• PORTAL AKADEMIK
  • IT CENTER
  • LIBRARY
  • RESEARCH
  • WEBMAIL
  • PUSAT LAYANAN INFORMASI
  • GAWAT DARURAT
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang
    • Sejarah Rumah Sakit Akademik UGM
    • Visi, Misi, Tugas, Motto, dan Kebijakan Mutu
    • Logo Rumah Sakit Akademik UGM
    • Clinical Research Unit
    • Pengabdian Masyarakat
    • Manajemen RSA UGM
    • Pasar Krempyeng
  • Diklat
  • Layanan
    • IGD
    • Unit Tranfusi Darah
    • Klinik Eksekutif dan Medical Check Up
      • Klinik Eksekutif
      • Paket Medical Check Up
    • Klinik
      • Klinik Anak
      • Klinik Bedah
      • Klinik Subspesialis Bedah
      • Klinik Gadjah Mada Orthopedi Center
      • Klinik Dermatologi, Venereologi, dan Estetika
      • Klinik Gigi dan Mulut
      • Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
      • Klinik Kesehatan Jiwa
      • Klinik Mata
      • Klinik Obstetri dan Ginekologi
      • Klinik Paru dan Pernapasan
      • Klinik Penyakit Dalam
      • Klinik Fisik dan Rehabilitasi Medik
      • Klinik Gizi
      • Klinik Saraf
      • Klinik THT-KL
    • Hemodialisa
    • Radiologi
    • Psikologi Anak
    • Antarejo
    • Jatayu Home Care
    • Rawat Inap
    • Health Tourism & Wellness
    • Cerebral Palsy Center
  • Informasi
    • Jadwal Dokter RSA UGM
    • Artikel
      • Artikel Kesehatan
      • Berita
    • Kerja Sama Asuransi
    • Alur Pasien
    • INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
    • DATA INDIKATOR MUTU
    • Media Monitoring
    • Booklet Edukasi
    • Homestay UGM
  • Kontak Kami
    • Zona Integritas
    • SP4N Lapor
    • E-Komplain
    • Hubungi Kami
  • Beranda
  • Artikel
  • Obstructive Sleep Apnea (OSA): Mengenal Gangguan Tidur yang Bisa Menyerang Semua Usia

Obstructive Sleep Apnea (OSA): Mengenal Gangguan Tidur yang Bisa Menyerang Semua Usia

  • Artikel, Kesehatan Jiwa
  • 26 November 2025, 15.30
  • Oleh: admin
  • 0

Oleh : Agus Surono, MSc., PhD., Sp.T.H.T.B.K.L.Subsp.B.E.(K)

  1. Apa Itu Obstructive Sleep Apnea (OSA)?

Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah gangguan tidur yang ditandai dengan henti napas sesaat yang berulang selama tidur akibat sumbatan saluran napas bagian atas. Sumbatan ini bisa terjadi sebagian (hipopnea) atau total (apnea), sehingga aliran udara ke paru-paru terganggu. Kondisi ini menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun dan kualitas tidur menurun drastis (Solano-Pérez et al., 2023).

Pada anak-anak, OSA sering kali disebabkan oleh pembesaran amandel (tonsila palatina) dan adenoid, sedangkan pada orang dewasa penyebab utamanya adalah obesitas, kelainan anatomi wajah, dan gangguan otot saluran napas saat tidur (Lo Bue et al., 2020).

Mengenal Gangguan Tidur yang Bisa Menyerang Semua Usia
Mengenal Gangguan Tidur yang Bisa Menyerang Semua Usia
  1. Mengapa OSA Berbahaya?

            OSA bukan sekadar mendengkur keras. Gangguan ini berdampak besar pada tubuh karena menyebabkan gangguan suplai oksigen ke otak dan organ vital lainnya secara berulang. Akibat jangka panjangnya meliputi:

  • Tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
  • Gangguan konsentrasi dan memori.
  • Kelelahan kronis di siang hari.
  • Gangguan pertumbuhan dan perilaku pada anak.
  • Risiko stroke dan diabetes meningkat (Gottlieb & Punjabi, 2020).
  1. Tanda dan Gejala OSA

            Pada Anak:

  • Mendengkur keras setiap malam.
  • Terhenti napas saat tidur (diam sesaat lalu tersedak).
  • Gelisah atau tidur tidak nyenyak.
  • Kesulitan fokus di sekolah dan hiperaktif.
  • Pertumbuhan terganggu (Solano-Pérez et al., 2023).

            Pada Dewasa:

  • Mendengkur kronis dan terbangun dengan perasaan tersedak.
  • Rasa kantuk berlebihan di siang hari.
  • Sakit kepala pagi hari.
  • Penurunan gairah seksual dan mood swing.
  • Tekanan darah tinggi yang sulit dikontrol (Laratta et al., 2017).
  1. Siapa yang Berisiko Mengalami OSA?
  • Anak-anak: terutama dengan amandel besar, obesitas, atau kelainan kraniofasial.
  • Dewasa: laki-laki usia paruh baya, obesitas, perokok, dan konsumen alkohol berat.
  • Lansia: karena elastisitas otot menurun, saluran napas lebih mudah kolaps saat tidur.

Faktor genetik juga berperan, terutama bila terdapat riwayat mendengkur kronis dalam keluarga (Alsubie & BaHammam, 2017).

  1. Bagaimana Cara Mendiagnosis OSA?

            Diagnosis OSA tidak cukup hanya dengan mengamati dengkuran. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan polisomnografi (sleep study) untuk merekam pola napas, kadar oksigen, detak jantung, dan gelombang otak selama tidur. Untuk kasus ringan, alat home sleep apnea testing (HSAT) dapat digunakan di rumah sebagai alternatif pemeriksaan di laboratorium (Laratta et al., 2017). Pada anak, pemeriksaan tambahan seperti nasofaringoskopi dapat membantu menilai ukuran amandel dan adenoid (Solano-Pérez et al., 2023).

  1. Pilihan Tatalaksana dan Pengobatan

          Perubahan Gaya Hidup

          Untuk semua kelompok usia, langkah pertama adalah:

  • Menurunkan berat badan bagi penderita obesitas.
  • Menghindari alkohol dan obat penenang sebelum tidur.
  • Tidur miring (bukan telentang).
  • Menjaga jadwal tidur yang teratur (Gottlieb & Punjabi, 2020).

          Terapi Medis

  • Continuous Positive Airway Pressure (CPAP): terapi standar untuk OSA sedang-berat pada dewasa. Alat ini menjaga tekanan positif agar saluran napas tetap terbuka saat tidur.
  • Oral Appliance (mandibular advancement device): untuk kasus ringan atau pasien yang tidak tahan CPAP.
  • Terapi oksigen tambahan: digunakan dalam kasus tertentu.

          Tindakan Bedah

  • Tonsilektomi dan adenoidektomi pada anak sering kali menjadi solusi efektif.
  • Uvulopalatopharyngoplasty (UPPP) atau sleep surgery untuk dewasa yang tidak responsif terhadap terapi CPAP.
  • Terapi stimulasi saraf hipoglosus (hypoglossal nerve stimulation) menjadi alternatif modern bagi pasien yang tidak cocok dengan CPAP (Solano-Pérez et al., 2023).
  1. OSA pada Anak vs Dewasa

            Anak-anak bukanlah “miniatur orang dewasa”. Pada anak, OSA lebih sering disebabkan oleh faktor anatomi (amandel/adenoid besar), sedangkan pada dewasa lebih karena obesitas dan gangguan neuromuskular. Perbedaan ini penting karena menentukan pilihan terapi dan tindak lanjut yang tepat (Alsubie & BaHammam, 2017).

  1. Komplikasi Bila Tidak Diobati
  • Anak: gangguan belajar, perilaku hiperaktif, dan keterlambatan tumbuh.
  • Dewasa: hipertensi, penyakit jantung, stroke, dan gangguan metabolik.
  • Lansia: penurunan fungsi kognitif dan risiko jatuh meningkat.

          Penanganan yang terlambat dapat menurunkan kualitas hidup dan memperpendek harapan hidup (Lo Bue et al., 2020).

     9. Pencegahan dan Rekomendasi

  • Konsultasikan segera bila anak atau anggota keluarga sering mendengkur keras dan tampak terhenti napas saat tidur.
  • Lakukan skrining dini, terutama pada anak obesitas atau dengan amandel besar.
  • Jaga berat badan ideal dan hindari kebiasaan merokok maupun konsumsi alkohol berlebihan.
  • Gunakan CPAP secara teratur jika diresepkan oleh dokter.
  • Lakukan kontrol rutin di klinik THT atau klinik tidur rumah sakit pendidikan untuk pemantauan berkala.
  1. Kesimpulan

            Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah gangguan tidur yang serius namun dapat diobati. Penanganan yang tepat dan baik pada anak maupun dewasa dapat memperbaiki kualitas tidur, menurunkan risiko penyakit kronis, dan meningkatkan produktivitas sehari-hari. Rumah sakit pendidikan memiliki peran penting dalam edukasi, deteksi dini, dan tata laksana komprehensif OSA agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya kesehatan tidur.

Daftar Referensi

  • Alsubie, H. S., & BaHammam, A. S. (2017). Obstructive sleep apnoea: Children are not little adults. Sleep Medicine Reviews, 32, 43–51. https://doi.org/10.1016/j.smrv.2016.02.001
  • Gottlieb, D. J., & Punjabi, N. M. (2020). Diagnosis and management of obstructive sleep apnea: A review. JAMA, 323(14), 1389–1400. https://doi.org/10.1001/jama.2020.3514
  • Laratta, C. R., Ayas, N. T., Povitz, M., & Pendharkar, S. R. (2017). Diagnosis and treatment of obstructive sleep apnea in adults. Canadian Medical Association Journal, 189(48), E1481–E1488. https://doi.org/10.1503/cmaj.170662
  • Lo Bue, A., Salvaggio, A., & Insalaco, G. (2020). Obstructive sleep apnea in developmental age: A narrative review. European Journal of Pediatrics, 179(2), 195-205.  https://doi.org/10.1007/s00431-019-03557-8
  • Solano-Pérez, E., Coso, C., Castillo-García, M., Romero-Peralta, S., López-Monzoni, S., Laviña, E., Cano-Pumarega, I., Sánchez-de-la-Torre, M., García-Río, F., & Mediano, O. (2023). Diagnosis and treatment of sleep apnea in children: A future perspective is needed. Biomedicines, 11(6), 1708. https://doi.org/10.3390/biomedicines11061708
Tags: artikel kesehatan edukasi obstructive sleep apnea OSA pkrs

Pencarian

Artikel Kesehatan

  • Anak
  • Jantung
  • Diabetes
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Informasi Terbaru

  • Obstructive Sleep Apnea (OSA): Mengenal Gangguan Tidur yang Bisa Menyerang Semua Usia
  • Antimikroba, Si Pedang Bermata Dua
  • Selamat dan Sukses, Dokter Spesialis THT-BKL RSA UGM Raih Gelar Doktor
  • Kemenkes Apresiasi RSA UGM sebagai Pionir Wisata Medis dan Bedah Robotik di Indonesia
Universitas Gadjah Mada

Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

Jl. Kabupaten (Lingkar Utara), Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55291

rsa@ugm.ac.id

0811 2846 042 (IGD, WhatsApp Chat Only)
0811 2548 118 (IGD, Telepon)
0811 2856 210 (Pusat Layanan Informasi, WhatsApp Chat Only)

Artikel Kesehatan

  • Anak
  • Jantung
  • Diabetes
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Layanan

  • Health Tourism and Wellness
  • Jatayu Homecare and Telemedicine
  • Unit Tranfusi Darah
  • Antarejo
  • Medical Check-Up
  • Klinik Eksekutif
  • Cathlab
  • CPET
  • Pendidikan dan Pelatihan
ARSPTN logo

© Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY