• PORTAL AKADEMIK
  • IT CENTER
  • LIBRARY
  • RESEARCH
  • WEBMAIL
  • PUSAT LAYANAN
  • 0811 2548 118 (IGD)
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang
    • Sejarah Rumah Sakit Akademik UGM
    • Visi, Misi, Tugas, Motto, dan Kebijakan Mutu
    • Logo Rumah Sakit Akademik UGM
    • Clinical Research Unit
    • Pengabdian Masyarakat
    • Manajemen RSA UGM
    • Pasar Krempyeng
  • Diklat
  • Layanan
    • IGD
    • Unit Tranfusi Darah
    • Klinik Eksekutif dan Medical Check Up
      • Klinik Eksekutif
      • Paket Medical Check Up
    • Klinik Gadjah Mada Orthopedi Center
    • Antarejo
    • Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
    • Jatayu Home Care
    • Rawat Inap
    • Rehabilitasi Medik
    • Health Tourism & Wellness
    • Hemodialisa
    • Psikologi Anak
    • Layanan Unggulan RSA UGM
  • Informasi
    • Jadwal Dokter RSA UGM
    • Artikel
    • Kerja Sama Asuransi
    • Alur Pasien
    • INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
    • DATA INDIKATOR MUTU
    • Media Monitoring 2024
    • Booklet Edukasi
      • Booklet P3K Kasus Upaya Bunuh Diri di Lingkungan Kampus
      • Booklet Kenali dan Kendali Hipertensi
    • Homestay UGM
  • Kontak Kami
    • Zona Integritas
    • SP4N Lapor
    • E Komplain
    • Hubungi Kami
  • id ID
    • ar AR
    • zh-CN ZH-CN
    • en EN
    • fr FR
    • de DE
    • id ID
    • it IT
    • ja JA
    • kn KN
    • ko KO
    • ms MS
    • pt PT
    • ru RU
    • th TH
    • uz UZ
  • Beranda
  • Artikel
  • Epilepsi

Epilepsi

  • Artikel
  • 17 December 2014, 11.22
  • Oleh: admin
  • 0

Masyarakat masih memberikan stigma negatif kepada penyandang epilepsi atau yang lebih sering disebut ayan atau sawan. Ada yang beranggapan bahwa epilepsi adalah penyakit kutukan, kemasukan roh jahat, tidak bisa mengikuti pelajaran dan menyusahkan jika tiba-tiba kambuh. Padahal sebenarnya penyandang epilepsi dapat hidup seperti biasa, menjadi sarjana, bekerja dan berkeluarga.

Sapa saja yang bisa terkena epilepsi? Epilepsi merupakan salah satu penyakit yang dapat terjadi pada siapa saja tanpa batasan usia, ras, gender, sosial dan ekonomi. Prevalensi epilepsi di negara berkembang lebih tinggi dibandingka negara maju. Berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh kelompok studi epilepsi PEROSSI yang melibatkan 18 RS se-Indonesia, didapatkan kasus baru sebesar 487 dari 2228 subyek penelitian rerata usia kasus baru adalah 25 tahun.

Pengertian epilepsi adalah kelainan otak yang ditandai dengan kecenderungan untuk menimbulkan bangkitan epileptik yang terus menerus, dengan konsekuensi neurobiologis, kognitif, psikologis dan sosial. Bangkitan epileptik adalah terjadinya tanda/gejala yang bersifat sesaat akibat aktivitas neuronal yang abnormal dan berlebihan di otak. Dikatakan seseorang menderita epilepsi jika minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi/bangkitan refleks. Yang dimaksud bangkitan refleks adalah bangkitan yang muncul akibat induksi oleh faktor pencetus spesifik seperti stimulasi visual, auditorik, somatosensitif dan somatomotor.

Jika dilihat dari definisi di atas, ada suatu kelainan otak yang menyebabkan epilepsi. Pada umumnya penyebab kelainan otak sehingga menyebabkan epilepsi dibagi menjadi 3, yaitu: 1) Idiopatik, dimana tiidak terdapat lesi struktural di otak atau defisit neurologis. Diperkirakan mempunyai predisposisi genetik dan umumnya berhubungan dengan usia; 2) Kriptogenik, penyebab pasti belum diketahui; 3)Simtomatis, Ada kelainan struktural pada otak, misalnya cedera kepala, infeksi sistem saraf pusat, kelainan kongenital, proses desak ruang, stroke.

Gejala epilepsi bisa bermacam-macam, tidak harus kejet-kejet seluruh tubuh dengan mulut berbusa akan tetapi bisa juga gerakan sebagian anggota tubuh maupun bengong saja. Menurut ILAE (International League Against Epilepsi) epilepsi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu bangkitan parsial/fokal, bangkitan umum dan bangkitan tak tergolongkan. Dengan berbagai tipe bangkitan, kita harus cermat jika keluarga/teman kita menunjukkan gerakan yang muncul sesaat dan berulang tanpa provokasi.

Jika kita curiga ada keluarga/teman menderita eplepsi sebaiknya segera segera dibawa ke dokter.Dokter akan menggali riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga serta melakukan pemeriksaan fisik. Jika diperlukan akan dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu rekam otak (Elektroensefalografi) dan/atau CT Scan kepala. Penegakkan diagnosis yang tepat akan menentukan pemilihan jenis terapi sehingga bangkitan bisa dikontrol sehingga penyandang epilepsi dapat hidup normal dan tercapainya kualitas hidup optimal sesuai dengan perjalanan penyakit dan disabilitas fisik maupun psikis yang dimilikinya.

Masalah epilepsi tidak hanya masalah medis saja, tetapi memiliki pengaruh besar terhadap psikologis penderita dan masalah sosial di masyarakat, sehingga diharapkan peranan masyarakat untuk penanganan epilepsi yang optimal. Masyarakat yang peduli terhadap epilepsi membentuk Yayasan Epilepsi Indonesia (YEI) yang berusaha menghilangkan stigma negatif dengan cara memberikan informasi dan penyuluhan kepada masyarakat luas tentang epilepsi (www.ina-epsy.org).

dr. Farida Niken Astari N.H., MSc., Sp.S.
Dokter Spesialis Syaraf RS Akademik UGM

Tags: Spesialis Syaraf

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Pencarian

Artikel Kesehatan

  • Anak
  • Jantung
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Informasi Terbaru

  • Open Recruitment Teknisi Tranfusi Darah Rumah Sakit Akademik UGM
  • RSA UGM Tingkatkan Kolaborasi Antar Rumah Sakit Akademik Melalui Kunjungan ke RS Universitas Airlangga
  • Rumah Sakit Akademik UGM Raih Status Rumah Sakit Kelas A Oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
  • RSA UGM Gelar Pagelaran Wayang Kulit Dalam Rangka Hut RSA UGM Ke-13
Universitas Gadjah Mada

Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

Jl. Kabupaten (Lingkar Utara), Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55291

rsa@ugm.ac.id

0811 2548 118 (IGD)
0811 2856 210 (Pusat Layanan Informasi, WhatsApp Chat Only)

Tautan

  • Anak
  • Jantung
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Layanan

  • Klinik Mata
  • Klinik Gigi dan Mulut
  • Bedah Umum dan Digestif
  • Klinik Anak
  • Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
  • Radiologi
  • Klinik Saraf
  • Rehabilitasi Medik
  • Klinik Kulit dan Kelamin
ARSPTN logo

© Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY