Sebagai bentuk kemitraan antara RSA UGM dan Komunitas Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP) Selasa (8/4/2024) mengadakan talkshow kesehatan yang bertempat di Auditorium Kresna lt.5, dihadiri oleh kurang lebih 130 keluarga dan penyandang Cerebral Palsy yang berasal dari wilayah DIY dan Jawa Tengah. Kegiatan Talkshow ini mengambil tema “Pendampingan Psikologi bagi dan Terapi bagi Penyandang Cerebral Palsy. Kegiatan ini juga merupakan wujud pengabdian Masyarakat yang merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tujuan dilaksanakan talkshow ini untuk meningkatkan pengetahuan, kapasitas dan edukasi bagi keluarga penyandang cerebral palsy dan bagi penyandang cerebral palsy itu sendiri.
Kegiatan talkshow ini berjalan dengan lancar diawali dengan sambutan oleh ketua WKCP yaitu Ibu Reny Indrawati, serta pembacaan ikrar syawalan oleh Mba Isti yang merupakan salah satu penyandang Cerebral Palsy. Pada kegiatan talkshow ini rekan-rekan penyandang cerebral palsy juga menunjukkan bakatnya ada yang menyanyi dan juga melantunkan adzan.
Dr. dr Darwito, SH, SpB (K) Onk selaku Direktur Utama Rumah Sakit Akademik UGM dalam sambutannya menyampaikan bahwa RS Akademik UGM siap mendampingi dengan setia, serta melayani pasien dengan Cerebral Palsy agar dapat diterapi dengan baik sehingga dapat mandiri dan RSA menjadi sahabat bagi keluarga dengan cerebral palsy.
Acara selanjutnya yaitu pemaparan materi dari dokter spesialis rehab medik yaitu dr. Guritno Adistyawan, Sp. KFR tentang Tatalaksana Spastik pada Cerebral Palsy dan dari psikolog klinis yaitu Amalia N.A. Tuasikal, S.Psi., M.Psi., Psikolog tentang Pendampingan Psikologi bagi Keluarga Cerebral Palsy.
dr. Guritno Adistyawan, Sp. KFR dalam pemaparannya menyampaikan tentang spastic pada cerebral palsy yang terus terjadi pada balita, bayi dibawah 3 tahun, hingga dewasa. Pada pemaparannya juga dijelaskan tentang tips dan tatalaksana yang tepat untuk cerebral palsy spastic agar dapat dilakukan di rumah. Cerebral palsy spastic tanda tandanya terkadang mirip dengan stroke, yaitu terdapat kekakuan pada salah satu bagian tubuh. Cerebral palsy merupakan gangguan gerak dan postur karena lesi no progressive pada otak yang belum matur atau belum berkembang kadang disertai gangguan kognitif dan sensorik. Faktor resiko terjadinya cerebral plasy bisa ditemukan pada saat kehamilan, saat lahir dan setelah lahir.
Amalia N.A. Tuasikal, S.Psi., M.Psi., Psikolog yang merupakan salah satu psikolog klinis RSA UGM dalam pemaparannya menjelaskan tentang apa saja yang bisa dilakukan caregiver atau keluarga cerebral palsy dalam mengelola emosi yaitu dengan menyadari proses yang sedang terjadi dalam diri, mencoba menerima kondisi saat ini, menenangkan diri dengan : bernafas panjang dan dalam, aktivasi indera serta butterfly hug, dan ekspresikan emosi dengan journaling, bercerita pada orang terpercaya, melakukan hal yang disenangi, memanjakan diri dan melakukan tugas rumah.
Semoga dengan kegiatan ini dapat memberikan informasi tentang bagaimana mengelola kesehatan mental keluarga dalam menghadapi anak dengan cerebal palsy serta mengetahui gerakan stretching atau tatalaksana yang tepat bagi penderita cerebral palsy spastic semua usia dari anak-anak sampai dewasa. (Fadhila/Promkes RSA UGM)