• PORTAL AKADEMIK
  • IT CENTER
  • LIBRARY
  • RESEARCH
  • WEBMAIL
  • PUSAT LAYANAN
  • 0811 2548 118 (IGD)
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang
    • Sejarah Rumah Sakit Akademik UGM
    • Visi, Misi, Tugas, Motto, dan Kebijakan Mutu
    • Logo Rumah Sakit Akademik UGM
    • Clinical Research Unit
    • Pengabdian Masyarakat
    • Manajemen RSA UGM
    • Pasar Krempyeng
  • Diklat
  • Layanan
    • IGD
    • Unit Tranfusi Darah
    • Klinik Eksekutif dan Medical Check Up
      • Klinik Eksekutif
      • Paket Medical Check Up
    • Klinik Gadjah Mada Orthopedi Center
    • Antarejo
    • Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
    • Jatayu Home Care
    • Rawat Inap
    • Rehabilitasi Medik
    • Health Tourism & Wellness
    • Hemodialisa
    • Psikologi Anak
    • Layanan Unggulan RSA UGM
  • Informasi
    • Jadwal Dokter RSA UGM
    • Artikel
    • Kerja Sama Asuransi
    • Alur Pasien
    • INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
    • DATA INDIKATOR MUTU
    • Media Monitoring 2024
    • Booklet Edukasi
      • Booklet P3K Kasus Upaya Bunuh Diri di Lingkungan Kampus
      • Booklet Kenali dan Kendali Hipertensi
    • Homestay UGM
  • Kontak Kami
    • Zona Integritas
    • SP4N Lapor
    • E Komplain
    • Hubungi Kami
  • id ID
    • ar AR
    • zh-CN ZH-CN
    • en EN
    • fr FR
    • de DE
    • id ID
    • it IT
    • ja JA
    • kn KN
    • ko KO
    • ms MS
    • pt PT
    • ru RU
    • th TH
    • uz UZ
  • Beranda
  • Artikel
  • Lingkungan Sehat Ramah Lansia untuk Lansia Sehat dan Produktif

Lingkungan Sehat Ramah Lansia untuk Lansia Sehat dan Produktif

  • Artikel, Edukasi, Lansia
  • 3 June 2024, 15.28
  • Oleh: humas.rsugm
  • 0

Oleh: Dewi Sarastuti, S.K.M., M.P.H

Lansia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas sebagaimana didefinisikan oleh Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.

Secara alami proses menjadi tua mengakibatkan lansia mengalami kemunduran fisik dan mental, sehingga kesehatan merupakan aspek sangat penting  untuk diperhatikan pada lansia. Lansia merupakan suatu kelompok penduduk yang cukup rentan terhadap masalah baik masalah ekonomi, sosial, budaya, kesehatan maupun psikologis yang menyebabkan lansia menjadi kurang mandiri dan tidak sedikit lansia yang membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan aktivitas sehari hari (Beratanegara, 2012).

Perubahan fisik yang terjadi pada lansia erat kaitannya dengan perubahan psikososialnya. Pengaruh yang muncul akibat berbagai perubahan pada lansia tersebut jika tidak teratasi dengan baik, cenderung akan mempengaruhi kesehatan lansia secara menyeluruh (Yuliati, A, et al, 2014).

Kelemahan adalah suatu kondisi rentan yang terpapar pada lansia yang berdampak negatif pada kualitas hidup dan meningkatkan biaya kesehatan dan sosial.

Gambar 1. Persentase Lansia di Indonesia 2013-2023

(Sumber : Badan Pusat Statistik)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, persentase penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia sebesar 11.75% di tahun 2023. Angka tersebut mengalami kenaikan 1,27% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data Susenas Maret 2023 memperlihatkan sebanyak 11,75 persen penduduk adalah lansia dan dari hasil proyeksi penduduk didapatkan rasio ketergantungan lansia sebesar 17,08. Artinya, setiap 100 orang penduduk usia produktif (umur 15-59 tahun) menanggung sekitar 17 orang lansia. Dari sisi kesehatan, sekitar dua dari lima (41,49 persen) lansia mengalami keluhan kesehatan selama sebulan terakhir dengan angka morbiditas lansia sebesar 19,72 persen. Keluhan kesehatan yang dicatat pada Susenas Maret 2023 mencakup gangguan yang sering dialami seperti panas, batuk, pilek, diare, sakit kepala, maupun keluhan yang disebabkan oleh penyakit menahun, disabilitas, kecelakaan, atau keluhan kesehatan lainnya (BPS, 2023).

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia dapat memberikan dampak positif apabila penduduk lanjut usia berada dalam keadaan sehat, aktif, dan produktif. Tantangan utama saat ini yakni terkait bagaimana mempertahankan kualitas hidup lansia, mengingat bertambahnya usia umumnya disertai dengan penurunan kapabilitas fisik dan penurunan status kesehatan yang berakibat pada penurunan kapabilitas bekerja. Selain itu, penuaan penduduk juga diiringi dengan bertambahnya penyakit degeneratif dan disabilitas yang meningkatkan kebutuhan untuk pendampingan dan perawatan jangka panjang terhadap lansia

Upaya menjaga kesehatan pada  lanjut usia perlu dilakukan sejak awal. Hal ini bertujuan agar para lanjut usia dapat tetap hidup sehat, berkualitas, dan produktif sesuai dengan martabat kemanusiaan. Kesehatan lanjut usia perlu diupayakan salah satunya adalah melalui sanitasi lingkungan dan personal higiene atau kebersihan diri yang baik. Kebersihan diri dan sanitasi lingkungan merupakan faktor penting dalam mencegah terjadinya masalah kesehatan.

Personal higiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Personal hygiene merupakan kebutuhan dasar yang meliputi perawatan kulit, mandi, perawatan mulut, perawatan mata, hidung, telinga, perawatan rambut, serta perawatan kaki dan kuku. Menjaga kebersihan diri dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan tubuh, melalui mandi secara teratur, mengosok gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian dan handuk yang bersih. Kebersihan dengan cara mandi maka dapat menghilangkan bau, debu, dan sel-sel kulit yang sudah mati. Mandi bermanfaat untuk memelihara kesehatan, menjaga kebersihan, serta menjaga penampilan agar tetap rapi. Sedangkan mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan pathogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik kontak langsung maupun tidak langsung.

Sedangkan sanitasi lingkungan merupakan salah satu usaha untuk mencapai lingkungan sehat melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya yang mempunyai dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan hidup manusia. Sanitasi meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan sampah rumah tangga, penggunaan jamban keluarga dan Saluran pembuangan air limbah (SPAL), perlindungan makanan dari kontaminasi kimia dan biologi, udara yang bersih dan aman serta rumah yang bersih dan aman.

Lingkungan yang sanitasinya buruk dapat menjadi sumber berbagai penyakit khususnya pada lansia sebagai kelompok rentan. Agar lansia terhindar dari berbagai penyakit, maka lingkungan harus selalu terjaga sanitasinya, khususnya rumah dan lingkungan sekitar. Rumah merupakan tempat di mana lansia biasanya menghabiskan waktu.

Berikut merupakan aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat :

  1. Membersihkan ruangan dan halaman rumah secara rutin

Ruangan dalam rumah dapat menimbulkan penyakit jika tidak dibersihkan secara rutin. Perabotan rumah seperti karpet, kursi, meja berpotensi menjadi tempat mengendapnya debu. Debu kemudian akan beterbangan dalam ruangan menimbulkan penyakit ISPA. Ruangan yang tidak bersih dan rapi juga dapat mengundang masuknya lalat, tikus dan nyamuk sebagai vektor pembawa penyakit ke dalam ruangan

  1. Membersihkan kamar mandi dan toilet

Kamar mandi dan toilet yang dibersihkan secara rutin dapat meminimalkan risiko cidera akibat terpeleset bagi lansia. Cedera yang disebabkan oleh jatuh pada orang lanjut usia sering terjadi dan menyebabkan sindrom pasca jatuh, yang mengakibatkan kematian atau kebutuhan perawatan jangka panjang.

  1. Menggunakan air bersih

Orang lanjut usia merupakan kelompok yang rentan terhadap kontaminan mikroba dan lebih berisiko terkena penyakit yang ditularkan melalui air dan makanan. Memastikan air yang dikonsumsi bebas oleh kontaminan merupakan suatu keharusan. Apabila sumber air minum berasal dari air sumur atau PDAM, selalu pastikan air dimasak dengan benar sebelum dikonsumsi. Begitu pula pembersihan wadah air yang digunakan, usahakan dibersihkan secara teratur.

Dengan upaya-upaya tersebut di atas diharapkan lansia di Indonesia dapat menjalani hidup lebih berkualitas, dalm kondisi sehat dan Indonesia kuat

Daftar Pustaka

Andrew MK, Dupuis- Blanchard S, Maxwell C, et al. Social and societal implications of frailty, including impact on Canadian healthcare systems. J Frailty Aging 2018;7:1–7.

Badan Pusat Statistik, 2023. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023. Volume 20.

Bratanegara, A. (2012). Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia Di Kelurahan Karasak Kota Bandung. Students E-Journal, 1(1), 28

Retnaningsih, N.D., 2018. Buku Referensi Keperawatan Gerontik 29–41.

Yuliati, A., & Ririanty, M. (2014). Perbedaan Kualitas Hidup Lansia Yang Tinggal Di Komunitas Dengan Di Pelayanan Sosial Lanjut Usia (The Different Of Quality Of Life Among The Elderly Who Living At Community And Social Services). Pustaka Kesehatan, 2(1), 87-94.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.

 

Pencarian

Artikel Kesehatan

  • Anak
  • Jantung
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Informasi Terbaru

  • Open Recruitment Teknisi Tranfusi Darah Rumah Sakit Akademik UGM
  • RSA UGM Tingkatkan Kolaborasi Antar Rumah Sakit Akademik Melalui Kunjungan ke RS Universitas Airlangga
  • Rumah Sakit Akademik UGM Raih Status Rumah Sakit Kelas A Oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
  • RSA UGM Gelar Pagelaran Wayang Kulit Dalam Rangka Hut RSA UGM Ke-13
Universitas Gadjah Mada

Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

Jl. Kabupaten (Lingkar Utara), Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55291

rsa@ugm.ac.id

0811 2548 118 (IGD)
0811 2856 210 (Pusat Layanan Informasi, WhatsApp Chat Only)

Tautan

  • Anak
  • Jantung
  • Kesehatan Jiwa
  • Kulit dan Kelamin
  • Lansia
  • Nutrisi

Layanan

  • Klinik Mata
  • Klinik Gigi dan Mulut
  • Bedah Umum dan Digestif
  • Klinik Anak
  • Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
  • Radiologi
  • Klinik Saraf
  • Rehabilitasi Medik
  • Klinik Kulit dan Kelamin
ARSPTN logo

© Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY