oleh: dr. Wikan Kurniawan, SpU
Dokter Spesialis Urologi, Klaster Bedah Terpadu, RS Akademik UGM
Tembak Batu Ginjal dengan ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
Data menunjukkan bahwa prevalensi penyakit batu diperkirakan sebesar 13% pada laki-laki dewasa dan 7% pada perempuan dewasa. Angka kejadian batu ginjal di Indonesia 2002 data rumah sakit di seluruh Indonesia adalah 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang. Jumlah pasien yang dirawat adalah sebesar 19.018 orang, dengan jumlah kematian adalah 378 orang.
ESWL (extracorporeal shockwave lithotripsy)
ESWL merupakan terapi pilihan pertama untuk kasus umum penanganan batu ginjal dikarenakan keamanan, keefektifan serta kefleksibelannya terhadap posisi batu ginjal. ESWL didasarkan pada prinsip bahwa gelombang kejut bertekanan tinggi akan melepaskan energi ketika melewati area-area yang memiliki kepadatan akustik berbeda. Gelombang kejut yang dibangkitkan di luar tubuh dapat difokuskan ke sebuah batu menggunakan berbagai teknik geometrik.
Shock wave ditandai dan diawali oleh high positive pressure (compressive wave) dengan durasi singkat sekitar satu mikrodetik, kemudian diikuti oleh negative pressure (tensile wave) dengan durasi sekitar tiga mikrodetik. High positive pressure di dalam batu ginjal akan mengalami refraksi dan refleksi, dan akhirnya membangkitkan tensile dan shear stress di dalam batu ginjal. Negative pressure akan mengakibatkan munculnya cavitation bubbles pada fluida di sekitar batu ginjal dan ini dikatakan sebagai efek tidak langsung dari shock wave. Cavitation bubbles ini kemudian akan collapse menghujam permukaan batu ginjal dan menyebabkan erosi.
Selanjutnya dengan bertambahnya jumlah tembakan, fragment tersebut pecah kembali dan hancur. Umumnya diperlukan sekitar 1000 sampai 5000 tembakan sampai serpihan-serpihan batu ginjal tersebut cukup kecil untuk dapat dikeluarkan dengan proses urinasi. Material batu sulit dihancurkan oleh metode apa pun, misalnya batu kalsium oksalat monohidrat, yang keras dan padat. Apabila batu tersebut terletak di distal, maka ekstraksi menggunakan ureteroskopi dengan keranjang atau forseps akan lebih efektif daripada fragmentasi. Batu kalsium oksalat dihidrat akan dengan mudah dipecah dan biasanya merupakan kandidat yang baik untuk ESWL atau litotripsi intrakorporal. Pasien yang diterapi dengan ESWL pada umumnya tidak memerlukan obat bius atau penahan sakit saat terapi dilakukan, dan sudah dapat melakukan aktifitas seperti biasa dalam satu atau dua hari setelah terapi. Tidak diperlukan antibiotik profilaksi.
Kelemahan ESWL
Rendahnya tingkat keberhasilan ESWL (dengan satu kali tindakan) pada pasien yang memiliki batu ginjal dengan diameter lebih dari dua sentimeter, dan pada batu yang berjenis Cystine. Batu kutub bawah dikenal memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dan menunjukkan angka bebas batu yang rendah dengan ESWL.
Kontraindikasi Absolut
- Infeksi saluran kemih akut
- gangguan perdarahan yang tidak terkoreksi
- kehamilan
- epsis
- obstruksi distal batu
Kontraindikasi Relatif
- Status mental, meliputi kemampuan untuk bekerja sama dan mengerti prosedur
- Berat badan > 300 lb (150 kg) tidak memungkinkan gelombang kejut mencapai batu, karena jarak antara F1 dan F2 melebihi spesifikasi lithotripter
- Pasien dengan deformitas spinal atau orthopedik, ginjal ektopik dan atau malformasi ginjal (meliputi ginjal tapal kuda) mungkin mengalami kesulitan dalam pengaturan posisi yang sesuai untuk ESWL. Selain itu, abnormalitas drainase intrarenal dapat menghambat pengeluaran fragmen yang dihasilkan oleh ESWL
- Masalah paru dan jantung yang sudah ada sebelumnya
- Pasien dengan pacemaker aman diterapi dengan ESWL, tetapi dengan perhatian dan pertimbangan khusus
- Pasien dengan riwayat hipertensi, karena telah ditemukan peningkatan insidens hematom perirenal pasca terapi
- Pasien dengan gangguan gastrointestinal, karena dapat mengalami eksaserbasi pasca terapi walaupun jarang terjadi
- Pasien harus menghentikan terapi antikoagulan, seperti coumarin, sehingga cukup waktu untuk faktor pembekuan kembali normal
- Produk aspirin dan anti inflamasi non- steroid dihentikan 7-10 hari sebelum terapi untuk menormalkan fungsi platelett
Komplikasi Ginjal
- Hematoma perinefrik, subkapsular dan intranefrik, yang dapat mengakibatkan nyeri hebat, ileus dan syok/hipotensi.
- Hematuria: ini terjadi pada sebagian besar pasien dan hilang dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Kadang-kadang terjadi banyak bekuan darah sehingga memerlukan pencitraan segera untuk mencari sumber retroperitoneal dan atau renal.
- Sepsis: hal ini jarang terjadi bila urin preoperatif steril.
- Steinstrasse : jika asimtomatik dan tidak menimbulkan obstruksi, pasien dimonitor dengan pencitraan berkala. Jika terjadi obstruksi, infeksi, gejala klinis, maka sebaiknya dilakukan nefrostomi perkutaneus atau ureteroskopi dengan stenting.
- Hipertensi: hal ini jarang terjadi, kemungkinan akan lebih besar bila terbentuk hematom perinefrik yang besar
Komplikasi lain
- komplikasi paru, misalnya hemoptisis,
- pankreatitis,
- hematom limpa,
- peningkatan sementara fungsi hati dan
- kolik bilier
Pelayanan Urologi Lainnya
Meatotomi | Scrotoplasti |
Sirkumsisi | Uretroplasti |
Vasektomi | Johanson II |
Biopsi tumor penis | Emaskulinisasi |
Eksterpasi tumor jinak | Bivalve Nefrolitotomi |
Sistomi tertutup | Extended pyelocalicolithotomi |
Evakuasi clot | Pyeloplasti |
Businasi uretra | Prosedur Cecil |
Cabut kateter ureter | Chordectomi |
Biopsi prostat | Reseksi anastomosis urethra |
Prosedur Ramsey / triple voiding | Penoplasti |
Insisi. Eksisi | Ureterolitotomi distal |
Sectio alta | Parsial sistektomi |
Hidrokolectomi satu sisi | Uretroskopi |
Palomo dan varikokelektomi teknik lainnya | Radikal orchiektomi |
Simpel orkhidektomi | Partial nefrektomi |
Nefrostomi perkutan | Hemi nefrektomi |
Uretrostomi | Sistoskopi |
Debridement fournier’s gangren | Perineostomi |
Open sistostomi | Prosedur McAninch |
Eksterpasi tumor uretra distal | Reseksi anostomosis ureter |
Ganti nefrostomi perkutan | Ureteroneosistostomi |
Sirkumsisi dengan penyulit (hemophilia, dll) | Transuretero-ureterocutaneostomi |
Dorsal slit | Ileal conduit |
Eksisi spermatokel | Ducket MAGPI repair |
Ureterolitotomi proksimal | Duckett-transverse Island flap |
Diverticulectomi | Ombreden |
Kommisurotomi anterior | Prosedur Fowler Stephens |
Subcapsular orchidektomi bilateral | Penektomi total |
Retrograd pyelografi | Boary plasty |
Winters procedure | Repair fisula vesico-vagina, ureterovagina, vesicovagina |
Sklerosing kista ginjal | Tension Free Vaginal Taping |
Eksplorasi uretra simple | Ureterocutaneostomi (UC) dua sisi |
Biopsi prostat | Nesbitt prosedur orthoplasty |
Hidrokelektomi bilateral | Uretercutaneostomi (UC) satu sisi |
Closed sistostomi | Biopsi buli perendoskopi |
Debridement abses flank | Ekplorasi ureter |
Prosedur Johansson I | Eksplorasi uretra |
Amputasi penis parsial | Repair rupture uretra |
Orkhidopeksi | Total sistectomi |
Eksplorasi ureter | Radikal nefrektomi |
Neprostomi permanen | Transpatai ginjal |
Diseksi limfonodi inguinal | Retroperitoneal lymphadenektomi |
Open prostatektomi | Radikal prostatektomi |
Eksplorasi uretra | Operasi tumor supra renalis |
Pemasangan CAPD | Augmentasi sistoplasti |
Nefrektomi simple | Prosedur Bricker’s |
Omentektomi | Pyelocalicostomi |
Pyelolithotomi simple | Transverse uretero-ureterostomi ureterocalicostomi |
Uretrolithotomi | Ureterosigmoidostomy coffey procedure |
Ureterocutaneostomi (UC) satu sisi | Laparoskopi |
Biopsi ginjal terbuka | Ureterocutaneostomi 2 sisi |
Cabut CAPD | Diseksi limfonodi iliaka bilateral |
AV shunt | Ureterocutaneostomi (UC) dua sisi |
Eksisi parafinoma | Railroading urethra |
Uretero-nefro-cutaneostomi | Prosedur Marshal-Marcheti-Kranz |
Diseksi limfonodi obturator | Biopasi dasar batu |
Wide excision | Insersi DJ stent terbuka |
Unroofing kista ginjal terbuka | Cabut DJ stent terbuka |
Prosedur politanoleadbetter | Secondary wound suturing |
Prosedur Cohen |
“KLASTER BEDAH TERPADU”
RS AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Kabupaten (Ring Road Utara), Kronggahan, Sleman, Yogyakarta
Pendaftaran Rawat Jalan dan Poliklinik Perjanjian Telp. 0274-4530404
(Senin-Kamis pkl 07.00-12.00 WIB, Jumat-Sabtu pkl 07.00-11.00 WIB)
Mau berobat apakah bisa,pembayaran lewat asuransi dari pt pamapersada
Selamat siang Bpk Ahmad, sebelumnya kami ucapkan terimakasih atas kunjungannya di website Rumah Sakit UGM. Untuk saat ini RS UGM belum bekerjasama dengan asuransi dari PT. Pamapersada. Tetapi kami persilakan apabila Bapak akan reimburse biaya pemeriksaan/perawatan ke perusahaan Bapak secara pribadi. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Instalasi Jaminan Kesehatan RS UGM di nomer 0274-4530404 ext. 3229. Terimakasih.
Assalamualaikum, mau nanya kalo biaya sistoskopi brp ya?
Terimakasih atas pertanyaan Ibu Nadia. Mohon maaf untuk saat ini Rumah Sakit UGM belum melayani pemeriksaan Sistoskopi (cystoscopy). Terimakasih
Dr saya hermawan yg kemarin diambil batu ginjalnya, ini saya minum cipro kok gatal gatal ya, penggantinya apa ya
Wa/sms 081802742479
Gatal bisa disebabkan oleh alergi obat. Akan tetapi dapat juga karena penyebab lain.
Untuk mendapatkan penjelasan yang akurat kami menyarankan Bapak untuk melakukan kontrol dengan dokter yang menangani Bapak sebelumnya.
Terima kasih
Min, RS UGM sudah ada kerja sama dengan asuransi ramayana blom
Sugeng enjang , mohon maaf keterlambatan kami dalam merespon. Untuk saat ini RSA UGM belum bekerja sama dengan asuransi ramayanan. Matur nuwun #salamsehat