Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama baik di negara maju dan negara berkembang, yang mengakibatkan jutaan anak dan orang dewasa yang terinfeksi dan meninggal dunia setiap tahunnya. Epidemi yang meluas terutama mengenai negara dengan sumber daya yang terbatas, menyebabkan peningkatan kebutuhan pendidikan dan penelitian pada masalah ini. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, kasus baru HIV/AIDS di Indonesia meningkat secara tajam dari 7.184 kasus di tahun 2006 menjadi 29.037 di tahun 2013, dengan total jumlah kasus baru sampai dengan Juni 2014 sebanyak 142.950 kasus. Data pada tahun 2014, Yogyakarta menduduki peringkat ke-8 propinsi dengan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS secara nasional. Dari data tersebut, dapat ditemukan fakta bahwa kelompok umur remaja dan dewasa muda (20-29 tahun) merupakan kelompok orang dengan HIV-AIDS (ODHA) terbanyak. Selain itu, berdasarkan data Riskesdas 2010 didapatkan fakta bahwa usia hubungan seksual pranikah pertama kali paling banyak ditemukan pada kelompok umur 17 – 20 tahun (>10% masing-masing umur), yang merupakan salah faktor resiko IMS. Berdasarkan data di atas, kelompok remaja memerlukan perhatian khusus dalam penanganan HIV/AIDS dan IMS serta kesehatan reproduksi secara komprehensif.
Australia memiliki program pencegahan dan tatalaksana HIV/AIDS berdasarkan bukti, serta merupakan salah satu negara di dunia dengan prevalensi terendah serta ODHA dengan harapan hidup paling panjang. Mendapat kesempatan mengikuti “Global Intesive Professional Program in HIV (GIPPH)” di University of Sydney Australia selama 3 bulan pada bulan Agustus-November 2013 yang dibiayai oleh AusAID melalui program Australian Award Fellowship (AAF). Pada pelatihan tersebut memberi saya cara pandang baru dalam menangani masalah kesehatan secara umum dan HIV-AIDS serta IMS secara khusus.
Pada pelatihan tersebut, saya bertemu dengan teman-teman dari berbagai negara dengan disiplin ilmu yang berbeda, sehingga menambah wawasan dan saling tukar menukar pengalaman dalam penanganan HIV/AIDS serta IMS. Pada pelatihan kali ini, peserta berasal dari Indonesia, Myanmar, Tanzania, Zimbabwe dan Nigeria dengan berbagai latar belakang profesi diantaranya dokter, perawat, pekerja sosial, manajer program, dosen, peneliti, LSM, serta unsur pengambil kebijakan di pemerintahan. Hal ini menggambarkan bahwa dalam menangani suatu masalah kesehatan secara terpadu dan efektif dibutuhkan kerjasama berbagai pihak dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan profesi.
Tim pelatih dalam Program GIPPH terdiri dari atas gabungan dari dosen Medical School The University of Sydney, Business School The University of Sydney serta praktisi dari berbagai institusi yang terlibat dalam penanganan HIV/AIDS dan IMS.
Satu hal yang menarik untuk dipelajari dalam pelatihan tersebut adalah topik mengenai Social Marketing atau pemasaran sosial yang mengajarkan tentang aplikasi teknik pemasaran komersial untuk mengatasi permasalahan sosial, yang bertujuan untuk meyakinkan masyarakat untuk merubah perilaku mereka. Dimana salah satu contoh aplikasi untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat supaya lebih mengenal dan memahami HIV/AIDS dan IMS menggunakan cara-cara kreatif, mudah dipahami dan efektif adalah menggunakan media audio visual seperti film pendek ataupun video. Yang perlu diperhatikan dalam pemasaran sosial untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat adalah membangun kesadaran dan minat, merubah tingkah laku dan kondisi yang mempengaruhi, memotivasi masyarakat untuk merubah perilaku, serta mendukung masyarakat untuk melakukan aksinya secara berkesinambungan. Metode ini bisa mengajak suatu kelompok masyarakat tertentu untuk aktif berperan dalam penanganan HIV/AIDS dan IMS. Seperti kelompok remaja yang berperan sebagai pendukung rekan sebaya sebagai salah satu bentuk masyarakat peduli HIV/AIDS. Dengan melibatkan remaja yang bekerjasama dengan berbagai profesi dan institusi diharapkan dapat memberi efek jangka panjang untuk mencegah penularan HIV/AIDS dan IMS terutama di kalangan remaja.
dr. Nurwestu Rusetiyanti, M.Kes., Sp.KK
(Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di RS UGM)
SUMBER PUSTAKA
- Ditjen PP & PL Kemenkes RI, Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia 2014. http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf
- Balitbang Kemenkes RI, Rikesdas 2010 http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf
- Nagy J. Understanding Social Marketing: Encouraging adoption and use of valued products and practices. http://ctb.ku.edu/en/sustain/social-marketing/overview/main
- Denno DM, Chandra-Mouli V, Osman M. Reaching youth with out-of-facility HIV and reproductive health services: a systematic review. J Adolesc Health [Internet]. 2012 [cited 2012 Aug];51(2):106-21.