Yogyakarta, Rabu 2 Maret 2016 merupakan acara puncak acara HUT Ke-4 dan Grand Opening RS UGM, yang ditandai pemukulan gong dan penandatangan batu prasasti oleh Menristekdikti yang diwakili Prof., Ainun Na`im, MBA, Ph.D. – Sekretaris Jendral Kemenristekdikti, didampingi oleh Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D – Dirjen Pengembangan Sumber Daya Iptek Dikti, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., PhD – Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM, Prof. dr. Arif Faisal, Sp.Rad(K)., DHSM – Direktur Utama RS UGM.
Acara dihadiri oleh Gubernur DIY (diwakili Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat), Dewan Pembina KARS (Prof. Dr. Akmal Taher), Rektor UGM (diwakili oleh Prof.dr.Iwan Dwiprahasto, Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip.HE , Prof. Dr. Suratman, Dr. Didi Achjari, S.E., Akt., M.Com.,), Dewan Pengawas RS UGM (Prof. Dr. Laksono Trisnantoro, MSc., PhD, dr. Arida Oetami, M.Kes), Majelis Wali Amanat (Prof. dr. Yati Soenarto S, Sp.A(K)., Ph.D), Wakil Bupati Kabupaten Sleman (Dra. Hj. Sri Muslimatun, M.Kes) serta perwakilan Bupati/Walikota DIY dan Kabupaten lainnya, Direktur RS PTN (Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Riau, Universitas Sebelas Maret), Dinas Kesehatan DIY dan Kabupaten, RS dan Puskesmas DIY, serta relasi RS UGM.
Dalam sambutannya, Prof. Ainun Naim menyatakan “RS UGM ini telah operasional mencapai usia empat tahun, yang dimulai sejak tanggal 2 Maret 2012. Dalam usia yang relatif muda Rumah Sakit UGM telah membuktikan diri mampu memberikan layanan kepada masyarakat dengan menjalankan peran dan fungsi RS Universitas yang mengemban amanah Tridharma Perguruan Tinggi, terdiri dari Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Komitmen pelayanan berpusat pada keselamatan pasien, yang telah ditunjukkan dengan diraihnya predikat sebagai Rumah Sakit Kelas B, terakreditasi Paripurna oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) versi 2012. Saat ini, RS UGM juga telah melayani pasien JKN. Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam kurun waktu yang relative singkat, diharapkan RS UGM menjadi pelopor dan role model untuk RS PTN lainnya. RS UGM adalah rumah sakit kebanggaan bagi kami seluruh civitas akademika, sebagai Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri yang dibangun sebagai wahana untuk pengembangan keilmuan lintas profesi di bidang kesehatan melalui Inter Professional Education.”
Prof. Ghufron menyampaikan “Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi akan selalu mendukung dengan sepenuhnya operasional dan perkembangan Rumah Sakit UGM. Diantaranya dengan terus mendorong dan mendukung penyelesaian pembangunan gedung-gedung yang masih dalam proses dan penambahan sarana prasarana yang dibutuhkan. Sehingga RS UGM siap berkompetisi dalam menunjang proses pendidikan kedokteran dan berfungsi maksimal dalam rangka mencapai visi, misi dan layanan unggulan.”
“Tahun 2016 RS UGM mendapatkan anggaran untuk melanjutkan penyelesaian 2 gedung rawat inap dan diusahakan tahun berikutnya dapat menyelesaikan 2 gedung yang lain. Penambahan SM RS, khususnya Dokter Spesialis yang diangkat menjadi Dosen diupayakan untuk semakin meningkat. Penambahan SDM professional akan menjadi salah satu pilar peningkatan mutu RS ke depan. Melalui rumah sakit ini kami harapkan pendidikan dan penelitian kedokteran semakin maju, hingga berdampak pada kesehatan masyarakat secara luas”, lanjut Prof. Ghufron.
Prof. Arif Faisal dalam laporannya menyampaikan prestasi yang berhasil diraih RS UGM saat ini. Diantaranya penetapan sebagai rumah sakit kelas B, akreditasi rumah sakit paripurna dari KARS, serta pencatatan rekor di Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk pemeriksaan kepadatan tulang terbanyak yang baru diperoleh Sabtu (20/2). Dalam acara Grand Opening ini dilaunching pula sebuah buku “5 tahun perjalanan RS UGM: tahun 2011 – 2015” mengenai upaya pembangunan dan operasional RS UGM.
Untuk informasi lebih lanjut : HUMAS RS UGM
- Nenggih Wahyuni, nenggi@ugm.ac.id
- Adeta Stafianti, adeta@ugm.ac.id
Email : humas.rsugm@ugm.ac.id