
Bandung, 9 Agustus 2025 – Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 yang digelar di Sasana Budaya Ganesa, Institut Teknologi Bandung, menjadi forum strategis yang mempertemukan para ilmuwan, pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat. Dalam sesi diskusi paralel bidang kesehatan, Dr. dr. Darwito, SH, Sp.B (K) Onk, Direktur Utama Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM) sekaligus Wakil Ketua III Asosiasi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (ARSPTN), tampil sebagai narasumber dengan topik “Digitalisasi dan Kearifan Lokal dalam Transformasi Sistem Kesehatan”.
Dalam paparannya, Dr. Darwito menegaskan pentingnya berdamai dengan teknologi, bukan berperang melawannya. “Teknologi hadir untuk melayani manusia. Kecepatan digital harus berjalan seirama dengan ritme kehidupan masyarakat yang sarat dengan kearifan lokal,” ujarnya.
Menurutnya, penerapan sistem digital di rumah sakit tidak hanya soal efisiensi, tetapi juga soal penguatan nilai gotong royong, kesederhanaan, dan solidaritas sosial yang menjadi fondasi budaya bangsa. RSA UGM, di bawah kepemimpinannya, telah mengembangkan SIMRS berbasis web ‘Sistema’ sejak 2010, yang kini mencakup layanan rawat jalan, rawat inap, e-prescribing, laboratorium, radiologi, jatayu homecare, SMART ICU, APM, dan NEXT-GEN sebuah sistem informasi yang dikembangkan dengan memanfaatkan AI, hingga dashboard manajemen real-time.Tim IT Bersama komite nakes lain juga mengembangkan system informasi pengingat SIP yang akan kadaluwarsa sehingga tidak ada pegawai yang bekerja secara illegal mengganggu pelayanan disebabkan oleh SIP yang tidak berlaku. Menghadapi gempuran tawaran dari luar negeri (Taiwan, Korea Selatan, Jepang) yang menginginkan kerjasama menggunakan data-data pasien RSA UGM untuk membuat AI diagnostic, RSA UGM memilih memberdayakan tim IT RSA UGM berkolaborasi dengan fakultas Tehnik UGM (DTETI) dan MIPA UGM (Ilmu computer). Selain itu RSA UGM juga menciptakan AI untuk memvalidasi klaim pasien-pasien BPJS. Sebagai rumah sakit Pendidikan utama, RSA UGM juga menciptakan system informasi serta penilaian bagi mahasiswa didik melalui SIEMAK dan SIKLINIS.

Bicara Transformasi Digital di FORUM KSTI 2025
“Transformasi digital di sektor kesehatan harus dibarengi dengan investasi sumber daya manusia, baik kuantitas maupun kualitas. Pekerja yang terampil dan produktif akan mampu menghasilkan inovasi yang tidak hanya menguntungkan institusi, tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat luas,” tambahnya.
Kehadiran Dr. Darwito dalam forum bergengsi ini mempertegas kontribusi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) sebagai rumah sakit pendidikan dalam merumuskan peta jalan riset nasional di sektor kesehatan, sejalan dengan delapan sektor industri prioritas KSTI 2025. Ia menekankan bahwa digitalisasi yang sejalan dengan kearifan lokal akan memperkuat kedaulatan kesehatan bangsa sekaligus mendukung tercapainya Asta Cita Presiden Republik Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan sosial. (NW).

Bicara Transformasi Digital di FORUM KSTI 2025