Penulis: Dian Puspitaningsih,S.Tr.Keb
Editor: dr. Widya Dwi Astuti, Sp.OG
Bayi baru lahir (BBL) membutuhkan ASI untuk memenuhi nutrisi tumbuh kembang optimal, karena ASI mengandung zat gizi lengkap sesuai dengan kebutuhan bayi sampai umur 6 bulan, kelebihan ASI yang lainnya adalah ASI mudah diserap dan dicerna bayi, melindungi dari alergi, bayi memiliki berat ideal dan menurunkan resiko diabetes. Pemberian ASI eksklusif juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kecerdasan serta pertumbuhan otak pada bayi. ASI dapat mencegah bayi kekurangan gizi (malnutrisi), termasuk pencegahan stunting. Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak seusianya.
Menyusui merupakan tahap yang sangat dinantikan ibu setelah kelahiran bayi. Sejak kelahiran bayi sampai umur 6 bulan bayi berhak mendapatkan ASI saja tanpa diberikan tambahan makanan ataupun minuman kecuali obat dan vitamin, ASI juga harus diberikan sampai umur 2 tahun.
Tahap menyusui paling awal disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Proses IMD merupakan permulaan menyusu dini yang dilakukan dengan usaha bayi sendiri segera setelah lahir. IMD dilakukan dengan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap pada perut ibu tanpa terhalang oleh kain selama minimal satu jam dimulai segera setelah bayi lahir. Air susu yang pertamakali keluar disebut dengan kolostrum. Kolustrum mengandung gizi terbaik bagi BBL sehingga dapat melindungi dari berbagai penyakit, menurunkan risiko kematian bayi.
Cara menyusui yang baik dan benar salah satunya dengan memastikan posisi perlekatan yang baik sehingga menyusui dapat berjalan lancar. Agar proses menyusui berjalan lancar ciptakan suasana santai dan pastikan ibu berada pada posisi nyaman, duduk dalam posisi tegak dan bersandar, kaki tidak boleh menggantung. Letakan bayi menghadap ibu, perut bayi menempel ke tubuh ibu. Mulut bayi berada didepan puting ibu, telinga dan lengan atas berada dalam satu garis lurus, sebagian besar areola terutama yg berada di bawah masuk ke dalam mulut bayi, bibir bayi terlipat keluar, tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh bunyi menelan.
Pada saat bayi menyusu, hisapan bayi pada payudara akan menimbulkan dorongan yang akan diteruskan ke otak (hipofisis posterior) sehingga disekresi hormon oksitosin. Hormon oksitosin menyebabkan sel alveoli kelenjar ASI berkontraksi sehingga ASI akan keluar. Kerja hormon oksitosin dipengaruhi psikis Ibu seperti rasa bahagia dan pikiran positif yang akan mengoptimalkan kerja hormon oksitosin sehingga ASI akan lancar keluar. Sebaliknya jika ibu sedih, berfikiran negatif, atau nyeri akan menghambat kerja hormon oksitosin. Sehingga walaupun payudara memproduksi ASI yang cukup, ASI tidak dapat keluar.
Untuk memperlancar proses menyusui ada beberapa upaya yang bisa dilakukan, yaitu dengan memberikan suplemen, mengelola stress, mengindari cemas, istirahat cukup, cukupi kebutuhan cairan dan memberikan terapi pijat oksitosin.
Pijat Oksitosin merupakan pemijatan area punggung sepanjang kedua sisi tulang belakang mulai dari tulang belakang setinggi bahu, hingga turun sampai setinggi tulang belikat. Pijatan ini dapat mempercepat keja syaraf parasimpatis, merangsang hipofisis posterior untuk mengeluarkan oksitosin, sehingga melancarkan pemancaran ASI dari kelenjar mammae. Pijat oksitosin merupakan salah satu terapi nonfarmakologi yang berfungsi menstimulasi produksi ASI, pijatan ini dapat dilakukan oleh suami atau keluarga pendamping dalam membantu ibu menyusui.
Tatacara pemijatan oksitosin:
- Baju bagian atas dilepas, posisi duduk menghadap meja. Gunakan bantal untuk menopang bagian depan tubuh agar posisi lebih nyaman.
- Bagian leher dan samping kanan kiri tulang belakang setinggi bahu di pijat dengan ibu jari yang digerakkan secara melingkar hingga turun ke tulang belikat. Pijat dengan menggunakan bantuan minyak baby oil.
- Gunakan kepalan tangan untuk memijat seluruh punggung dengan tekanan lembut. Setelah rileks, usap seluruh punggung dengan sentuhan nyaman.
Pijat Oksitosin sebaiknya dilakukan kapanpun ibu mau dengan durasi kurang lebih 15 menit, dilakukan sebelum menyusui atau memerah ASI.