• PORTAL AKADEMIK
  • IT CENTER
  • LIBRARY
  • RESEARCH
  • WEBMAIL
  • PUSAT LAYANAN INFORMASI
  • GAWAT DARURAT
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang
    • Sejarah Rumah Sakit Akademik UGM
    • Visi, Misi, Tugas, Motto, dan Kebijakan Mutu
    • Logo Rumah Sakit Akademik UGM
    • Clinical Research Unit
    • Pengabdian Masyarakat
    • Manajemen RSA UGM
    • Pasar Krempyeng
  • Diklat
  • Layanan
    • IGD
    • Unit Tranfusi Darah
    • Klinik Eksekutif dan Medical Check Up
      • Klinik Eksekutif
      • Paket Medical Check Up
    • Klinik
      • Klinik Anak
      • Klinik Bedah
      • Klinik Subspesialis Bedah
      • Klinik Gadjah Mada Orthopedi Center
      • Klinik Dermatologi, Venereologi, dan Estetika
      • Klinik Gigi dan Mulut
      • Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
      • Klinik Kesehatan Jiwa
      • Klinik Mata
      • Klinik Obstetri dan Ginekologi
      • Klinik Paru dan Pernapasan
      • Klinik Penyakit Dalam
      • Klinik Fisik dan Rehabilitasi Medik
      • Klinik Gizi
      • Klinik Saraf
      • Klinik THT-KL
    • Hemodialisa
    • Radiologi
    • Psikologi Anak
    • Antarejo
    • Jatayu Home Care
    • Rawat Inap
    • Health Tourism & Wellness
    • Layanan Unggulan
  • Informasi
    • Jadwal Dokter RSA UGM
    • Artikel
      • Artikel Kesehatan
      • Berita
    • Kerja Sama Asuransi
    • Alur Pasien
    • INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
    • DATA INDIKATOR MUTU
    • Media Monitoring
    • Booklet Edukasi
    • Homestay UGM
  • Kontak Kami
    • Zona Integritas
    • SP4N Lapor
    • E-Komplain
    • Hubungi Kami
  • Beranda
  • Artikel
  • Epilepsi pada Anak: Bagaimana Meningkatkan Kualitas Hidup pada Anak dengan Epilepsi?

Epilepsi pada Anak: Bagaimana Meningkatkan Kualitas Hidup pada Anak dengan Epilepsi?

  • Artikel
  • 9 June 2015, 14.51
  • Oleh: admin
  • 0

Prof. Dr. dr. Elisabeth Siti Herini, Sp.A(K)

Yogyakarta, Selasa 9 Juni 2015. Epilepsi atau sering disebut dengan “ayan” pada anak bisa disembuhkan, dan ada terapi untuk menstabilkan kondisi pasien. Prof. Dr. dr. Elisabeth Siti Herini, Sp.A(K) – Guru Besar pada Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UGM dan Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan Rumah Sakit UGM, dalam pidato pengukuhan Guru Besar-nya menyampaikan “Tujuan dari terapi epilepsi adalah anak terbebas dari serangan kejang, sehingga fungsi otak bisa tetap mencapai maksimal. 2 macam penatalaksanaan, yaitu pengobatan dengan farmakoterapi melalui terapi obat-obatan, dan ada 3 macam non-farmakoterapi yaitu diet ketogenik, stimulasi nervus vagus dan terapi bedah”

Apakah bisa dicegah ? “Kalau kita mengetahui penyebab epilepsi, sebetulnya dalam beberapa hal epilepsi bisa dicegah, antara lain (1) dengan mencegah terjadinya cedera kepala, keadaan ini bisa mencegah epilepsi pasca trauma; (2) perawatan perinatal yang memadai sehingga dapat mengurangi kasus baru epilepsi disebabkan oleh cedera kelahiran; (3) penggunaan obat-obatan atau metode lain untuk menurunkan suhu tubuh anak pada waktu demam untuk mengurangi kemungkinan kejang berikutnya; (4) infeksi sistem saraf pusat juga merupakan penyebab umum dari epilepsi terutama di daerah tropis termasuk Indonesia” Prof.Herini menambahkan.

Epilepsi yang disebabkan infeksi tersebut dapat dicegah dengan imunisasi yang ada seperti imunisasi Haemophylus Influenza B (HiB), IPV yang secara langsung mencegah terjadinya meningitis atau ensefalitis, maupun imunisasi lain seperti BCG, Hepatitis B, DPT, Campak, Tifoid, Rubella, Mumps yang secara tidak langsung kalau terkena penyakitnya bisa memberikan komplikasi meningitis/ensefalitis juga, sedangkan yang tidak bisa dicegah adalah epilepsi idiopatik (WHO, 2012).

Kualitas hidup anak penyandang epilepsi dapat ditingkatkan, namun diperlukan perhatian khusus dari semua pihak yang terkait sehingga penyandang epilepsi bisa mendapatkan perawatan yang memadai, tidak ada kendala dalam segi biaya, sosial maupun budaya. Diharapkan dengan adanya JKN yang dilaksanakan oleh BPJS, banyak obat anti epilepsy (OAE) yang bisa masuk di dalam daftar obat JKN. Sehingga dokter bisa memilihkan OAE yang sesuai dengan tipe epilepsi pada pasien, dan tidak ada pasien epilepsi yang drop out karena masalah biaya, mengingat terapinya yang cukup lama, membutuhkan kesabaran dan ketelatenan.

Narasumber :    Prof. Dr. dr. Elisabeth Siti Herini, Sp.A(K)

 

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Pencarian

Artikel Kesehatan

  • Anak
  • Jantung
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Informasi Terbaru

  • ASI Investasi Bagi Sang Buah Hati
  • RSA UGM Sukses Raih Juara 3 di ECG Smart Championship (ESC)
  • Transformasi Layanan Stroke Dimulai Dari Sini: Workshop Code Stroke Bagi Rumah Sakit Di Gunungkidul
  • RSA UGM Lakukan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan RSUD Wonosari
Universitas Gadjah Mada

Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

Jl. Kabupaten (Lingkar Utara), Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55291

rsa@ugm.ac.id

0811 2548 118 (IGD, WhatsApp Chat Only)
0811 2856 210 (Pusat Layanan Informasi, WhatsApp Chat Only)

Artikel Kesehatan

  • Anak
  • Jantung
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Layanan

  • Health Tourism and Wellness
  • Jatayu Homecare and Telemedicine
  • Unit Tranfusi Darah
  • Antarejo
  • Medical Check-Up
  • Klinik Eksekutif
  • Cathlab
  • CPET
  • Pendidikan dan Pelatihan
ARSPTN logo

© Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY