oleh: dr. Farida Niken Astari Nugroho Hati, M.Sc., Sp.S
Dokter Spesialis Saraf RS Akademik UGM
Otak merupakan organ yang mengatur seluruh sistem saraf pada tubuh kita. Semua gerakan, indera perasa maupun fungsi kognitif diatur semuanya oleh otak. Otak terdiri dari jutaan akson dan neuron yang saling berhubungan satu sama lain membentuk trilyunan sinaps. Pada dasarnya, seperti jantung, otak memproduksi aktivitas listrik yang bersifat ritmik dan terus menerus. Aktivitas listrik tersebut diduga berasal dari bagian otak yang bernama talamus yang berfungsi semacam pacemaker dan akan dipancarkan ke seluruh bagian otak melalui sel-sel otak. Untuk merekam aktivitas listrik otak tersebut digunakan sebuah alat penunjang diagnostik yaitu Elektroensefalografi (EEG) .
Pertama kali rekaman otak dilakukan tahun 1875 oleh Richard Caton, seorang ilmuwan Inggris yang merekam aktivitas otak pada kucing, kelinci dan anjing. Akan tetapi baru pada tahun 1929, Hans Berger, ilmuwan kebangsaan Jerman, melakukan perekaman aktivitas otak manusia pertama kali melalui kulit kepala. Berger menemukan bahwa terdapat perbedaan gelombang aktivitas listrik pada keadaan tidur, bangun dan saat terjadi bangkitan (gelombang abnormal).
Gelombang EEG timbul karena terdapat pergerakan muatan listrik pada membran neuron. Potensial listrik yang terekam merupakan sumasi aktivitas listrik dari beberapa neuron. Korteks (bagian paling luar dari otak) yang berhadapan langsung dengan tulang memberikan kontribusi terbesar terhadap terbentuknya gelombang EEG. Perubahan muatan potensial listrik pada EEG terjadi akibat terdapat perbedaan muatan potensial yang terekam antara 2 elektrode.
Fungsi dan Kegunaan
- Menilai kematangan otak
- Menegakan diagnosis, prognosis dan penentuan terapi Epilepsi
- Menentukan masalah pasien penurunan kesadaran
- Menegakan diagnosa gangguan tidur
- Untuk mengkonfirmasi adanya gangguan fungsi ketika CT-Scan/MRI dari otak normal akan tetapi ada kelainan klinis yang jelas (metabolik ensefalopati)
- Untuk mendeteksi adanya kelainan fokal atau lesi desak ruang
Brain Mapping
Brain Mapping atau disebut juga Quantitative EEG (QEEG), merupakan analisis komprehensif frekuensi gelombang yang telah direkam oleh EEG. Hasilnya berupa peta topografik berwarna yang menunjukkan aktivitas listrik otak. Melihat karakteristik gelombang seperti kesimterisan, koherensi, amplitudo, frekuensi yang dominan. Informasi yang dikumpulkan dari peta otak digunakan untuk mengidentifikasi kelainan fungsi otak yang berhubungan dengan gejala.
Pemeriksaan EEG-BM
- Pelaksanaan EEG-BM pada umumnya berlangsung selama 1 jam. Sebelum perekaman, pasien akan diukur kepalanya untuk menentukan lokasi penempatan elektrode EEG yang akan dilanjutkan dengan penempelan elektrode-elektrode ke lokasi tersebut.
- Pada saat perekaman yang biasanya berlangsung selama 15-20 menit, operator akan meminta pasien untuk membuka dan menutup mata, mengaktifkan rangsangan cahaya berupa kedipan cahaya (photic) dan meminta pasien untuk bernafas lebih cepat (hiperventilasi). Hal tersebut dilakukan untuk memunculkan gelombang abnormal yang dapat muncul dengan perlakuan khusus tersebut.
- Pemeriksaan EEG ini tidak sakit dan aman, tetapi pada saat perekaman dapat terjadi (meski sangat jarang sekali) pasien akan mengalami kejang.
“INSTALASI RAWAT JALAN”
RS AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Kabupaten (Ring Road Utara), Kronggahan, Sleman, Yogyakarta
Pendaftaran Rawat Jalan dan Poliklinik Perjanjian Telp. 0274-4530404
(Senin-Kamis pkl 07.00-12.00 WIB, Jumat-Sabtu pkl 07.00-11.00 WIB)
mohon informasi untuk pelaksanaan EEG setiap hari apa saja?
Pemeriksaan EEG dilakukan di hari Selasa & Kamis. Dan sebelumnya pasien terlebih dahulu melakukan perjanjian di poli saraf Sadewa 4.
Pasien datang ke RSA UGM sesuai hari & jadwal yg diberikan, pasien terlebih dahulu tetap melakukan pendaftar di loket pendaftaran lobby selatan utk pemeriksaan EEG dan dilanjutkan periksa ke poli saraf sadewa 4.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi RSA UGM telp 0274-4530404.
Terima kasih