Sabtu, 10 Mei 2014, Rumah Sakit (RS) Akademik UGM kembali menyelenggarakan simulasi bencana sebagai uji coba perencanaan kebencanaan rumah sakit atau Hospital Disaster Plan (HDP). Kegiatan ini merupakan bagian dari penyusunan strategi dan perencanaan komprehensif pelayanan dalam situasi bencana, yang didukung oleh seluruh unit kerja di RS Akademik UGM dikoordinasi oleh Tim HDP. Pada simulasi ini, skenario yang dipilih yaitu gempa bumi berskala sedang. Gempa bumi tersebut berskala ‘sedang’, berpusat di selatan perairan Bantul.
Acara dimulai dengan briefing oleh dr. Adam Moeljono, Sp.OT selaku Ketua Tim HDP RSA UGM, mengingatkan kembali mengenai hasil kesepakatan diskusi tentang penetapan jalur evakuasi dan pembukaan titik kumpul aman yang telah disosialisasikan sebelumnya. Selanjutnya arahan dari Prof. dr. Sunartini Hapsara, Sp.A (K), Ph.D dan pembekalan oleh narasumber ahli dari FK UGM yaitu Sutono, S.Kep.,Ns., M.Kes.
Dalam simulasi ini, Tim HDP menyampaikan kepada seluruh unit yang terlibat dan penanggungjawab masing-masing ruangan sebagai evaluator. Selain itu Tim HDP juga menempatkan diri di berbagai titik penting, antara lain dr.Adam di Instalasi Gawat Darurat dan Sutono, S.Kep.Ns di Instalasi Rawat Inap lt.3
Setelah simulasi selama ± 20 menit, dilanjutkan dengan evaluasi untuk membahas beberapa catatan penting paska simulasi yang telah dibuat. Dalam kesempatan ini dr.Adam menyampaikan “Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak termasuk pimpinan, seluruh karyawan, pengunjung, dan terutama kepada pasien yang turut aktif berpartisipasi. Secara khusus terima kasih kepada pasien yang sedikit banyak menjadi kurang nyaman dengan adanya kegiatan ini”.
Sutono memberikan tanggapan diskusi dan mengingatkan “Ini diskusi dan sharing, dalam perencanaannya perlu dilengkapi checklist saat dalam kondisi bencana antara lain berisi tentang evakuasi pasien rawat inap, kelanjutan perawatan pasien di titik kumpul aman, pengelolaan pengunjung dan keluarga pasien termasuk bagaimana sistem absen personil dilakukan, aktivasi sistem pendukung pelayanan, dan asesmen bangunan dan sistem utilitas”.
“Hal penting lainnya yaitu perencanaan dan penerapan sistem komando saat bencana agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi dan tidak terkoordinasinya penanggulangan sehingga yang akan menghambat pelayanan” Sutono menambahkan.
Diharapkan dengan adanya simulasi yang rutin ini dapat meningkatkan kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi situasi bencana, dan memastikan sistem keselamatan di rumah sakit dapat berjalan dengan baik lewat perencanaan yang matang. (Humas RS Akademik UGM)