• PORTAL AKADEMIK
  • IT CENTER
  • LIBRARY
  • RESEARCH
  • WEBMAIL
  • PUSAT LAYANAN
  • 0811 2548 118 (IGD)
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang
    • Sejarah Rumah Sakit Akademik UGM
    • Visi, Misi, Tugas, Motto, dan Kebijakan Mutu
    • Logo Rumah Sakit Akademik UGM
    • Clinical Research Unit
    • Pengabdian Masyarakat
    • Manajemen RSA UGM
    • Pasar Krempyeng
  • Diklat
  • Layanan
    • IGD
    • Unit Tranfusi Darah
    • Klinik Eksekutif dan Medical Check Up
      • Klinik Eksekutif
      • Paket Medical Check Up
    • Klinik Gadjah Mada Orthopedi Center
    • Antarejo
    • Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
    • Jatayu Home Care
    • Rawat Inap
    • Rehabilitasi Medik
    • Health Tourism & Wellness
    • Hemodialisa
    • Psikologi Anak
    • Layanan Unggulan RSA UGM
  • Informasi
    • Jadwal Dokter RSA UGM
    • Artikel
    • Kerja Sama Asuransi
    • Alur Pasien
    • INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
    • DATA INDIKATOR MUTU
    • Media Monitoring 2024
    • Booklet Edukasi
      • Booklet P3K Kasus Upaya Bunuh Diri di Lingkungan Kampus
      • Booklet Kenali dan Kendali Hipertensi
    • Homestay UGM
  • Kontak Kami
    • Zona Integritas
    • SP4N Lapor
    • E Komplain
    • Hubungi Kami
  • id ID
    • ar AR
    • zh-CN ZH-CN
    • en EN
    • fr FR
    • de DE
    • id ID
    • it IT
    • ja JA
    • kn KN
    • ko KO
    • ms MS
    • pt PT
    • ru RU
    • th TH
    • uz UZ
  • Beranda
  • Artikel
  • Wujudkan Kesehatan Telinga Dan Pendengaran Yang Optimal

Wujudkan Kesehatan Telinga Dan Pendengaran Yang Optimal

  • Artikel
  • 7 March 2025, 13.52
  • Oleh: admin
  • 0

Oleh: dr. Ranita Parjaman, Sp.T.H.T.B.K.L

Gangguan pendengaran merupakan istilah untuk kondisi dimana seseorang tidak dapat mendengar sebaik orang dengan pendengaran normal, dimana ambang pendengaran normal adalah minimal 25dB pada kedua telinga. Gangguan ini dapat bersifat ringan, sedang, berat dan sangat berat tergantung pada besar penurunan ambang dengar yang dialami.

Gangguan pendengaran terjadi ketika terdapat sesuatu yang mengganggu sistem pendengaran baik pada bagian telinga luar, telinga tengah ataupun telinga dalam. Penyebab utama gangguan pendengaran meliputi gangguan pendengaran bawaan atau sejak lahir, infeksi telinga tengah kronis, kebisingan, proses degenerasi akibat penuaan dan obat obatan ototoksik yang merusak telinga bagian dalam.

Sumber: Audiolgyisland, 2025
Sumber: Audiolgyisland, 2025

Gangguan pendengaran merupakan kondisi yang dapat dialami oleh siapapun, mulai dari bayi baru lahir hingga seseorang dengan usia lanjut. Indonesia menempati posisi keempat di Asia dalam hal tingginya angka gangguan pendengaran. Berdasarkan Riskesdas 2018, sekitar 6,1% penduduk Indonesia mengalami masalah pendengaran. Pada tahun 2024 menurut Kementrian Kesehatan bahwa 3 dari 100 anak di Indonesia mengalami gangguan pendengaran. Dampak dari gangguan pendengaran sangat luas, meliputi hilangnya kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, keterlambatan perkembangan bahasa pada anak-anak, menyebabkan isolasi sosial, kesepian, frustasi atau bahkan sampai dengan depresi. Kondisi ini jika dibiarkan berlarut maka akan mempengaruhi kemampuan dalam bekerja dan merusak kualitas hidup.

Didasarkan pada penyebabnya, 60% gangguan pendengaran disebabkan oleh sesuatu yang dapat dicegah. Pencegahan dilakukan dengan identifikasi sedini mungkin pada berbagai kelompok usia. Deteksi dini pendengaran yang paling pertama adalah skirining pendengaran bayi baru lahir dan balita. Kemudian skrining pada anak dan usia prasekolah, pada individu yang terpapar bising atau zat kimia yang terus menerus, pada individu yang terpapar obat ototoksik dan terakhir pada individu usia lanjut.

Upaya menjaga kesehatan pendengaran dapat dimulai dari diri sendiri, pertama dengan deteksi dini adanya gangguan pendengaran, Orang tua perlu mengetahui beberapa tanda bahwa kemungkinan seorang anak mengalami gangguan pendengaran, diantaranya

  1. bayi tidak terkejut dengan suara keras,
  2. pada usia bayi >6 bulan tidak menoleh mencari sumber suara ketika diberi rangsangan suara,
  3. Pada usia 1 tahun anak belum bisa mengucapkan kata tunggal seperti “mama”,
  4. anak mengalami perkembangan bicara yang lebih lambat dari anak seusianya,
  5. pada anak dengan usia lebih besar akan sering mengatakan “huh” atau meminta mengulang percakapan, meninggikan volume TV, dan sering tidak mengikuti perintah/arahan.

Penting sekali bagi orang tua untuk segera dapat mendeteksi dan memeriksakan ke dokter untuk mencegah gangguan pendengaran yang berkelanjutan.

Kebisingan merupakan penyebab gangguan pendengaran  cukup sering. Paparan suara keras menyebabkan kelelahan pada sel sensoris telinga bagian dalam yang menyebabkan gangguan pendengaran sementara dan mungkin disertai telinga berdenging  yang biasa disebut dengan “tinnitus”. Apabila suara bising terus didengarkan dalam jangka waktu yang panjang, maka sel sensoris dan struktur lainnya akan rusak secara permanen. Berikut beberapa tips untuk mendengarkan dengan aman: (1) Menjaga volume suara tidak lebih dari 60% dari batas maksimum volume (rata rata <80dB), (2) Menggunakan headphones dengan ukuran yang pas untuk mengurangi kebutuhan volume yang lebih tinggi, (3) Jika berada di tempat yang bising gunakanlah pelindung telinga, (4) Selalu jaga jarak dengan sumber suara keras seperti loudspeaker, suara mesin, (5) Batasi waktu dalam aktifitas yang penuh bising, contoh jika bising yang didengarkan 80dB maka maksimal 40jam/minggu.

Serumen merupakan kotoran yang secara normal disekresi untuk melindungi telinga. Normalnya serumen tidak perlu dilakukan pengambilan kecuali terjadi penumpukan serumen yang menyebabkan gangguan pendengaran, itupun sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih. Selanjutnya hal yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan pendengaran adalah hindari merokok, olahraga teratur dan manajemen yang baik untuk penyakit kronik yang dimiliki  (contoh hipertensi, diabetes melitus), tidak mengkonsumsi obat ototoksik dalam jangka panjang tanpa konsultasi dengan dokter. Apabila merasakan keluhan pada telinga sebaiknya segera memeriksakan diri agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Tinjauan Pustaka:

  1. Tarmizi, S.N., 2023. Gangguan Pendengaran Dapat Dicegah. http://kemkes.go.id
  2. Weber, P.C., 2023. Evaluation of hearing loss in adult. http://www.uptodate.com
  3. World health organization. 2025. Deafness and hearing loss. http://who.int/health-topic/hearing-loss.
  4. https://audiologyisland.com/blog/what-are-the-symptoms-of-hearing-loss/

Tags: artikel dokter pendengaran THT

Pencarian

Artikel Kesehatan

  • Anak
  • Jantung
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Informasi Terbaru

  • RSA UGM Hadirkan Pasar Krempyeng Rebo Wage, Angkat Tema Kesehatan Lansia
  • Apakah Di Hidung Saya Ada Polip ?
  • Apakah Orang dengan Epilepsi Aman untuk Berolahraga ?
  • Bulan Kesehatan Mental | Pentingkah Menjaga Kesehatan Mental Bagi Remaja ?
Universitas Gadjah Mada

Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

Jl. Kabupaten (Lingkar Utara), Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55291

rsa@ugm.ac.id

0811 2548 118 (IGD)
0811 2856 210 (Pusat Layanan Informasi, WhatsApp Chat Only)

Tautan

  • Anak
  • Jantung
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Layanan

  • Klinik Mata
  • Klinik Gigi dan Mulut
  • Bedah Umum dan Digestif
  • Klinik Anak
  • Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
  • Radiologi
  • Klinik Saraf
  • Rehabilitasi Medik
  • Klinik Kulit dan Kelamin
ARSPTN logo

© Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY