Oleh: dr. Andre Stefanus Panggabean, Sp.N
What (Apa itu Gangguan Gerak?)
Gangguan gerak adalah kondisi medis yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengontrol gerakan tubuhnya. Sistem saraf, khususnya otak dan saraf tepi, memiliki peran utama dalam mengatur gerakan tubuh. Ketika bagian-bagian ini terganggu, maka akan mengakibatkan gejala gangguan gerak.
Apa saja itu gangguan gerak?
- Penyakit Parkinson: Penyakit dengan gejala gerakan melambat, tremor (gemetar) saat istirahat, kekakuan otot, dan gangguan keseimbangan. Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya dopamin pada otak, yang merupakan zat yang penting untuk mengatur gerakan tubuh.
- Tremor: Tremor adalah gangguan gerak berupa gerakan seperti gemetar, bisa terjadi pada anggota gerak atas maupun bawah. Tremor yang paling sering adalah tremor esensial, yang paling serang mengenai anggota gerak tangan.
- Distonia: Gangguan gerak yang menyebabkan kontraksi otot tidak terkendali, sehingga postur tubuh menjadi abnormal. Penyebab distonia bervariasi dari gangguan genetik, cedera otak, atau efek samping obat tertentu. Namun, dalam banyak kasus, penyebab pastinya tidak diketahui. Meskipun distonia tidak mengancam nyawa, gejalanya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
- Ataksia: Kesulitan koordinasi gerakan akibat kerusakan pada otak kecil. Ataksia menyebabkan gangguan koordinasi yang mengganggu gerakan motorik halus dan keseimbangan berjalan.
- Chorea: gangguan gerakan yang ditandai dengan gerakan tiba-tiba, tidak terkendali, dan seperti menari pada tubuh, yang dapat terjadi di tangan, kaki, wajah, atau bagian tubuh lainnya. Gerakan ini sering kali tidak beraturan dan tampak seperti seseorang sedang menggeliat atau menari Penyebab chorea bisa bervariasi, termasuk gangguan genetik seperti penyakit Huntington, infeksi tertentu, kelainan autoimun (seperti chorea pada demam rematik), atau efek samping obat. Dalam beberapa kasus, gangguan ini juga dapat muncul akibat masalah metabolik atau cedera pada otak.
Who (Siapa yang Dapat Mengalami Gangguan Gerak?)
Gangguan gerak dapat menyerang siapa saja, meskipun beberapa kondisi lebih sering terjadi pada kelompok tertentu:
- Lanjut Usia: Penyakit Parkinson umumnya terjadi pada usia di atas 60 tahun, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk usia yang lebih muda
- Individu dengan Riwayat Genetik: Beberapa gangguan, seperti distonia, dapat diturunkan dalam keluarga dan disebabkan oleh gangguan genetik.
- Pasien dengan Cedera atau Penyakit Lain: Orang yang pernah mengalami stroke, trauma otak, atau penyakit lain seperti penyakit autoimun memiliki risiko lebih tinggi.
When (Kapan Gangguan Gerak Terjadi?)
Gangguan gerak dapat muncul pada berbagai tahap kehidupan, tergantung pada penyebabnya. Contohnya:
- Penyakit Parkinson biasanya berkembang secara perlahan pada usia lanjut dan memberat seiring usia
- Tremor esensial dapat muncul sejak usia dewasa muda.
- Distonia dapat terjadi sejak masa kanak-kanak, terutama jika ada faktor genetik.
Gejala gangguan gerak sering kali berkembang secara perlahan, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalami kondisi ini. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk penanganan yang lebih baik.
Where (Di Mana Gangguan Gerak Terjadi di Tubuh?)
Gangguan gerak dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, tergantung pada jenis gangguannya:
- Tremor Esensial: Umumnya memengaruhi tangan, kepala, atau suara.
- Distonia: Dapat terjadi pada bagian tubuh tertentu seperti leher (tortikolis), kelopak mata (blefarospasme), atau seluruh tubuh.
- Penyakit Parkinson: Umumnya dimulai dengan tremor pada satu sisi tubuh, lalu berkembang ke sisi lain.
- Ataksia: Memengaruhi koordinasi tubuh secara umum, termasuk lengan dan kaki.
Gangguan ini tidak hanya memengaruhi gerakan tetapi juga dapat berdampak pada fungsi tubuh lainnya, seperti bicara, menelan, atau keseimbangan.
Why (Mengapa Gangguan Gerak Terjadi?)
Penyebab gangguan gerak bervariasi, tetapi sebagian besar terkait dengan kerusakan atau gangguan pada sistem saraf. Beberapa penyebab utama meliputi:
- Degenerasi Sel Saraf: Contohnya pada penyakit Parkinson, di mana sel saraf kehilangan zat dopamine yang berfungsi untuk mengatur gerakan.
- Faktor Genetik: Mutasi gen tertentu dapat menyebabkan gangguan seperti distonia atau ataksia herediter.
- Cedera atau Trauma: Kerusakan pada otak atau saraf, misalnya akibat stroke atau cedera kepala, dapat memicu gangguan gerak.
- Infeksi atau Peradangan: Infeksi otak seperti ensefalitis dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf yang memengaruhi gerakan.
- Paparan Racun: Beberapa bahan kimia atau obat-obatan tertentu dapat merusak sistem saraf. Contoh: paparan terhadap pestisida dapat meningkatkan angka kejadian tremor.
Penelitian juga menunjukkan bahwa gaya hidup, seperti kurangnya aktivitas fisik atau pola makan yang buruk, dapat meningkatkan risiko gangguan saraf dan gerak.
How (Bagaimana Gangguan Gerak Ditangani?)
Penanganan gangguan gerak bertujuan untuk mengurangi gejala, memperbaiki fungsi tubuh, dan meningkatkan kualitas hidup. Beberapa metode penanganan meliputi:
- Pengobatan Medis:
- Levodopa: Obat utama untuk mengatasi gejala Parkinson. Levodopa merupakan zat pengganti dopamine yang diberikan agar sel saraf dapat kembali bekerja sesuai fungsinya.
- Botulinum Toksin (Botox): Digunakan untuk mengatasi distonia atau kedutan otot pada wajah. Pengobatan ini dilakukan dengan menyuntikkan botox ke otot yang mengalami dystonia atau kedutan
- Beta-Blocker: Untuk tremor esensial, untuk menurunkan intensitas dari tremornya.
- Terapi Non-Farmakologis:
- Fisioterapi: Membantu meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot pada kasus tertentu, seperti Parkinson atau distonia
- Terapi Okupasi: Membantu pasien beradaptasi dengan aktivitas sehari-hari. Hal ini ditujukan untuk mengembalikan kemampuan pasien secara maksimal mungkin untuk kegiatan sehari-hari
- Psikoterapi: Membantu mengatasi dampak psikologis gangguan gerak, seperti kecemasan atau depresi.
- Prosedur Bedah:
- Stimulasi Otak Dalam (DBS): Metode ini melibatkan pemasangan elektroda di otak untuk membantu mengendalikan gejala gangguan gerak seperti Parkinson. Opsi ini diambil apabila pasien tidak dapat tertangani dengan pemberian obat dan non farmakologis lain.
- Perubahan Gaya Hidup:
- Olahraga Teratur: Aktivitas fisik dapat mengurangi intensitas dari gangguang gerak yang dialami pasien. Olahraga yang bersifat aerobik memiliki keunggulan, dan olahraga seperti yoga juga dapat membantu mengurangi gangguan gerak.
- Pola Makan Sehat: Makanan kaya antioksidan seperti sayuran dan buah-buahan dapat mendukung kesehatan saraf.
- Manajemen Stres: Teknik relaksasi seperti meditasi dapat membantu mengurangi gejala.
Mengapa Masyarakat Perlu Memahami Gangguan Gerak?
Gangguan gerak sering kali disalahpahami atau diabaikan oleh masyarakat. Banyak orang menganggap gemetar ringan atau kekakuan otot sebagai hal biasa, padahal itu bisa menjadi tanda awal gangguan yang lebih serius. Dengan masyarakat lebih memahami gangguan gerak, maka dapat memberikan keuntungan berupa:
- Meningkatkan Deteksi Dini: Mengenali gejala awal memungkinkan seseorang mendapatkan penanganan yang lebih efektif.
- Mengurangi Stigma: Pemahaman yang baik dapat mencegah diskriminasi atau stereotip terhadap individu dengan gangguan gerak.
- Meningkatkan Dukungan Sosial: Keluarga dan masyarakat yang peduli dapat memberikan dukungan moral yang sangat dibutuhkan oleh pasien.
- Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien: Dengan penanganan yang tepat, pasien dapat tetap produktif dan menjalani hidup dengan lebih baik.
Kesimpulan
Gangguan gerak adalah kondisi kompleks yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang. Dengan memahami apa itu gangguan gerak, siapa yang bisa mengalaminya, kapan gejala muncul, di mana gangguan ini terjadi, mengapa bisa terjadi, dan bagaimana cara menanganinya, kita dapat lebih peduli dan mendukung individu yang mengalaminya.
Hari Gangguan Gerak Sedunia 2024 yang jatuh pada 29 November 2024 adalah momen penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Dengan pengetahuan yang lebih baik, kita dapat bersama-sama membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan suportif bagi mereka yang hidup dengan gangguan gerak.
Referensi:
- Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Panduan Tatalaksana Penyakit Parkinson Indonesia. 2023.
- Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia. Buku Pedoman Praktik Klinis Neurologi 2023. Jakarta: PERDOSNI; 2023.
- Hallett M, Aybek S, Dworetzky BA, et al. Functional Movement Disorders: New Developments and Future Directions. Lancet Neurol. 2022;21(1):49-59.
- Pringsheim T, Holler-Managan Y, Okun MS, et al. Comprehensive Systematic Review Summary: Treatment of Tardive Syndromes: Report of the Guideline Development, Dissemination, and Implementation Subcommittee of the American Academy of Neurology. Neurology.
- Balint B, Mencacci NE, Valente EM, Pisani A, Rothwell J, Jankovic J, et al. Dystonia. Nat Rev Dis Primers. 2018;4(1):25.