Oleh dr. Humaera Elphananing Tyas | Editor: dr. Astari Pranindya Sari, Sp.P
Halo sahabat sehat RSA kali ini artikel akan membahas tentang choking, hal yang sering dialami oleh kita terutama pada anak anak. Choking dalam Bahasa Indonesia berarti tersedak, yaitu kondisi dimana terdapat sumbatan benda asing di saluran nafas yaitu faring, hipofaring dan trakea, sumbatan tersebut dapat bersifat total jika seluruh lubang di saluran nafas tertutup atau parsial jika hanya sebagian saja dari lubang di saluran nafas yang tertutup benda asing. Tersedak merupakan kondisi berbahaya yang dapat mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen dan dapat berakibat kematian karena pada prinsipnya benda asing akan mengganggu keluar masuknya udara pernapasan.
Kondisi choking ini dapat dialami oleh siapapun, bisa pada anak-anak maupun dewasa. Mayoritas kematian yang disebabkan choking pada bayi atau anak kurang dari 3 tahun karena reflelk batuk untuk mengeluarkan sumbatan pada jalan nafasnya belum baik dan anak-anak belum bisa mematuhi perintah untuk membatukkan jika terjadi sumbatan pada jalan nafasnya. Selain itu, pada anak usia kurang dari 3 tahun saluran nafasnya masih kecil, belum dapat mengunyah dan menelan makanan dengan baik terutama pada anak dengan kelainan menelan, memiliki gangguan neuromuscular, keterlambatan perkembangan, trauma otak dan kondisi medis lainnya yang dapat mempengaruhi koordinasi neuromuscular kompleks yang melibatkan proses menelan.
Pada anak, benda yang biasanya menyebabkan tersedak adalah makanan, koin atau mainan serta balon. Faktor perilaku yang dapat meningkatkan risiko anak untuk tersedak yaitu senang memasukkan benda-benda asing ke mulut, makan dengan cepat, dan banyak aktivitas saat makan seperti berjalan, berlari, berbicara, tertawa.
Karena tersedak itu berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian pada anak maka perlu dilakukan pencegahan terhadap kejadian tersedak yaitu dengan cara:
- mengawasi anak ketika makan dan bermain
- menjauhkan benda-benda yang berukuran kecil dan mudah tertelan anak
- membelikan mainan dengan desain produk yang tidak berisiko tertelan anak
- memotong makanan menjadi kecil-kecil sehingga tidak berisiko menyumbat jalan nafas
- hindari bicara dan tertawa pada saat makan
Karena kita tidak mungkin mencegah semua kejadian tersedak pada anak, maka semua orangtua, guru atau pengasuh anak harus diberikan edukasi tentang pertolongan pertama terhadap kejadian tersedak khususnya pada anak yang berisiko tinggi tersedak.
Ketika bayi atau anak mengalami tersedak penanganannya agak sedikit berbeda dari dewasa dan tindakan yang kita lakukan juga tergantung derajat sumbatannya yaitu sumbatan parsial/ sebagian atau sumbatan total. Pada anak dan dewasa, jika terjadi sumbatan parsial maka penderita masih bias bernafas namun akan muncul suara mengi, penderita akan batuk-batuk dan membuat suara. Yang kita lakukan adalah dampingi dia, tenangkan dan minta mereka untuk batuk, sambil kita telepon IGD jika kondisinya makin memburuk. Sedangkan pada sumbatan total maka akan bergejala memegangi leher, kondisi melemah, tidak ada batuk, tidak bisa bicara dan membuat suara, atau mungkin ada suara tapi nada sangat tinggi, tidak bernafas atau bernafas sangat lemah serta muncul warna kebiruan disekitar bibir dan jari-jari. Jika terjadi sumbatan total maka lakukan abdominal thrust untuk membantu mengeluarkan sumbatan, telepon IGD dan berikan bantuan hidup dasar jika orang tersebut menjadi tidak responsif/tidak sadar.
Bagaimana melakukan abdominal thrust? Dapat dilakukan pada orang yang masih berespons dan berusia lebih dari satu tahun. Caranya adalah:
- Berdiri di belakang orang yang tersedak,
- Peluk pinggangnya dari belakang hingga lengan kita melingkarinya,
- Kepalkan salah satu tangan kita dan letakkan diatas pusar orang tersebut (tepat ditengah perut). Jangan menekan pada bagian bawah tulang dada (sternum).
- Tangan yang lain, pegang kepalan tangan tadi dan tekan dengan kuat ke perut orang tersebut dengan posisi ke arah atas menuju dadanya
- Lanjutkan prosedur ini sampai sumbatannya keluar atau sampai orang tersebut tidak berespon,
Jika sudah tidak berespons maka segera lakukan prosedur resusitasi jantung paru (bantuan hidup dasar). Jika kita dapat melihat benda asing di mulut orang tersebut dan dapat dengan mudah diambil maka ambillah, perhatikan nafasnya, jika tidak bernafas lakukan bantuan nafas dan resusitasi jantung paru sampai bantuan datang.
Pada bayi jika terjadi sumbatan parsial maka nafas bayi masih ada/terdengar, muncul mengi, dapat batuk dan membuat suara. Yang kita lakukan adalah tetap disamping bayi, tenangkan, dan amati kondisinya jika memburuk namun masih responsif maka lakukan backblow atau chest thrust. Jika tidak ada respon maka lakukan resusitasi jantung paru (bantuan hidup dasar). Jika terjadi sumbatan total maka bayi akan lemah, tidak batuk, tidak dapat membuat suara, mungkin bersuara nada tinggi, tidak bernafas atau bernafas lemah, tampak kebiruan disekitar bibir dan ujung jari. Yang kita lakukan jika bayi menunjukkan gejala sumbatan total maka lakukan backblow/ chest thrust untuk mengeluarkan sumbatan, telepon IGD segera dan lakukan bantuan resusitasi jantung paru jika bayi mulai tidak responsif, jika sumbatan mulai terlihat di jalan nafas maka ambil dan buang.
Bagaimana cara melakukan backblow? Prosedur ini dilakukan pada bayi kurang dari setahun yang masih berespons, Caranya adalah:
- Pegang bayi di pangkuan kita dengan wajah menghadap ke bawah dan kepala lebih rendah dari dada
- Bayi harus dalam kondisi istirahat di lengan kita, dan lengan kita berada di atas paha kita
- Dengan menggunakan pangkal tangan satunya, lakukan pukulan backblow di punggung bayi sebanyak lima kali, jika anak berespons dengan batuk atau menangis maka itu adalah hal yang bagus.
- Lanjutkan pukulan backblow sampai anak membatukkan/ mengeluarkan benda yang menyebabkan tersedak.
Namun jika anak tidak responsif maka langkah selanjutnya dengan melakukan chest thrust dengan cara:
- Tempatkan anak di pangkuan kita dengan menghadap ke atas dan kepala lebih rendah dari dada.
- Lakukan chest thrust dengan menggunakan dua jari di tengah tulang dada atau sternum dibawah payudara, hentakan tersebut seharusnya cukup untuk menekan dada anak sepertiga sampai setengah kedalaman rongga dada dan dapat mengeluarkan sumbatan, terus lakukan prosedur tersebut sampai sumbatan keluar atau sampai tenaga medis datang.
Backblow pada bayi
Sumber: http://slu.adam.com/content.aspx? productId=117&pid=3&gid=100221 |
Chest thrust pada bayi
Sumber: http://slu.adam.com/content.aspx? productId=117&pid=3&gid=100221 |
Mulai dari sekarang jika kita menemukan orang tersedak, segera lakukan langkah-langkah diatas dan segera hubungi IGD RSA UGM ya #Sahabatsehat ke nomor
- 0274-4530303 atau
- 08112548118 atau
- 08112846042
INGAT! Jangan memberikan minum kepada orang atau anak yang tersedak! Cairan yang kita berikan dapat masuk ke saluran nafas anak dan menyebabkan infeksi paru atau sumbatan yang makin memperparah kondisi kekurangan nafas atau hipoksianya.
Hati hati ya #Sahabatsehat RSA!
Sumber:
- Habiba, Ayman. 2010. Prevention of Choking Among Children. American Academy of Pediatrics. https://publications.aap.org/pediatrics/article/125/3/601/72642/Prevention-of-Choking-Among-Children
- https://www.acls.net/choking-and-the-heimlich-maneuver
- https://nhcps.com/lesson/relief-of-choking-for-adults-children-infants/
Penulis
Nama : dr. Humaera Elphananing Tyas
Pekerjaan : Dokter IGD RSA UGM Email : humaera.tyas@gmail.com humaera_elphananing_t@ugm.ac.id Sosial media : @humaeraelphaa |