Tak terasa kita telah hampir memasuki 10 hari terakhir Bulan Ramadhan dan sebentar lagi usai sudah Bulan Ramadhan yang sangat kita cintai dan nanti-nantikan. Setelah beberapa minggu berpuasa tentunya kita rasakan manfaat puasa yang membuat badan kita menjadi lebih tampak muda dan ringan. Namun pada beberapa kasus ditemukan beberapa gangguan pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan pada saat puasa, walaupun sebenarnya jauh lebih banyak yang mengalami kesembuhan alami pada pasien dengan gangguan pencernaan yang benar-benar berniat puasa dan menjalani puasa sesuai ajaran Rasul dan benar benar berniat puasa dengan benar karena Allah SWT. Inti puasa adalah niat dan menahan diri, termasuk dari pikiran dan niat makan serta minum, sehingga pikiran kita sudah memprogram saluran pencernaan, khususnya lambung untuk beristirahat. Istirahat dari memproduksi asam lambung dan enzym pencernaan lainnya.
Pada Bulan Ramadhan ini jumlah pasien bedah pencernaan merosot tajam dan pasien yang mengalami sakit adalah yang kurang melaksanakan puasa secara benar sesuai sunnah Rasul, mengakhirkan waktu sahur dan menyegerakan saat berbuka. Gangguan pencernaan saat puasa yang sering terjadi adalah diare. Penyebab utama diare adalah konsumsi makanan yang tidak tepat. Makanan terlalu pedas dan asam menjadi pencetus diare. Belum lagi makanan yang sudah terkontaminasi dan tetap dikonsumsi, dicurigai menjadi penyebab kenapa pasien yang batal tersebut mengalami diare. Namun saat puasa pada 10 hari pertama diare bisa terjadi justru karena proses detoksifikasi tubuh yang kemudian dikeluarkan bersama dengan diare tersebut.
Gangguan dari pengeluaran asam lambung yang berlebihan itu biasa disebut dengan sakit maag. Secara garis besar sakit maag dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu sakit maag fungsional dan sakit maag organik.
Pada penderita sakit maag fungsional, diketahui apabila pada pemeriksaan dengan endoskopi (teropong saluran pencernaan atas) tidak didapatkan kelainan secara anatomi. Kelainan sakit maag fungsional hanya pada fungsi saluran pencernaan terutama lambung dan usus dua belas jari. Pasien dengan gangguan sakit maag fungsional masih dapat berpuasa.
Sementara pada maag organik, biasanya didapatkan kelainan secara anatomi, misalnya luka dalam atau luka lecet pada kerongkongan, lambung, usus dua belas jari, serta kanker pada organ pencernaan tersebut. Khusus pada penderita sakit maag organik yang belum diobati terutama jika mengalami gejala seperti berat badan turun, anemia/pucat, muntah darah, BAB hitam dan tidak bisa menelan, tidak dianjurkan untuk melakukan puasa.
Disiplin ilmu kesehatan masyarakat mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya sakit maag. Faktor risiko penyakit maag adalah pola makan yang tidak teratur, stres berat, konsumsi alkohol, dan minum kopi berlebihan. Karena itu, seseorang yang sudah terkena penyakit maag, maka pantang baginya mengonsumsi makanan yang pedas, asam, bersantan, serat tinggi, dan daging kambing karena dapat meningkatkan produksi asam lambung.
Stres berat dapat menyebabkan penyakit maag karena dapat mendorong lambung menghasilkan asam secara berlebihan. Sakit maag juga disebabkan makan tidak teratur atau sering terlambat makan, sering mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein. Kesemuanya itu menyebabkan gangguan fungsi lambung. Untuk mengatasinya, biasanya dokter akan meresepkan obat anti gangguan lambung berupa antasida dan magasida yang sifatnya meringankan serangan sakit maag tapi tidak menghilangkan penyebab gangguan fungsi lambung. Namun bila konsumsi obat-obatan terus-menerus dapat memicu munculnya batu pada saluran kemih.
Bicara saat makan juga akan menyebabkan tertelannya udara sehingga akan menyebabkan banyak gas didalam saluran cerna.
Lambung memproduksi asam lambung secara teratur untuk membantu mencerna makanan. Prinsip pola makan teratur dapat mengurangi gangguan lambung sambil mengurangi asupan lemak, dan rutin berolahraga. Jadwal makan yang tidak teratur menyebabkan lambung sulit beradaptasi sehingga mengakibatkan terjadi iritasi dinding mukosa pada lambung. Ketika tubuh membutuhkan asupan makanan, maka produksi asam lambung akan meningkat. Jika asam lambung terproduksi secara berlebih maka akan menyebabkan masalah serius pada lambung. Jenis makanan yang patut dikurangi adalah makanan yang merangsang asam lambung, seperti durian, kopi, keju, makanan yang terlalu pedas, dan yang banyak mengandung gas.
Sebenarnya ada cara alami mengatasi gangguan sakit lambung dengan cara mengonsumsi cumi-cumi atau ikan mas atau produk makanan yang mengandung keduanya. Cangkok cumi-cumi mengandung kalsium fosfat, kalium karbonat, dan natrium karbonat yang berfungsi untuk meredakan gangguan lambung. Namun tidak semua cangkok cumi-cumi dapat dipakai, hanya yang berwarna putih dan cangkok yang besar, bukan yang berwarna kekuning-kuningan atau kebiru-biruan.
Selama berpuasa, asupan makanan dan minuman harus menjadi perhatian, terutama pada penderita sakit maag. Bagi penderita maag yang berpuasa, asupan makanan dan minuman harus menjadi perhatian. Sebaiknya hindari makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak serat, antara lain sayuran tertentu (sawi, kol), buah-buahan tertentu (nangka, pisang ambon), makanan berserat tertentu (kedondong, buah yang dikeringkan), dan minuman yang mengandung gas (seperti minuman bersoda).
Makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti kopi, minuman beralkohol 5%–20%, anggur putih, sari buah sitrus atau susu full cream sebaiknya dikurangi. Kopi juga sebaiknya dihindari saat sahur karena akan merangsang buang air kecil berlebih (diuresis). Agar asam lambung tak meningkat, jangan konsumsi makanan yang sulit dicerna sehingga memperlambat pengosongan lambung. Sebab, hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung, antara lain makanan berlemak, kue tar, cokelat, dan keju.
Puasa seyogyanya sejalan dengan Al Quran yang mengajarkan untuk makan hanya pada saat lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Lihat Surat Al A’raf ayat 31 yang berbunyi, “Makan dan minumlah, tapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”
Bulan Ramadhan adalah bulan penyembuhan bagi penderita penyakit maag karena nafsu makan terkendalikan. Jadwal makan jadi teratur dan nafsu makan dibatasi oleh waktu yakni hanya pada malam hari sehingga nafsu ingin makan berlebihan disiang hari tidak terpenuhi. Ajaran Islam memang menganjurkan untuk mengendalikan makan agar sehat dengan membagi atas tiga isi perut: sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiganya untuk bernafas.
Akhirnya semoga kita bisa melaksanakan puasa di Bulan Ramadhan tahun ini dengan khusyuk dan memperoleh manfaat dunia dan akhirat. Selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan.
dr. Agung Widianto, Sp.B-KBD
Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif RS UGM