Alvita Ghaisani, Kondisi pandemi dapat berpengaruh terhadap perilaku makan tenaga kesehatan (nakes). Hal ini bisa terjadi karena stres beban kerja, kurangnya waktu istirahat serta tingkat kejenuhan yang tinggi. Perilaku makan menjadi tidak teratur dan cenderung untuk memilih makanan yang kurang sehat sehingga dapat mempengaruhi taraf kesehatan nakes dan menurunkan performa kerja.
Idealnya dalam satu porsi makanan yang dikonsumsi wajib menerapkan prinsip Pedoman Gizi Seimbang dan mengacu pada rekomendasi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Prinsip Pedoman Gizi Seimbang yaitu semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tertuang pada piring makan yaitu terdapat sumber karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak, vitamin, mineral dan serat. Berdasar angka kecukupan gizi terbaru yaitu AKG 2019, kebutuhan gizi tenaga kesehatan terutama yang sedang bertugas sebesar AKG 2019 + 10%, dengan komposisi karbohidrat kurang lebih sebesar 50%, protein 15% dan lemak 30%.
Terdapat beberapa penelitian yang mengkaji pola makan pada tenaga kesehatan. Sebanyak 59 dari 92 tenaga kesehatan di Surabaya (64,51%) menerapkan Pedoman Gizi Seimbang selama pandemi. Penelitian serupa dilakukan di Pakistan, dimana hanya 1 dari 1.190 responden tenaga kesehatan yang memenuhi Panduan Makan yang berlaku. Di China, lebih dari 50% responden tenaga kesehatan (total responden 1.048) mempunyai pola makan yang tidak teratur selama pandemi.
Tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas kesehatan, terutama di ruang rawat Covid-19 membutuhkan dukungan nutrisi optimal karena mempunyai keterbatasan dalam mengakses makanan selama dinas baik karena terbatas akses keluar masuk ruangan maupun karena penggunaan APD yang selalu digunakan saat bekerja sehingga menghambat proses konsumsi makanan meskipun telah disediakan. Peran Instalasi Gizi sangat diperlukan dalam menjaga dan mengatur konsumsi makanan tenaga kesehatan yang bertugas agar memenuhi standar kebutuhan energi dan zat gizi guna meningkatkan imunitas tenaga kesehatan.
Instalasi Gizi RS Akademik UGM telah menyediakan paket konsumsi untuk tenaga kesehatan garda terdepan berupa paket makan untuk tiga kali shift setiap harinya. Makanan yang disajikan terdiri atas makanan pokok, lauk hewani dan nabati, serta sayuran ditambah dengan selingan berupa biskuit, susu UHT atau buah untuk setiap kali makan. Porsi makan yang disajikan sudah diperhitungkan sesuai dengan angka kecukupan gizi nakes. Menu makanan garda terpisah dengan menu makanan pasien untuk menyesuaikan cita rasa dan daya terima.
Zat gizi makro diperlukan sebagai bahan utama untuk pertumbuhan, perkembangan dan menjalankan fungsi tubuh secara normal. Zat gizi makro (makronutrien) berperan besar dalam membentuk energi tubuh dan seluruh proses metabolisme. Berikut rincian kebutuhan zat gizi makro :
Tabel 1. Kebutuhan zat gizi makro berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin |
Kebutuhan Gizi Harian |
Kebutuhan Gizi Saat Bekerja |
||||||
Energi | Protein | Lemak | Karbohidrat | Energi | Protein | Lemak | Karbohidrat | |
Laki-Laki |
2650 kkal | 65 gram | 75 gram | 430 gram | 883 kkal | 22 gram | 25 gram | 143 gram |
Perempuan |
2250 kkal | 60 gram | 65 gram | 360 gram | 750 kkal | 20 gram | 22 gram | 120 gram |
Zat gizi mikro juga berperan penting dalam menjalankan fungsi tubuh dan pertumbuhan, serta berperan dalam pencegahan penyakit. Walaupun zat gizi mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi berperan besar sebagai kofaktor, pengikat, serta menjadi alat dari proses tersebut. Baik zat gizi makro dan mikro memiliki peran penting dalam kehidupan kita. Adapun kebutuhan zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Jenis nutrien
Mikronutrien |
L | P | Mikronutrien | L |
P |
Vitamin A (RE) | 650 | 600 | Kalsium (mg) | 1000 | 1000 |
Vitamin D (mcg) | 15 | 15 | Fosfor (mg) | 700 | 700 |
Vitamin E (mcg) | 15 | 15 | Magnesium (mg) | 360 | 360 |
Vitamin K (mcg) | 65 | 55 | Besi (mg) | 9 | 9 |
Vitamin B1 (mg) | 1,2 | 1,1 | Iodium (mcg) | 150 | 150 |
Vitamin B2 (mg) | 1,3 | 1,1 | Seng (mg) | 11 | 11 |
Vitamin B3 (mg) | 16 | 14 | Selenium (mcg) | 30 | 30 |
Vitamin B5 (mg) | 5 | 5 | Mangan (mg) | 2,3 | 2,3 |
Vitamin B6 (mg) | 1,3 | 1,3 | Flour (mg) | 4 | 4 |
Vitamin B9 (mcg) | 400 | 400 | Kromium (mcg) | 36 | 36 |
Vitamin B12 (mcg) | 4 | 4 | Kalium (mg) | 4700 | 4700 |
Biotin (mcg) | 30 | 30 | Natrium (mg) | 1500 | 1500 |
Kolin (mg) | 550 | 425 | Klor (mg) | 2250 | 2250 |
Vitamin C | 90 | 75 | Tembaga (mcg) | 900 | 900 |
Kebutuhan gizi untuk nakes saat bertugas, terutama yang bekerja di garda terdepan/zona merah juga sudah diperhitungkan. Berikut rincian perhitungan kebutuhan zat gizi nakes:
Tabel 3. Perhitungan pemberian support makan lengkap dan snack di Zona Merah
Penukar | Energi (kkal) | Karbohidrat (gr) | Protein (gr) | Lemak (gr) | |
Karbohidrat | 2 | 350 | 80 | 8 | 0 |
Protein Nabati | 1 | 75 | 7 | 6 | 3 |
Protein Hewani | 2 | 150 | 0 | 14 | 10 |
Sayur | 1 | 50 | 9 | 3 | 0 |
Susu | 1 | 130 | 16 | 7 | 7 |
Minyak | 1 | 45 | 0 | 0 | 5 |
Snack (karbohidrat) | 0,5 | 87,5 | 20 | 2 | 0 |
Total | 887,50 | 132,00 | 40,00 | 25,00 | |
Rekomendasi | 883,00 | 143,00 | 22,00 | 25,00 | |
% Pemenuhan | 100,51 | 92,31 | 181,82 | 100,00 |
Penyelenggaraan makanan untuk garda terdepan dilakukan bersamaan dengan pelayanan makanan pasien. Persiapan dan pengolahan bahan dilakukan oleh pramumasak, sedangkan pemorsian dan pendistribusian makanan dilakukan oleh pramusaji. Jumlah petugas garda terdepan yang bertugas direkap dengan mengacu pada rekapan jadwal harian yang dikirim oleh masing-masing ruang rawat. Porsi makan yang disajikan setiap makan kurang lebih sekitar 70-100 porsi dan per hari dapat melayani makanan sebanyak 180-220 porsi.
Makanan disajikan dengan alat makan disposable seperti box kardus dan box mika untuk memudahkan penyajian serta mengurangi risiko penularan infeksi melalui alat makan. Distribusi makanan petugas garda terdepan dilakukan bersamaan dengan distribusi makanan pasien. Distribusi makanan garda terdepan dilakukan oleh pramusaji yang bertugas mengantar makanan di ruang rawat inap pasien Covid-19.
Jaminan kualitas makanan dilakukan dengan melakukan penerapan higiene sanitasi makanan. Mulai dari proses penerimaan hingga distribusi makanan dilakukan sesuai standar di Instalasi Gizi yang sudah memenuhi standart akreditasi. Untuk menjaga mutu makanan dilakukan dengan menerapkan Quality Control yang dilakukan Ahli Gizi dengan uji hedonik makanan saat proses pemasakan agar rasa, tekstur, suhu dan warna sesuai dengan standar. Selain itu juga dilakukan survey kepuasan makan pasien, tim garda terdepan dan direksi untuk menilai tingkat kepuasan mutu makanan yang disajikan kepada semua konsumen.
Peran dukungan nutrisi sangat penting diterapkan pada garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19 agar nakes dapat meningkatkan imunitas untuk menurunkan risiko terpapar infeksi. Integrasi lintas sektor dan lintas profesi diperlukan untuk meningkatkan optimalisasi layanan di Instalasi Gizi.[ed.DHe]
Daftar Pustaka
Heriyana, Amelliya Nur. dkk. 2020. Gambaran Kesesuaian Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Waktu Istirahat Tenaga Kesehatan Kota Surabaya di Masa Pandemi Covid-19. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Mattioli, A., Sciomer, S. et al .2020. Quarantine During Covid-19 Outbreak: Changes in Diet and Physical Activity Increase The Risk of Cardiovascular Disease. Nutrition Metabolism & Cardiovasculer Disease.
Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia. 2020. Panduan Praktis Pelaksanaan Nutrisi Covid-19.
Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Zhang, J., Lai, S. et al .2020. Diet and Nutrition of Healthcare Workers in Covid-19 Epidemic- Hubei, China, 2019. China: China CDC Weekly, 2 (27).