Academic Health System Universitas Gadjah Mada mendukung sektor pariwisata melalui kolaborasi dengan RSA UGM. Kolaborasi ini merupakan rangkaian dari kegiatan Pengabdian Masyarakat “Pengembangan Komunitas Sadar Sehat Wisata” di Sosromenduran, Gedongtengen, DIY. Kegiatan ini dilakukan pada 24 Juni 2024 di Balai Pertemuan RW 02 dengan melibatkan kolaborasi warga dan pelaku UMKM di Kampung Wisata Sosromenduran. Kegiatan meliputi pelatihan dan sosialisasi tentang pengolahan limbah organik yang telah terstandarisasi, serta implementasi tindak lanjut dalam panen limbah organik menggunakan metode Ekoenzim yang telah diujicoba selama 3 bulan sebelumnya. Acara ini diikuti oleh lebih dari 20 warga yang menunjukkan antusiasme dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap metode Ekoenzim.
Acara turut dihadiri oleh Ibu R. Rara Dian Astuti, S.I.P., M.Si dari Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta dan Bapak Edi Subagiyo sebagai ketua RT dan perwakilan Kalurahan Sosromenduran oleh Kepala Seksi Ketentraman & Ketertiban Mohammad Roman Feiruz, S.ST.
Acara dimulai dengan pembukaan oleh Dr. Nurwestu Rusetiyanti, M.Kes, Sp.KK(K) selaku ketua tim Pengabdian Masyarakat yang dilanjutkan oleh tim dari RSA. Tim RSA memulai dengan menayangkan video singkat tentang darurat sampah yang menggunung dan masalah-masalah yang ditimbulkannya. Video tersebut menyoroti bahwa hingga kini belum ada solusi yang konkret, sehingga diharapkan pengelolaan sampah dimulai dari skala RT. Pemilahan dan pemanfaatan sampah di tingkat ini sangatlah penting.
Selanjutnya, Tim RSA memfokuskan pada pengolahan sampah menggunakan metode ekoenzim. Proses pembuatan ekoenzim diperagakan mulai dari membuka segel, menuang dan memeras, hingga memasukkan cairan ke dalam botol. Tim RSA juga menunjukkan cara pengolahan dan penggunaannya. Selain itu, Tim RSA mendemonstrasikan cara mengolah ampas ekoenzim menjadi pupuk tanaman dengan sedikit modifikasi dan tambahan bahan. Menariknya, pupuk ini dapat segera digunakan setelah proses pengolahan yang singkat.
Metode pengolahan sampah dengan ekoenzim yang sederhana dan dapat menghasilkan berbagai produk berguna untuk kehidupan sehari-hari, memicu antusiasme warga.
Dari kegiatan yang telah dilakukan, diharapkan warga dan pelaku UMKM mampu mandiri melakukan pengolahan sampah hingga menghasilkan produk dari pemanfaatan limbah ekoenzim.