• PORTAL AKADEMIK
  • IT CENTER
  • LIBRARY
  • RESEARCH
  • WEBMAIL
  • PUSAT LAYANAN
  • 0811 2548 118 (IGD)
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang
    • Sejarah Rumah Sakit Akademik UGM
    • Visi, Misi, Tugas, Motto, dan Kebijakan Mutu
    • Logo Rumah Sakit Akademik UGM
    • Clinical Research Unit
    • Pengabdian Masyarakat
    • Manajemen RSA UGM
    • Pasar Krempyeng
  • Diklat
  • Layanan
    • IGD
    • Unit Tranfusi Darah
    • Klinik Eksekutif dan Medical Check Up
      • Klinik Eksekutif
      • Paket Medical Check Up
    • Klinik Gadjah Mada Orthopedi Center
    • Antarejo
    • Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
    • Jatayu Home Care
    • Rawat Inap
    • Rehabilitasi Medik
    • Health Tourism & Wellness
    • Hemodialisa
    • Psikologi Anak
    • Layanan Unggulan RSA UGM
  • Informasi
    • Jadwal Dokter RSA UGM
    • Artikel
    • Kerja Sama Asuransi
    • Alur Pasien
    • INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
    • DATA INDIKATOR MUTU
    • Media Monitoring 2024
    • Booklet Edukasi
      • Booklet P3K Kasus Upaya Bunuh Diri di Lingkungan Kampus
      • Booklet Kenali dan Kendali Hipertensi
    • Homestay UGM
  • Kontak Kami
    • Zona Integritas
    • SP4N Lapor
    • E Komplain
    • Hubungi Kami
  • id ID
    • ar AR
    • zh-CN ZH-CN
    • en EN
    • fr FR
    • de DE
    • id ID
    • it IT
    • ja JA
    • kn KN
    • ko KO
    • ms MS
    • pt PT
    • ru RU
    • th TH
    • uz UZ
  • Beranda
  • Artikel
  • Apakah Di Hidung Saya Ada Polip ?

Apakah Di Hidung Saya Ada Polip ?

  • Artikel, THT
  • 5 June 2025, 09.05
  • Oleh: imamputra94
  • 0

Oleh: dr. Ignatius Adhi Akuntanto, Sp.T.H.T.B.K.L

“Dok, apakah saya menderita polip hidung?” Ini adalah pertanyaan umum dari pasien yang datang ke poliklinik THT. Pasien sering mengeluhkan hidung tersumbat, baik terus-menerus maupun hilang timbul, dan dapat terjadi pada satu atau kedua sisi hidung. Kondisi ini tentu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas tidur. Jadi, apa sebenarnya polip hidung itu?

Polip hidung adalah benjolan jinak dan lunak yang tumbuh dari lapisan lendir yang melapisi rongga hidung dan sinus paranasal. Pertumbuhan ini sering menyertai sinusitis dan terkait dengan berbagai kondisi peradangan dan alergi. Karena dapat menghalangi aliran udara dan drainase sinus, polip hidung dapat secara signifikan mengganggu kualitas hidup pasien, menyebabkan gejala seperti hidung tersumbat, gangguan penciuman, hidung berair, dan rasa tidak nyaman pada wajah atau sinus.

Etiologi dan Patogenesis

Penyebab pasti tumbuhnya polip hidung belum sepenuhnya diketahui. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang berperan, seperti faktor genetik, lingkungan, infeksi, dan alergi. Peradangan kronis tampaknya menjadi faktor utama. Pada peradangan ini, sel-sel kekebalan tubuh seperti eosinofil, sel mast, dan limfosit berkumpul di jaringan mukosa hidung dan sinus. Proses peradangan ini menyebabkan jaringan membengkak, kelenjar mukosa tumbuh, dan bentuk mukosa hidung berubah.

Penelitian juga menunjukkan bahwa jenis peradangan yang terjadi berbeda-beda, tergantung pada lokasi geografis dan individu. Contohnya, peradangan yang didominasi oleh eosinofil lebih sering ditemukan pada orang-orang di negara Barat dan berhubungan dengan rinitis alergi serta penyakit pernapasan yang diperburuk oleh aspirin. Eosinofil dapat merusak jaringan dan memicu pertumbuhan polip. Sementara itu, di beberapa negara Asia, peradangan yang didominasi oleh neutrofil lebih umum, yang menunjukkan adanya perbedaan regional dalam perkembangan penyakit ini.

Jika dilihat di bawah mikroskop (secara histologis), polip hidung menunjukkan pembengkakan jaringan stroma, banyak eosinofil, peningkatan jumlah sel goblet, dan penebalan membran basalis. Semua ciri ini menunjukkan adanya peradangan kronis di dalam hidung.

Gambaran Klinis

Pasien dengan polip hidung biasanya mengeluhkan hidung tersumbat yang terus-menerus. Sumbatan ini bisa terjadi pada satu atau kedua sisi hidung. Selain itu, pasien juga mungkin mengalami gejala-gejala berikut: penurunan atau kehilangan kemampuan mencium bau (anosmia atau hiposmia), cairan hidung yang kental, sensasi lendir yang mengalir di bagian belakang tenggorokan (postnasal drip), nyeri atau rasa tertekan di wajah, terutama di area pipi atau dahi, dan mendengkur atau gangguan tidur

Diagnosis

Untuk mendiagnosis polip hidung, dokter akan memulai dengan menanyakan riwayat kesehatan lengkap pasien dan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk rinoskopi anterior (pemeriksaan hidung bagian depan) dan endoskopi hidung. Endoskopi hidung memungkinkan dokter untuk melihat langsung polip dan menilai ukuran, lokasi, serta perubahan pada lapisan mukosa hidung.

Pemeriksaan radiologi, terutama dengan computed tomography (CT) scan, sangat penting untuk evaluasi yang lebih detail. CT scan sinus paranasal berguna untuk menentukan ukuran polip, sejauh mana polip menyebar, dan apakah ada keterlibatan sinus atau struktur tulang di sekitarnya.

Gambar 2. Pemeriksaan endoskopi untuk melihat polip di rongga hidung
Gambar 2. Pemeriksaan endoskopi untuk melihat polip di rongga hidung

Manajemen Medis dan Bedah

Penatalaksanaan polip hidung melibatkan terapi medis dan intervensi bedah. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi peradangan, meringankan gejala, dan memulihkan drainase sinus normal.

Pada terapi medis, kortikosteroid intranasal topikal adalah pengobatan lini pertama dan dapat secara signifikan mengurangi ukuran dan peradangan polip. Sementara itu steroid sistemik dapat digunakan untuk eksaserbasi akut atau polip besar Pada kasus alergi, obat-obat antihistamin dan antagonis reseptor leukotrien memiliki efikasi yang bervariasi.

Pada kasus polip hidung atau sinus yang terlalu besar dan tidak memberikan respon baik terhadap pengobatan, tindakan polipektomi menjadi pilihan. Tindakan operasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan endoskopi atau biasa dikenal dengan Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS). Data-data penelitian menunjukkan pasien polip hidung dan sinus yang menjalani operasi FESS mengalami perbaikan gejala  yang signifikan dalam hal sumbatan hidung, pilek, nyeri wajah dan gangguan penghidu.

Referensi

  • Fokkens, W. J., Lund, V. J., Hopkins, C., et al. (2020). European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. Rhinology, 58(Suppl S29), 1–464.
  • Signoroni, S., Groppo, E., & Boffetta, P. (2019). Cellular and molecular mechanisms of nasal polyposis. World Journal of Otorhinolaryngology – Head and Neck Surgery, 5(4), 164–171.
  • Kramer, N., et al. (2021). Imaging of sinonasal polyps: A review of CT and MRI features. European Radiology, 31(3), 1504–1513.
  • Smith, T. L., et al. (2018). Surgical management of sinonasal polyps: A review. The Laryngoscope, 128(2), 255–261.
Tags: dokter hidung polip THT

Pencarian

Artikel Kesehatan

  • Anak
  • Jantung
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Informasi Terbaru

  • Apakah Di Hidung Saya Ada Polip ?
  • Apakah Orang dengan Epilepsi Aman untuk Berolahraga ?
  • Bulan Kesehatan Mental | Pentingkah Menjaga Kesehatan Mental Bagi Remaja ?
  • Open Recruitment Teknisi Tranfusi Darah Rumah Sakit Akademik UGM
Universitas Gadjah Mada

Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

Jl. Kabupaten (Lingkar Utara), Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55291

rsa@ugm.ac.id

0811 2548 118 (IGD)
0811 2856 210 (Pusat Layanan Informasi, WhatsApp Chat Only)

Tautan

  • Anak
  • Jantung
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Layanan

  • Klinik Mata
  • Klinik Gigi dan Mulut
  • Bedah Umum dan Digestif
  • Klinik Anak
  • Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
  • Radiologi
  • Klinik Saraf
  • Rehabilitasi Medik
  • Klinik Kulit dan Kelamin
ARSPTN logo

© Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY