• PORTAL AKADEMIK
  • IT CENTER
  • LIBRARY
  • RESEARCH
  • WEBMAIL
  • PUSAT LAYANAN
  • 0811 2548 118 (IGD)
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang
    • Sejarah Rumah Sakit Akademik UGM
    • Visi, Misi, Tugas, Motto, dan Kebijakan Mutu
    • Logo Rumah Sakit Akademik UGM
    • Clinical Research Unit
    • Pengabdian Masyarakat
    • Manajemen RSA UGM
    • Pasar Krempyeng
  • Diklat
  • Layanan
    • IGD
    • Unit Tranfusi Darah
    • Klinik Eksekutif dan Medical Check Up
      • Klinik Eksekutif
      • Paket Medical Check Up
    • Klinik Gadjah Mada Orthopedi Center
    • Antarejo
    • Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
    • Jatayu Home Care
    • Rawat Inap
    • Rehabilitasi Medik
    • Health Tourism & Wellness
    • Hemodialisa
    • Psikologi Anak
    • Layanan Unggulan RSA UGM
  • Informasi
    • Jadwal Dokter RSA UGM
    • Artikel
    • Kerja Sama Asuransi
    • Alur Pasien
    • INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
    • DATA INDIKATOR MUTU
    • Media Monitoring 2024
    • Booklet Edukasi
      • Booklet P3K Kasus Upaya Bunuh Diri di Lingkungan Kampus
      • Booklet Kenali dan Kendali Hipertensi
    • Homestay UGM
  • Kontak Kami
    • Zona Integritas
    • SP4N Lapor
    • E Komplain
    • Hubungi Kami
  • id ID
    • ar AR
    • zh-CN ZH-CN
    • en EN
    • fr FR
    • de DE
    • id ID
    • it IT
    • ja JA
    • kn KN
    • ko KO
    • ms MS
    • pt PT
    • ru RU
    • th TH
    • uz UZ
  • Beranda
  • Artikel
  • DIABETES MELITUS: KENALI TANDA DAN GEJALA, CEGAH KOMPLIKASI LEBIH DINI

DIABETES MELITUS: KENALI TANDA DAN GEJALA, CEGAH KOMPLIKASI LEBIH DINI

  • Artikel, Edukasi
  • 11 December 2023, 11.09
  • Oleh: humas.rsugm
  • 0

Oleh : dr. Stevie Alexia Grean Tekwan | Editor: dr. Isti Haryani, M.Sc., Sp.PD., FinaSIM

Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi diakibatkan karena insufisiensi insulin dalam tubuh. DM atau yang biasanya disebut sebagai penyakit gula ini merupakan salah satu ancaman kesehatan global. DM sendiri dibagi menjadi 4 jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu DM tipe I, DM tipe II, DM gestasional (kehamilan) dan DM tipe lain. Khususnya yang akan dibahas di sini adalah DM tipe II. Apapun jenisnya, pada umumnya DM adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi. Badan Kesehatan dunia WHO memprediksi jumlah pasien DM tipe 2 di Indonesia akan meningkat dari 8,4 juta pasien pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pasien pada tahun 2030. Selain WHO, International Diabetes Federation (IDF) juga memprediksi kenaikan jumlah pasien DM dari tahun 2019 sebanyak 10,7 juta pasien menjadi 13,7 juta pasien pada tahun 2023. Hal ini merupakan kondisi yang cukup mengkhawatirkan mengingat bahwa DM bukan penyakit yang dapat disembuhkan, namun DM masih dapat dikontrol.

Gejala khas yang umumnya terjadi yaitu :

  • Sering haus dari biasanya
  • Sering kencing
  • Cepat lapar
  • Penurunan berat badan tanpa sebab

Selain gejala khas, bisa juga didapatkan gejala lainnya yang menyertai yaitu :

  • Mudah mengantuk dan lelah
  • Pandangan kabur
  • Luka susah sembuh
  • Kesemutan
  • Bisul yang hilang timbul
  • Impotensi
  • Gatal pada area kewanitaan

Selain gejala-gejala di atas, untuk mendiagnosis DM harus disertai dengan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah dan HbA1C. Kriteria untuk mendiagnosis DM adalah gejala khas disertai dengan kadar glukosa darah lebih dari normal seperti berikut:

  • Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam, atau
  • Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dL 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan glukosa 75 gram, atau
  • Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL dengan keluhan khas DM, atau
  • Pemeriksaan HbA1c ≥ 6.5%

Bila sudah memiliki tanda dan gejala seperti di atas, maka tindakan kita selanjutnya adalah mencegah terjadinya komplikasi dan kontrol secara rutin ke dokter. Apabila kontrol tidak rutin dilakukan maka akan terjadi komplikasi yang sulit untuk disembuhkan bahkan hingga kematian.

Komplikasi yang dapat terjadi, yaitu:

  1. Hiperglikemia

Pada kondisi gula yang tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya peningkatan gula darah yang sangat tinggi hingga mencapai > 600 mg/dL bahkan dapat disertai dengan kesadaran yang menurun. Kondisi hiperglikemia dapat disertai dengan peningkatan keasaman darah dalam tubuh yang disebut Ketoasidosis Diabetik (KAD) atau disertai peningkatan osmolaritas  darah dalam tubuh yang disebut Status Hiperglikemia Hiperosmolar (SHH). Kedua keadaan ini memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi, sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit bahkan hingga perawatan intensif.

  1. Hipoglikemia

Hipoglikemia merupakan suatu kondisi menurunnya kadar gula darah hingga < 70 mg/dL. Kondisi ini dapat disertai dengan gejala maupun tanpa gejala. Salah satu gejalanya adalah penurunan kesadaran. Gejala hipoglikemia mirip dengan gejala hiperglikemia,  sehingga penting untuk dilakukan pemeriksaan gula darah pada pasien DM dengan penurunan kesadaran, untuk menentukan kadar gula darah dan terapi selanjutnya yang sangat berbeda antara kondisi hiperglikemia dan hipoglikemia. Hipoglikemia pada pasien usia lanjut sangat dihindari karena dampaknya yang fatal dan perbaikan kesadaran biasanya akan lebih lama dan lebih lambat dari pasien hipoglikemia usia produktif.

  1. Stroke
  2. Penyakit Jantung Koroner
  3. Penyakit Arteri Perifer
  4. Retinopati Diabetik
  5. Nefropati Diabetik
  6. Neuropati

Terjadinya DM juga disertai dengan adanya faktor risiko. Faktor risiko DM dibagi menjadi dua, yaitu yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Cara pencegahan DM adalah mengubah faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan perilaku hidup sehat.

  1. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
  • Berat badan lebih (IMT ≥ 23 kg/m2)
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Hipertensi (>140/90 mmHg)
  • Dislipidemia (HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL)
  • Diet tak sehat dengan tinggi glukosa dan rendah serat
  1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
  • Ras dan etnik
  • Riwayat keturunan keluarga dengan DM tipe II
  • Semakin meningkatnya usia maka intoleransi glukosa juga meningkat
  • Riwayat melahirkan bayi BB > 4000 gr atau Riwayat pernah menderita DM gestasional
  • Riwayat lahir dengan berat badan rendah < 2,5 kg.

Pengendalian DM dengan mengikuti perilaku hidup sehat, yaitu:

  • Pola makan sehat
  • Latihan jasmani yang teratur dilakukan 3 – 5 hari dalam seminggu sekitar 30 – 45 menit sehari, dengan total 150 menit per minggu, dengan jeda antar Latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut.
  • Penggunaan obat DM secara aman dan teratur
  • Lakukan pemantauan Glukosa darah mandiri

Pencarian

Artikel Kesehatan

  • Anak
  • Jantung
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Informasi Terbaru

  • Open Recruitment Teknisi Tranfusi Darah Rumah Sakit Akademik UGM
  • RSA UGM Tingkatkan Kolaborasi Antar Rumah Sakit Akademik Melalui Kunjungan ke RS Universitas Airlangga
  • Rumah Sakit Akademik UGM Raih Status Rumah Sakit Kelas A Oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
  • RSA UGM Gelar Pagelaran Wayang Kulit Dalam Rangka Hut RSA UGM Ke-13
Universitas Gadjah Mada

Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

Jl. Kabupaten (Lingkar Utara), Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55291

rsa@ugm.ac.id

0811 2548 118 (IGD)
0811 2856 210 (Pusat Layanan Informasi, WhatsApp Chat Only)

Tautan

  • Anak
  • Jantung
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Layanan

  • Klinik Mata
  • Klinik Gigi dan Mulut
  • Bedah Umum dan Digestif
  • Klinik Anak
  • Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
  • Radiologi
  • Klinik Saraf
  • Rehabilitasi Medik
  • Klinik Kulit dan Kelamin
ARSPTN logo

© Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY