Puasa Ramadhan suatu kewajiban bagi umat muslim yang telah baligh. Tubuh yang fit dibutuhkan untuk mendukung aktivitas selama berpuasa sebulan penuh. Bagaimana halnya dengan pasien pascaoperasi? Apakah diperbolehkan berpuasa?
dr. Agung Widianto, Sp.B-KBD – Dokter Spesialis Bedah Digestif RS UGM menjelaskan, “Pada kondisi umum dibutuhkan waktu ± 1 minggu untuk masa pemulihan dan 3-4 minggu pascaoperasi sudah kembali fit. Asupan gizi dan daya tahan tubuh menjadi faktor pendukung pemulihan kondisi pasien”.
“Pada kasus operasi pengangkatan usus buntu, pemulihan ditandai dengan bekas luka yang mengering, pasien kembali sehat dan mulai dapat beraktivitas kembali. Kondisi ini memungkinkan bila akan berpuasa, dengan catatan pasien tidak merasa lemas dan lesu” tambah dr. Agung.
Berpuasa selama Ramadhan tidak membahayakan pasien pascaoperasi, namun dapat memperlambat pemulihan dikarenakan asupan nutrisi yang dikonsumsi terbatas. Untuk kasus operasi besar, misalnya pemotongan usus dianjurkan untuk tidak berpuasa Ramadhan dan menggantinya saat sudah sehat kelak.
Tips kesehatan untuk pasien pascaoperasi dan ingin berpuasa, sebagai berikut:
1. Cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum minimal 2 liter per hari (± 8 gelas): saat berbuka, setelah makan, setelah sholat magrib, sebelum sholat tarawih, setelah sholat tarawih, sebelum tidur, bangun tidur dan saat sahur, masing-masing 1 gelas diwaktu tersebut.
2. Penuhi gizi tinggi protein
Setelah operasi dilarang makan makanan yang berbau amis adalah MITOS. Konsumsi makanan dengan kandungan protein tinggi seperti daging, telur, ikan tuna dan berbagai olahan susu akan membantu mempercepat proses pemulihan jaringan dan kulit yang ditandai dengan rasa gatal.
3. Istirahat yang cukup dengan tidur minimal 8 jam per hari.
4. Menjaga luka operasi agar tetap steril dan melakukan perawatan luka sesuai jadwal yang telah diberikan oleh dokter.
Untuk informasi lebih lanjut :
HUMAS RS UGM, email: humas.rsugm@ugm.ac.id