Puasa Ramadhan suatu kewajiban bagi umat muslim yang telah baligh. Tubuh yang fit dibutuhkan untuk mendukung aktivitas selama berpuasa sebulan penuh. Bagaimana halnya dengan pasien pascaoperasi? Apakah diperbolehkan berpuasa?
Artikel
Dalam rangka Dies Natalis Universitas Gadjah Mada ke-67, Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kegiatan seminar kesehatan dengan topik “Asesmen Pendengaran pada Anak dan Dewasa” dan Sosialisasi Rujukan Berjenjang.
Anak-anak sebaiknya dilatih berpuasa sedini mungkin. Latihan puasa bagi anak-anak berbeda dengan puasa pada orang dewasa. Mengajarkan puasa pada anak harus dengan pendekatan, sebab kemampuan anak-anak dan orang dewasa berbeda. Manfaat berpuasa bagi anak antara lain adalah :
Pada bulan ramadhan ini tidak sedikit orang tua yang berusaha menanamkan artipuasa kepada anak-anaknya di usia yang relatif dini. Ada kalanya meskipun belum masuk usia akil balig, anak-anak sudah diajak belajar berpuasa. Karena masih dalam proses belajar, anak tidak harus berpuasa sehari penuh, tapi boleh dimulai dengan setengah hari. Yang penting adalah pengenalan puasa dapat tertanam kepada si anak sejak dini. Selain itu anak juga belajar mengenai gizi yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
Berikut artikel kesehatan di bulan puasa yang di muat di surat kabar Tribun Jogja
“Anakku sudah mau masuk sekolah tapi belum hafal abjad” atau “Kalau anakku sejak kecil sudah dilatih untuk membaca, memakai kata-kata langsung tanpa mengeja, hasilnya umur 2 tahun sudah bisa membaca” adalah sebagian dari komentar dan diskusi di kalangan orangtua. Sedemikian pentingnya kemampuan
membaca dan kemampuan dasar menulis serta berhitung (calistung) seolah menentukan standar pencapaian dan pembandingan tahap perkembangan anak. Alhasil, para orangtua dan tentu saja para guru terimbas akan adanya tuntutan untuk mengupayakan agar anak segera bisa mengenal huruf dan membaca, kalau perlu tidak harus melewati proses yang panjang dan menimbulkan trauma atau frustrasi. Fenomena ini menimbulkan optimisme dan merangsang para ahli pendidikan anak untuk mengembangkan metode pengajaran membaca ini sedini mungkin dengan cara yang diharapkan tetap berpedoman pada kaidah-kaidah
pengajaran ideal. Hasilnya? Tidak sedikit justru hal inilah yang menyebabkan kekuatiran berlebihan orangtua, karena berdampak pula pada ukuran kepantasan penerimaan masuk sekolah yang menggunakan acuan pencapaian kemampuan mengenal huruf, mengeja, membaca abjad menjadi kata dan kemampuan
merangkai kata-kata menjadi kalimat bermakna sebagai ukuran kemampuan berkomunikasi. Cukup memprihatinkan ketika anak dalam usia yang sangat muda (sekitar 2 tahun) sudah terjadwal mengikuti les membaca – bisnis yang menggiurkan sekaligus kesempatan meredakan kecemasan orangtua terhadap
kemampuan membaca si anak. Tujuan orangtua adalah menyiapkan anak untuk mampu berkompetisi. Semakin banyak ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai dalam usia yang lebih muda, seolah mengkonfirmasi kehebatan orangtua dalam pengasuhan anak mereka. Benarkah kemampuan membaca dini
menjadi jaminan sukses anak selanjutnya?
Kehidupan modern dewasa ini cenderung menuntut individu berperilaku serba ‘cepat’ dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan material. Berbagai tekanan hidup yang terus meningkat memaksa individu berperilaku serba ‘cepat’. Di satu sisi hal ini dapat membentuk potensi diri menjadi pribadi yang kuat karena bertahan dan dapat mengatasi tantangan hidup tapi di sisi lain menimbulkan stressor psikososial dalam kesehatan jiwa dalam masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku masyarakat yang pemarah, pendendam, rakus, serakah, mudah putus asa, pemalas, hilangnya rasa malu dan sebagainya. Sebagian besar dari mereka yang mengalami tidak menyadari dirinya mengalami gangguan mental, sehingga tidak berupaya untuk memperbaiki diri dan mengatasinya. Gangguan jiwa / mental dapat berakar dari tidak terpenuhinya kebutuhan psikis dasar yang berasal dari ciri keberadaan manusia yang harus dipuaskan. Gangguan jiwa berpengaruh erat pada kondisi fisik seseorang. Mental yang sehat adalah individu yang mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, lingkungan dan mampu menghadapi problem-problem hidup serta dapat berkontribusi dalam lingkungannya.
Bismillahirahmanirrahim,
Puasa tinggal beberapa hari lagi. Mari kita merenung ke dalam diri sendiri. Akankah kita mencapai pada diri yang suci?
Puasa sebulan merupakan sarana penyucian diri. Banyak nilai hikmah terkandung dalam ibadah puasa, diantaranya adalah nilai disiplin, pengendalian diri, dan kepedulian sosial. Diharapkan ibadah puasa satu bulan yang kita lakukan tidak hanya menuai rasa lapar dan dahaga saja, namun menuai potensi diri tertinggi manusia yaitu menuju fitrah.
Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib dilakukan oleh semua umat Muslim di seluruh dunia. Puasa merupakan salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri dari segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari, salah satu-nya adalah menahan makan dan minum. Otomatis ketika berpuasa asupan kita akan menurun, tapi apakah hal tersebut memberi dampak negatif terhadap otak?
Puasa ternyata memberi banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, termasuk menjaga kesehatan otak dan saraf kita. Selama ini, beberapa penyakit saraf diketahui dapat menyebabkan kecacatan (disabilitas) dan kematian pada orang-orang usia lanjut. Beberapa penelitian membuktikan bahwa puasa dapat membantu menjaga kesehatan otak dan saraf kita.