Malaysia, 15 Juni 2024. Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM) mengirimkan tim untuk berpartisipasi dalam program Chemical Incident Preparedness for Hospital Programme 2024 yang berlangsung di Malaysia. Kegiatan ini bertujuan memperdalam pemahaman dan pengetahuan tentang persiapan rumah sakit dalam menghadapi insiden kimia, melibatkan aspek-aspek tim yang terlibat, manajemen dan aktivasi bencana, serta cara penanganan yang efektif.
Tim RSA UGM yang turut serta dalam program ini terdiri dari dua perwakilan dari team Hospital Disaster Plan (HDP), yaitu Margareta Sapta Putri, S.Kep., Ners, yang juga menjabat sebagai kepala ruang IGD, dan dr. Nimitta Talirasa, perwakilan dokter umum yang bertugas di IGD RSA UGM. Selain itu, juga hadir Hersinta Retno Martani, S.Kep., Ns., M.Kep, dosen Keperawatan FK-KMK UGM, dan dr. Alif Indiralarasati, asisten penelitian dan konsultan di Disaster Health Management, Center for Public Health and Management Universitas Gadjah Mada.
Program ini berlangsung selama empat hari dengan berbagai kegiatan yang terstruktur. Hari pertama diisi dengan pemberian materi, hari kedua dilakukan tabletop exercise, hari ketiga diisi dengan praktik langsung, dan pada hari keempat diadakan Simulation Exercise (SimEx) dan penutupan. RSA UGM berpartisipasi sebagai peserta pelatihan bersama dengan 23 peserta lainnya dari berbagai negara, berbagi pengalaman dan berdiskusi mengenai penanganan insiden kimia di masing-masing negara.
Manfaat yang Diharapkan
Dengan keikutsertaan dalam program ini, RSA UGM berharap mendapatkan banyak ilmu yang berguna dalam mitigasi, pencegahan, persiapan, respon, dan masa recovery terkait insiden kimia. “Kami berharap ke depannya dapat melakukan persiapan dengan baik sehingga jika suatu saat dibutuhkan, kami dapat mengimplementasikan pengetahuan ini dengan maksimal,” ujar Margareta Sapta Putri.
RSA UGM berencana menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari program ini dengan langkah awal berkoordinasi dengan Tim Penanggulangan Bencana RSA UGM. Tim ini akan fokus pada mitigasi kasus, mempersiapkan perencanaan, membuat alur koordinasi, serta melakukan simulasi bencana yang nantinya dapat diterapkan jika terjadi insiden kimia.
Dengan partisipasi dalam program ini, RSA UGM memperkuat komitmennya dalam meningkatkan kesiapan dan respons terhadap insiden kimia, memastikan keselamatan dan kesehatan masyarakat serta personel medis tetap terjaga. (Hukmas – RSA UGM)