Operasi Pertama Pengangkatan Tumor Otak Melalui Metode Transnasal Endoscopy di RSA UGM

Yogyakarta, 9 April 2022. Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM) menjadi rumah sakit pertama di DIY yang melakukan operasi pengangkatan tumor otak melalui metode transnasal endoscopy yaitu tindakan operasi pengangkatan tumor melalui hidung dengan menggunakan alat endoscopy. Transnasal endoscopy digunakan untuk mengangkat tumor yang berada di dasar otak terutama di atas rongga hidung. Tindakan ini dilakukan pertama kali di RSA UGM, dan menjadi rumah sakit pertama di Yogyakarta yang melakukan tindakan operasi pengangkatan tumor otak melalui metode transnasal endoscopy.

Dokter Spesialis Bedah Saraf RSA UGM – dr. Akhmad Suryonurafif, M.Ked.Klin, Sp.BS menuturkan bahwa metode transnasal endoscopy ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan operasi konvensional, yakni durasi tindakan yang lebih singkat antara 60 – 120 menit. Sedangkan operasi konvensional membutuhkan waktu 2 – 4 jam. Hal ini dikarenakan pada operasi konvensional perlu melepas tulang tengkorak sementara, lalu membuka selaput otaknya dan menggeser sedikit otak agar bisa menuju ke bagian tumornya. Sedangkan metode transnasal endoscopy ini dilakukan melalui rongga hidung dan langsung menuju ke tumor. Sehingga presentase tumor untuk terambil keseluruhan lebih besar melalui metode ini.

Tindakan transnasal endoscopy ini dinilai efektif dan efisien secara biaya, karena lebih sedikit jaringan yang dirusak untuk menuju tumor, bahkan tidak dilakukan jahitan pada tindakan ini. Sehingga dapat meminimalkan resiko pendarahan dan pemulihan pasien menjadi lebih cepat.

Dokter Spesialis THT – dr. Anton Sony Wibowo, Sp. T.H.T.K.L., M.Sc juga menambahkan bahwa

Operasi Pertama Pengangkatan Tumor Otak
Melalui Metode Transnasal Endoscopy di RSA UGM

metode transnasal tidak menganggu sistem pernafasan maupun anatomi hidung. Beliau menuturkan tidak ada penyumbatan maupun gangguan pada pernafasan pasca operasi. Pemantauan terhadap penyembuhan luka dan pembersihan juga dilakukan untuk menurunkan kemungkinan infeksi pasca operasi. (Krisma/Humas).