.
- Hindari gangguan seperti TV atau gadget.
- Sajikan makanan dengan presentasi menarik dan bervariasi.
- Modifikasi Tekstur dan Jenis Makanan
- Pastikan makanan sesuai usia dan kemampuan oromotor anak.
- Hindari loncatan tekstur yang terlalu cepat.
- Deteksi dan Terapi Penyakit yang Mendasari
- Tangani masalah medis yang mendasari (misal: GERD, konstipasi, sariawan).
- Rujuk ke ahli gizi anak, psikolog klinis, atau dokter tumbuh kembang jika perlu.
- Pemantauan Tumbuh Kembang
- Monitoring antropometri dan kurva WHO
- Evaluasi intake makanan harian
GTM adalah fase normal dan biasanya bersifat sementara, terutama pada fase MPASI dan balita awal. Yang terpenting adalah menjaga pendekatan yang positif dan sabar. Pendekatan berlandaskan feeding rules, suasana makan positif, variasi menu, dan perhatian terhadap kondisi anak secara menyeluruh sangat efektif. Jika GTM berlangsung lama atau disertai gejala medis, segera konsultasikan dengan dokter anak atau ahli gizi untuk intervensi yang tepat.
Referensi:
- Gerakan Tutup Mulut pada Batita. idai.or.id
- IDAI: Sulit Makan pada Bayi dan Anak. 2020. idai.or.id
- Kerzner B, et al. A Practical Approach to Classifying and Managing Feeding Difficulties. Pediatrics. 2015;135(2):344-353.
- Kerzner B, Milano K, MacLean WC, Berall G, Stuart S, Chatoor I. Pediatric Feeding Disorder: Consensus Definition and Conceptual Framework. Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition. 2019;68(1):124–129.
- National Center for Biotechnology Information (NCBI). Feeding difficulties in children: a guide for clinicians. Paediatr Child Health. 2000.
- Satter E. Division of Responsibility in Feeding. Journal of Nutrition Education and Behavior. 2000.
- Indicators for assessing infant and young child feeding practices. 2008.