Oleh: apt. Regina Gita Primadani, S.Farm. | Editor: apt. Anggraini Citra Rhysang Bathari, M.Clin.Pharm
Definisi Penyakit Kronis
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (2024), penyakit kronis didefinisikan secara luas sebagai kondisi yang berlangsung satu tahun atau lebih dan memerlukan perhatian medis berkelanjutan serta pembatasan aktivitas sehari-hari. World Health Organization (WHO) menyebut penyakit kronis sebagai penyakit tidak menular atau noncommunicable diseases (NCD), yang merupakan hasil dari kombinasi faktor genetik, fisik, lingkungan, dan perilaku. Jenis penyakit tidak menular yang terutama yaitu penyakit jantung seperti stroke dan serangan jantung, kanker, penyakit pernapasan kronis seperti asma dan PPOK, serta diabetes.
Untuk mengurangi dampak terjadinya penyakit tidak menular, dibutuhkan kerja sama yang baik antarindividu dengan pemerintah sebagai penyedia fasilitas umum. Sektor penting seperti kesehatan, keuangan, pendidikan, transportasi, dan sebagainya harus berkolaborasi untuk mempromosikan intervensi pengelolaan penyakit tidak menular. World Health Organization menjabarkan pengelolaan penyakit tidak menular sebagai tindakan pendeteksian, penyaringan, pengobatan, serta penyediaan akses perawatan paliatif bagi pasien yang membutuhkan.
Pentingnya Kepatuhan Pengobatan Pasien
Keberhasilan pengobatan penyakit tidak menular salah satunya bergantung kepada kepatuhan pasien terhadap regimen pengobatan. Selain ketersediaan obat, elemen psikologi dan sosiologi juga berpengaruh terhadap kepatuhan pengobatan. Ketidakpercayaan terhadap obat-obatan, kesadaran akan kebutuhan obat, serta kecemasan terhadap efek negatif obat dapat menjadi penyebab ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan yang semestinya dilakukan.
Kepatuhan pasien penyakit tidak menular terhadap pengobatan merupakan salah satu elemen penunjang tercapainya tujuan pengobatan, yaitu meminimalkan gejala dan mencegah terjadinya perkembangan penyakit. Sebuah penelitian yang melibatkan pasien dengan sindrom metabolik di Indonesia menyimpulkan bahwa pasien dengan kepatuhan pengobatan yang tinggi memiliki profil kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida cenderung rendah (Setiawan et al., 2024). Sebaliknya, ketidakpatuhan pengobatan dapat meningkatkan frekuensi eksaserbasi, yang mana terjadi perburukan gejala dan mengakibatkan peningkatan keperluan rawat inap, menggembungnya biaya perawatan kesehatan, serta meningkatnya risiko kematian lebih dini.
Membedah Stigma
Kecemasan terhadap efek negatif obat dapat timbul dari stigma yang terjadi di masyarakat. Stigma yang acap kali terdengar yaitu terjadinya kerusakan ginjal akibat terlalu sering minum obat. Menurut National Kidney Foundation (2024), ginjal berperan penting dalam membuang kotoran dan kelebihan cairan dari dalam tubuh, menjadi penyaring atau filter darah, mengendalikan produksi sel darah merah dengan memproduksi eritropoietin, menjaga keseimbangan vitamin, garam, dan mineral seperti natrium, kalsium, fosfor, dan kalium, mengontrol tekanan darah, serta menjaga kesehatan tulang dengan memetabolisme vitamin D.
Beberapa golongan obat yang dapat berpengaruh terhadap fungsi ginjal yaitu:
- Analgesik (Anti Nyeri) – Aspirin, naproxen, ibuprofen, serta golongan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) lainnya.
- Antibiotik – Antibiotik golongan penicillin, sefalosporin, dan sulfonamid dimetabolisme melalui ginjal. Contoh zat aktifnya seperti amoksisilin, cefixime, ciprofloxacin, dan cotrimoxazole.
- Obat Pereda Asam Lambung – Obat golongan penghambat pompa proton seperti omeprazole dan lansoprazole, juga antasida.
- Obat Penurun Kolesterol – Obat golongan statin seperti simvastatin dan atorvastatin.
- Obat Anti Diabetes – Obat golongan biguanid seperti metformin, golongan sulfonilurea seperti glimepirid dan glibenklamid, golongan thiazolidinedione seperti pioglitazone, golongan penghambat DPP-4 seperti vildagliptin, juga insulin.
Kelima jenis obat tersebut memang dapat berpengaruh terhadap fungsi ginjal. Namun, setiap orang memiliki toleransi yang berbeda terhadap setiap jenis obat. Terlebih lagi, dampak buruk dari obat-obatan tersebut terjadi apabila digunakan secara terus-menerus dengan dosis di luar batas aman terapi atau di luar pengawasan dokter dan tenaga kesehatan terkait. Berdasarkan hal tersebut, stigma yang beredar tidak menjadi alasan bagi pasien penyakit tidak menular untuk menghentikan pengobatan karena pasien disarankan untuk melakukan kontrol setidaknya sekali dalam sebulan sehingga obat-obatan yang digunakan berada dalam pengawasan dokter.
Edukasi mengenai penyakit maupun regimen pengobatan sangat penting untuk dilakukan oleh setiap tenaga kesehatan agar kesadaran pasien terhadap pentingnya pengobatan meningkat dan dapat terhindar dari stigma yang mendukung ketidakpatuhan minum obat. Untuk mencegah kerusakan ginjal dalam pengobatan, gunakanlah obat-obatan sesuai petunjuk dokter, hindarilah penggunaan obat-obatan simtomatik atau pereda gejala dalam jangka panjang, hindari penggunaan dosis terlalu tinggi untuk obat-obatan tertentu, serta rutin memeriksa kesehatan ginjal di rumah sakit setidaknya satu kali setahun. Beberapa parameter yang menunjukkan fungsi ginjal yaitu albumin, ureum, kreatinin, dan perhitungan estimasi laju filtrasi glomerulus (eGFR). Selain ditunjang pengobatan, kesehatan pola hidup juga menjadi faktor penting, yaitu dengan melakukan aktivitas fisik yang sesuai serta menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi. Apabila mengalami kesulitan dalam pengobatan, jangan lupa untuk mengkomunikasikannya dengan tenaga kesehatan untuk memperoleh edukasi yang lebih mendalam. Salam sehat!
Daftar Pustaka
- American Addiction Centers, 2024, Effect of Drugs on the Kidneys: How Do Drugs Damage the Kidneys?, diakses di https://drugabuse.com/addiction/health-issues/kidneys/ pada 22 Januari 2025 pukul 16.14.
- Centers for Disease Control and Prevention, 2024, About Chronic Diseases, diakses di https://www.cdc.gov/chronic-disease/about/index.html pada 12 Januari 2025 pukul 16.20.
- Fenta, E. T., Ayal, B. G., Kidie, A. A., et al., 2023, Barriers to Medication Adherence Among Patients with Non-Communicable Disease in North Wollo Zone Public Hospitals: Socio-Ecologic Perspective, Patient Prefer Adherence, 18: 733-744.
- National Kidney Foundation, 2024, Five Drugs You May Need to Avoid or Adjust if You Have Kidney Disease, diakses di https://www.kidney.org/kidney-topics/five-drugs-you-may-need-to-avoid-or-adjust-if-you-have-kidney-disease pada 12 Januari 2025 pukul 17.13.
- Setiawan, C. H., Virginia, D. M., Pinaryanto, K., Sari, L. K., Hendra, P., 2024, The Impact of Medication Adherence on Health Outcomes for Patients with Metabolic Syndrome, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 22(1): 87-94.
- World Health Organization, 2024, Noncommunicable diseases, diakses di https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/noncommunicable-diseases pada 12 Januari 2025 pukul 16.46.