• PORTAL AKADEMIK
  • IT CENTER
  • LIBRARY
  • RESEARCH
  • WEBMAIL
  • PUSAT LAYANAN
  • 0811 2548 118 (IGD)
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang
    • Sejarah Rumah Sakit Akademik UGM
    • Visi, Misi, Tugas, Motto, dan Kebijakan Mutu
    • Logo Rumah Sakit Akademik UGM
    • Clinical Research Unit
    • Pengabdian Masyarakat
    • Manajemen RSA UGM
    • Pasar Krempyeng
  • Diklat
  • Layanan
    • IGD
    • Unit Tranfusi Darah
    • Klinik Eksekutif dan Medical Check Up
      • Klinik Eksekutif
      • Paket Medical Check Up
    • Klinik Gadjah Mada Orthopedi Center
    • Antarejo
    • Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
    • Jatayu Home Care
    • Rawat Inap
    • Rehabilitasi Medik
    • Health Tourism & Wellness
    • Hemodialisa
    • Psikologi Anak
    • Layanan Unggulan RSA UGM
  • Informasi
    • Jadwal Dokter RSA UGM
    • Artikel
    • Kerja Sama Asuransi
    • Alur Pasien
    • INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
    • DATA INDIKATOR MUTU
    • Media Monitoring 2024
    • Booklet Edukasi
      • Booklet P3K Kasus Upaya Bunuh Diri di Lingkungan Kampus
      • Booklet Kenali dan Kendali Hipertensi
    • Homestay UGM
  • Kontak Kami
    • Zona Integritas
    • SP4N Lapor
    • E Komplain
    • Hubungi Kami
  • id ID
    • ar AR
    • zh-CN ZH-CN
    • en EN
    • fr FR
    • de DE
    • id ID
    • it IT
    • ja JA
    • kn KN
    • ko KO
    • ms MS
    • pt PT
    • ru RU
    • th TH
    • uz UZ
  • Beranda
  • Artikel
  • Memahami Ages Pada Diabetes Melitus

Memahami Ages Pada Diabetes Melitus

  • Artikel, Penyakit Dalam
  • 16 June 2025, 09.49
  • Oleh: admin
  • 0

Oleh: dr. Ali Baswedan, Sp.PD., KEM-D

AGEs (Advanced Glycation End-products) merupakan molekul kovalen beracun yang terbentuk dalam tubuh manusia dan makanan. Dikatakan beracun karena pembentukan AGEs melalui proses glikasi, suatu proses kimia tanpa bantuan enzim. Dalam proses ini gula reduksi (seperti glukosa, fruktosa, sukrosa, galaktosa) bereaksi dengan gugus amina bebas pada protein, lipid, atau DNA. Hasilnya, terbentuk ikatan kovalen yang bersifat permanen. Berbeda dengan proses glikosilasi yang terkontrol dan dibantu oleh enzim, proses glikasi bersifat acak, tidak terkendali, dan hasil akhirnya berpotensi merusak jaringan.

Memahami Ages Pada Diabetes Melitus
Memahami Ages Pada Diabetes Melitus

Meskipun berperan penting dalam komplikasi Diabetes, pemahaman terhadap AGEs masih terbatas di kalangan klinisi. Tulisan ini bertujuan membuka wawasan tentang AGEs yang meliputi sejarah, proses pembentukan, dampak klinis, serta pencegahannya.

Sejarah Penemuan AGEs

Konsep dasar AGEs bermula dari temuan “Reaksi Maillard” oleh Louis-Camille Maillard pada tahun 1912. Reaksi tersebut menjelaskan perubahan kimia antara gula dan asam amino, yaitu terbentuknya warna coklat dan aroma khas pada makanan yang dipanggang, dibakar, atau digoreng (seperti kerak roti, daging bakar, kopi, dan biskuit). Fenomena ini sering ditemui di tempat kuliner. Namun, baru pada tahun 1970-an hingga 1980-an para ilmuwan seperti Monnier, Cerami, dan Brownlee mengungkapkan bahwa reaksi serupa terjadi juga dalam tubuh manusia, khususnya pada penderita Diabetes [1]. “Reaksi Maillard” menghasilkan AGEs yang mempercepat kerusakan jaringan. Istilah AGEs mulai digunakan secara luas setelah penemuan reseptornya RAGE (Receptor for Advanced Glycation End-products).

Proses Pembentukan AGEs

Pembentukan AGEs dimulai dari reaksi glukosa (atau gula reduksi lainnya seperti fruktosa, sukrosa, galaktosa) dengan gugus amina bebas pada protein. Hasil reaksi ini membentuk senyawa awal yang disebut Schiff base, bersifat reversibel. Kemudian, dalam perkembangannya Schiff base membentuk produk Amadori yang lebih stabil. Dalam kondisi hiperglikemia kronik, Amadori mengalami reaksi lebih lanjut berupa oksidasi dan dehidrasi sehingga terbentuk AGEs. Molekul kovalen ini irreversibel, tidak bisa kembali ke bentuk Amadori dan bersifat merusak jaringan [2].

Proses pembentukan AGEs dipercepat oleh kondisi hiperglikemia kronis, stres oksidatif, diet tinggi kandungan AGEs (seperti makanan yang digoreng, dipanggang atau dibakar), serta usia lanjut [4].

Dampak Klinis AGEs

AGEs memiliki dampak luas dalam tubuh karena menempel pada protein seperti kolagen, albumin, dan hemoglobin dalam jangka lama. Aktivasi RAGE oleh AGEs memicu reaksi inflamasi kronik, peningkatan produksi ROS (radikal bebas), dan kerusakan di tingkat sel. Akumulasi AGEs di dalam tubuh dikaitkan dengan komplikasi mikroangiopati (retinopati, nefropati, neuropati), makrovaskular (aterosklerosis, stroke), luka yang sulit sembuh pada pasien Diabetes, penuaan dini dan penyakit Alzheimer serta gangguan neurodegeneratif lainnya [3,5].

Kaitan AGEs dan HbA1c

HbA1c merupakan salah satu bentuk glikasi awal (disebut Amadori) yang digunakan secara luas untuk memantau kontrol glikemik pada Diabetes. Meskipun bukan AGEs, kadar HbA1c yang tinggi menandakan lingkungan tubuh yang sangat mendukung sintesa AGEs. Oleh karena itu, HbA1c dapat dianggap sebagai indikator tidak langsung dari proses glikasi yang berlanjut dengan hasil akhir berupa AGEs.

Pencegahan dan Intervensi Klinis

Menekan pembentukan AGEs merupakan pendekatan penting dalam manajemen jangka panjang pasien Diabetes. Beberapa strategi yang utama ialah:

  1. Mengendalikan glukosa darah secara ketat.
  2. Menghindari konsumsi diet berkandungan tinggi AGEs seperti gorengan, makanan panggang atau yang dibakar.
  3. Konsumsi rutin antioksidan alami seperti sayuran, buah, dan rempah-rempah semacam kunyit, jahe dan bawang putih yang mengandung antioksidan (vitamin C, E, polifenol, flavonoid). Diet semacam ini membantu menetralkan radikal bebas (ROS) yang mempercepat pembentukan AGEs. Selain itu, serat dari buah dan sayuran memperlambat penyerapan glukosa, sehingga menurunkan lonjakan glukosa darah dan mengurangi risiko proses glikasi [4].
  4. Aktifkan gaya hidup sehat: olahraga teratur, tidur cukup dan minum air putih untuk menjaga hidrasi tubuh.
  5. Terapi farmakologis: seperti aminoguanidine, AGE breakers (misalnya ALT-711/alagebrium) masih dalam tahap riset. Penelitian pada hewan dan uji klinis awal menunjukkan efek positif aminoguanidine. Efek tersebut berupa penghambatan sintesa AGEs. Namun, efek samping jangka panjang masih menjadi pertanyaan.  [6].

Sebagai kesimpulan, AGEs adalah molekul kovalen yang berperan besar dalam memperburuk komplikasi penyakit kronik, terutama Diabetes Melitus. Pemahaman yang lebih dalam tentang proses pembentukan dan strategi pencegahan AGEs diperlukan bagi klinisi. Hal ini akan menjadi bekal dalam memberikan edukasi dan intervensi yang komprehensif kepada pasien Diabetes. Karena itu, sudah saatnya edukasi tentang AGEs menjadi bagian dari manajemen Diabetes di faskes I maupun Rumah Sakit.

Daftar Pustaka:

  1. Brownlee M. (1995). Advanced protein glycosylation in diabetes and aging. Annual Review of Medicine, 46, 223–234.
  2. Singh R., Barden A., Mori T., Beilin L. (2001). Advanced glycation end-products: a review. Diabetologia, 44(2), 129–146.
  3. Goldin A., Beckman J.A., Schmidt A.M., Creager M.A. (2006). Advanced glycation end products: sparking the development of diabetic vascular injury. Circulation, 114(6), 597–605.
  4. Uribarri J., et al. (2010). Advanced glycation end products in foods and a practical guide to their reduction in the diet. Journal of the American Dietetic Association, 110(6), 911–916.
  5. Peppa M., Uribarri J., Vlassara H. (2004). The role of advanced glycation end products in the development of atherosclerosis. Current Diabetes Reports, 4(1), 31–36.
  6. Thornalley P.J. (2003). Use of aminoguanidine (Pimagedine) to prevent the formation of advanced glycation endproducts. Archives of Biochemistry and Biophysics, 419(1), 31–40.

Tags: Diabetes diabetesmelitus gula penyakit

Pencarian

Artikel Kesehatan

  • Anak
  • Jantung
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Informasi Terbaru

  • Memahami Ages Pada Diabetes Melitus
  • RSA UGM Hadirkan Pasar Krempyeng Rebo Wage, Angkat Tema Kesehatan Lansia
  • Apakah Di Hidung Saya Ada Polip ?
  • Apakah Orang dengan Epilepsi Aman untuk Berolahraga ?
Universitas Gadjah Mada

Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

Jl. Kabupaten (Lingkar Utara), Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55291

rsa@ugm.ac.id

0811 2548 118 (IGD)
0811 2856 210 (Pusat Layanan Informasi, WhatsApp Chat Only)

Tautan

  • Anak
  • Jantung
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Layanan

  • Klinik Mata
  • Klinik Gigi dan Mulut
  • Bedah Umum dan Digestif
  • Klinik Anak
  • Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
  • Radiologi
  • Klinik Saraf
  • Rehabilitasi Medik
  • Klinik Kulit dan Kelamin
ARSPTN logo

© Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY