Tak terasa kita telah hampir memasuki 10 hari terakhir Bulan Ramadhan dan sebentar lagi usai sudah Bulan Ramadhan yang sangat kita cintai dan nanti-nantikan. Setelah beberapa minggu berpuasa tentunya kita rasakan manfaat puasa yang membuat badan kita menjadi lebih tampak muda dan ringan. Namun pada beberapa kasus ditemukan beberapa gangguan pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan pada saat puasa, walaupun sebenarnya jauh lebih banyak yang mengalami kesembuhan alami pada pasien dengan gangguan pencernaan yang benar-benar berniat puasa dan menjalani puasa sesuai ajaran Rasul dan benar benar berniat puasa dengan benar karena Allah SWT. Inti puasa adalah niat dan menahan diri, termasuk dari pikiran dan niat makan serta minum, sehingga pikiran kita sudah memprogram saluran pencernaan, khususnya lambung untuk beristirahat. Istirahat dari memproduksi asam lambung dan enzym pencernaan lainnya.
Artikel
Ibadah puasa di bulan Ramadhan merupakan ibadah wajib yang dilakukan oleh kaum muslimin dan muslimat di seluruh dunia. Dalam ibadah ini, kita tidak diperbolehkan makan, minum, merokok, berhubungan seksual dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa dari pagi hingga sore hari. Nabi Muhammad SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim: “Berpuasalah maka kamu akan sehat”. Dari segi ilmiah manfaat puasa bagi kesehatan tubuh telah banyak diteliti dan dibahas, diantaranya menurunkan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah, memperbaiki profil lemak darah, mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) dan lain-lain. Bagaimanakah manfaat puasa bagi kesehatan kulit dan yang apa tips bagi orang yang mempunyai kulit yang bermasalah selama menjalankan ibadah puasa?
Bulan suci Ramadhan adalah waktu yang ditunggu-tunggu umat muslim untuk meningkatkan amal ibadahnya, khususnya ibadah puasa. Saat kita menjalankan ibadah puasa, seringkali kita menghadapi permasalahan dengan rongga mulut kita yaitu bau mulut. Bau mulut memang bukanlah masalah penting tetapi bau mulut yang tak sedap disaat puasa sering dapat mempengaruhi aktivitas keseharian, bahkan bisa membuat orang lain yang menjadi tidak nyaman ketika berinteraksi dengan kita. Dan akibatnya, kita menjadi tidak percaya diri untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang ditunggu kedatangannya selama 11 bulan penuh oleh kaum muslimim, karena bulan romadhon penuh kenikmatan (Syahrul Ala’i), penuh kasih sayang (Syahrur Rahman), penuh pertolongan (Syahrul Muwasah) dan penuh pengampunan (Syahrul Ghufran). Bulan bertabur nikmat, pahala dan ampunan Alloh yang tidak bisa diperoleh dari 11 bulan yang lain. Sebagai seorang muslimah tanggung jawab kita adalah bisa mengoptimalkan ibadah di bulan ini dan ikut menyambutnya dengan berbagai hal yang menyenangkan termasuk menyiapkan rumah, agenda rutin selama ramadhan, pernak pernik perlengkapan ibadah dan tentunya menu sehat dan special selama ramadhan. Sehingga Ramadhan akan membawa makna yang lebih mengesankan.
Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu kewajiban umat islam dalam menegakkan rukun islam. Salah satu syaratnya adalah wajib bagi orang dewasa atau yang telah baligh. Bagaimana untuk anak-anak? Pertanyaan ini seringkali dilontarkan oleh orang tua pasien ketika berkonsultasi kepada dokter anak. Orang tua sering kali bertanya, apa manfaatnya, sejak kapan usia anak mulai diajarkan puasa, dan menu sehat untuk buah hati saat sahur maupun berbuka.
Di Indonesia, mudik ke kampung halaman saat hari raya sudah merupakan tradisi. Banyak keluarga yang membawa anak mereka menempuh perjalanan jauh saat mudik. Perjalanan jauh, pergantian lingkungan, alat transportasi yang digunakan, dan cuaca dapat menyebabkan anak kelelahan dan daya tahan tubuhnya menurun. Saat perjalanan mudik anak dapat mengalami kondisi sakit, seperti demam, muntah, diare, batuk, dan pilek. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan untuk menjaga anak tetap sehat selama mudik dan libur lebaran.
Puasa secara umum sangat bermanfaat bagi kesehatan antara lain meningkatkan fungsi otak, menetralkan racun tubuh, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengontrol dan menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan organ vital tubuh antara lain jantung, ginjal, saluran pencernaan dan dapat mengontrol gula darah terutama bagi penderita diabetes.
Menurut dr. Ade Febrina Lestari, M.Sc., Sp.A, Dokter Spesialis Anak dari RS UGM, ada beberapa tips yang bisa diterapkan oleh orangtua, bagi anak saat melaksanakan puasa.
Yogyakarta, Selasa 9 Juni 2015. Epilepsi atau sering disebut dengan “ayan” pada anak bisa disembuhkan, dan ada terapi untuk menstabilkan kondisi pasien. Prof. Dr. dr. Elisabeth Siti Herini, Sp.A(K) – Guru Besar pada Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UGM dan Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan Rumah Sakit UGM, dalam pidato pengukuhan Guru Besar-nya menyampaikan “Tujuan dari terapi epilepsi adalah anak terbebas dari serangan kejang, sehingga fungsi otak bisa tetap mencapai maksimal. 2 macam penatalaksanaan, yaitu pengobatan dengan farmakoterapi melalui terapi obat-obatan, dan ada 3 macam non-farmakoterapi yaitu diet ketogenik, stimulasi nervus vagus dan terapi bedah”
Saat ini kesadaran pasien akan pentingnya perawatan ortodontik khususnya perawatan dengan alat ortodontik cekat, semakin tinggi. Hasil perawatan ortodontik yang baik dapat dicapai dalam waktu yang cukup lama, berkisar antara 1 sampai dengan 3 tahun. Selama kurun waktu perawatan tersebut tidak menutup kemungkinan terjadinya efek samping dari penggunaan alat ortodontik cekat. Beberapa efek samping tersebut adalah peningkatan akumulasi plak yang memicu peningkatan pertumbuhan bakteri dan terlepasnya ion logam penyusun aloi alat ortodontik cekat. Manifestasi klinis dari keadaan tersebut, dan didukung oleh keadaan oral higiene yang buruk akan menyebabkan demineralisasi email gigi, karies gigi, memicu penyakit mulut seperti labial desquamation, multiform erythema, gingivitis dan gingival enlargement. Sedangkan terlepasnya ion nikel dari alat ortodontik dapat memicu terjadinya respon inflamasi terhadap ion nikel didasarkan pada reaksi hipersensitif tipe IV dan dimasnifestasikan sebagai stomatitis kontak alergi nikel (nickel-induced allergic contact stomatitis [NiACS]). Manifestasi klinis di mulut yang menunjukkan gejala alergi nikel meliputi sensasi terbakar, hiperplasia gingiva, labial desquamation, angular chelitis, erythema multiforme, periodontitis, stomatitis dengan eritema ringan sampai berat, hilangnya rasa atau rasa logam, kesemutan, nyeri di sisi lidah. Keadaan tersebut harus diatasi agar pasien ortodontik tetap terjaga kesehatan gigi dan mulutnya selama perawatan ortodontik berjalan.