Oleh: dr. Dyahlokita Swastyastu, M.Med.Sc., Sp. D.V.E
Apa itu Kusta?
Kusta merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini utamanya menyerang organ kulit dan saraf tepi, serta dapat pula pada jaringan tubuh lainnya, seperti mata, saluran pernaafsan, dll. Penyakit kulit ini menyebabkan gejala yang berkembang secara perlahan dalam jangka waktu lama [1].
Penularan kusta terjadi melalui kontak erat dan dalam waktu lama dengan penderita yang belum menjalani pengobatan, biasanya melalui percikan cairan dari hidung atau mulut saat berbicara, bersin, atau batuk. Namun, penting untuk diketahui bahwa interaksi biasa seperti bersalaman, berbagi alat makan, atau duduk bersama tidak menyebabkan penularan [1].
Epidemiologi Kusta
Kusta masih menjadi masalah kesehatan di beberapa negara, termasuk Indonesia.
- Berdasarkan data WHO tahun 2023, terdapat hampir 200.000 kasus baru kusta di dunia setiap tahun. Tiga negara dengan angka kasus tertinggi secara berurutan adalah Brasil, India, dan Indonesia yang menyumbang sekitar 71.9 % kasus global [2].
- Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023 menunjukkan ditemukan sekitar hampir 15.000 kasus baru kusta. Di Indonesia, prevalensi kusta tercatat sebesar 0,63 kasus per 10.000 populasi, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan beban kasus kusta tertinggi di dunia. Hal ini menunjukkan perlunya perhatian khusus dalam upaya pencegahan, pengobatan, dan eliminasi kusta secara menyeluruh [3].
- Berdasarkan grafik laporan di atas, terlihat bawah tiga provinsi dengan proporsi kasus kusta baru tertinggi pada tahun 2023 adalah Sulawesi Utara (98,9), Papua (97,3), dan Maluku (95,8) [3]. Hal ini dapat mencerminkan keberhasilan deteksi dini dan penanganan kusta pada wilayah tersebut.
Tanda dan Gejala Kusta
Gejala kusta sering kali berkembang secara perlahan, sehingga banyak penderita yang tidak menyadari penyakitnya. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi [1]:
- Bercak kulit, berupa perubahan warna putih, kemerahan atau kecoklatan. Kelainan kulit lain dapat berupa peninggian, penebalan atau benjolan kulit. Tanda kulit ini umumnya disertai dengan penurunan atau hilangnya sensasi (mati rasa). .
- Penebalan saraf tepi, umumnya diketahui melalui pemeriksaan fisik..
- Kehilangan fungsi saraf seperti, kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki, hingga kelemahan otot.
- Luka pada tubuh terutama pada bagian yang sering digunakan, seperti tangan dan kaki, yang sulit sembuh.
Bagaimana Pengobatan Kusta?
Kusta adalah penyakit yang bisa disembuhkan. Pengobatan kusta menggunakan Multidrug Therapy (MDT) telah tersedia secara gratis di seluruh fasilitas kesehatan. Pengobatan MDT terdiri dari kombinasi antibiotik yang diminum selama 6-12 bulan, tergantung pada jenis klasifikasi kusta [2].
Jika kasus kusta segera terdeteksi dan pengobatan dilakukan dengan tepat maka komplikasi seperti kerusakan saraf dan kecacatan dapat dicegah. Oleh karena itu, jika Anda atau keluarga mengalami gejala yang dicurigai sebagai kusta, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Meningkatkan Kesadaran, Menghapus Stigma
Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan kusta adalah stigma sosial [4]. Banyak penderita merasa malu atau takut mendapatkan diskriminasi, sehingga menunda pengobatan. Padahal, setelah menjalani pengobatan MDT, penderita tidak lagi menularkan penyakit ini. Kita semua memiliki peran dalam menghilangkan stigma ini dengan memberikan dukungan kepada penderita dan menyebarkan informasi yang benar tentang kusta.
Langkah Pencegahan Kusta
Untuk mencegah kusta, penting bagi kita untuk:
- Mengenali gejala lebih dini dan segera memeriksakan diri jika ada tanda mencurigakan.
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Mendukung pengobatan bagi mereka yang terdiagnosis.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kusta, kita dapat membantu mencegah penyebaran penyakit ini sekaligus menghilangkan stigma di masyarakat.
REFERENSI
- Gilmore A, Roller J, Dyer JA. Leprosy (Hansen’s disease): an update and review. Mo Med. 2023 Jan-Feb;120(1):39-44. PMID: 36860602; PMCID: PMC9970335.
- World Health Organization. Leprosy (Hansen’s disease) [Internet]. Geneva: World Health Organization; 2023 [cited 2025 Jan 18]. Available from: https://www.who.int/data/gho/data/themes/topics/leprosy-hansens-disease
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Nasional Program Pemberantasan Kusta. Jakarta: Kemenkes RI; 2023.
- World Health Organization. Towards zero leprosy: Global Leprosy (Hansen’s Disease) Strategy 2021–2030 [Internet]. New Delhi: World Health Organization, Regional Office for South-East Asia; 2021 [cited 2025 Jan 19]. Available from: https://apps.who.int/iris/handle/10665/208824