Human Papillomavirus
Oleh: dr. Kharisma Nur Prabowo
Editor: dr. Nurwestu Rusetiyanti, M.Kes., Sp.D.V.E. (K)
Apa Itu HPV?
Human papillomavirus (HPV) adalah salah satu virus penyebab infeksi menular seksual yang paling sering ditemui. Virus ini hanya menginfeksi manusia. Lebih dari 200 tipe HPV yang telah teridentifikasi, namun lebih kurang 40 tipe yang berhubungan dengan kelainan seksual. Tipe HPV yang berbeda dapat menyebabkan penyakit yang berbeda.
Penyakit apa sajakah yang disebabkan oleh HPV? Bagaimana tanda dan gejalanya?
HPV dapat menyebabkan beberapa macam gejala infeksi, secara umum dapat dikelompokkan menjadi infeksi kulit dan infeksi mukosa (selaput lendir) serta bisa berlanjut menjadi keganasan. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang umum terjadi yang diakibatkan oleh infeksi HPV:
- Infeksi Kulit
- Cutaneus warts (kutil)
Pada awalnya biasanya tidak menimbulkan gejala, kemudian tumbuh menjadi lesi. Terkadang menimbulkan nyeri jika terletak pada titik tekan atau bila lesi pecah. Lokasi infeksi umumnya terjadi di tangan atau kaki, terutama pada area yang sering terjadi luka kecil, seperti sekitar buku-buku jari dan kuku. Infeksi ini biasanya tidak memerlukan pemeriksaan penunjang. Pada usia muda, lesi biasanya sembuh spontan dalam 2-4 tahun. Pada pasien dewasa dan lanjut usia, penyembuhan bisa sangat lama.
- Infeksi mukosa
- Kondiloma akuminata (kutil kelamin)
Infeksi yang terjadi pada area genital. Pada permukaan mukosa, kutil seringkali tampak pucat dan lunak, akan tetapi pada kulit tampak lebih keras dan jelas. HPV-6 dan 11 merupakan penyebab yang paling sering. Seringkali tidak terasa nyeri, akan tetapi terkadang terasa gatal terutama saat bergerak dan berhubungan seksual.
- Keganasan/Kanker
HPV dapat menyebabkan kanker pada daerah orofaring (mulut & tenggorokan) serta organ-organ reproduksi, terutama serviks (leher rahim). Kanker serviks merupakan kanker paling sering kedua pada wanita di Indonesia. Sekitar 87% kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV tipe 16 atau 18. Vaksinasi HPV dapat mencegah lebih dari 90% kanker yang disebabkan oleh HPV. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi HPV dapat menyebabkan kanker, antara lain kondisi immunodefisiensi, perokok aktif maupun pasif, obesitas, dan faktor reproduktif seperti penggunaan kontrasepsi oral.
Bagaimanakah cara mendiagnosis infeksi HPV?
Secara umum, infeksi HPV dapat didiagnosis secara langsung dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan tambahan dilakukan pada beberapa kondisi terutama pada kasus kondiloma akuminata (kutil kelamin), dengan menggunakan asam asetat. Pada kasus kecurigaan ke arah keganasan/kanker, dilakukan pengambilan sampel dilanjutkan dengan tes biopsi.
Bagaimanakah cara pengobatan infeksi HPV?
Ada beberapa cara pengobatan infeksi HPV kutil kelamin, diantaranya adalah dengan menggunakan obat secara topikal berupa krim/salep, larutan asam trikloroasetat, krioterapi (bedah beku), bedah kauterisasi, laser CO2, dan bedah eksisi. Jenis terapi yang akan diberikan tergantung dari ukuran, jumlah, lokasi lesi, ketersediaan alat dan obat, keinginan pasien dan pengalaman dokter yang menangani.
Bagaimanakah cara pencegahan infeksi HPV?
Penularan HPV adalah hal yang bisa dicegah. HPV merupakan infeksi yang menular dengan cara kontak kulit secara langsung dan melalui hubungan seksual. Beberapa hal yang dapat meminimalisir terjadinya penularan HPV antara lain:
- Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah (abstinence)
- Tidak berganti-ganti pasangan seksual
- Menggunakan kondom
- Menjaga kebersihan personal
- Vaksinasi HPV
Vaksinasi HPV merupakan salah satu usaha pencegahan infeksi HPV. Vaksin HPV melindungi pasien dari tipe-tipe spesifik HPV yang mengakibatkan infeksi yang berpotensi berkembang menjadi kanker/keganasan serta infeksi menular seksual. Di Indonesia sendiri, vaksin HPV sudah masuk kedalam imunisasi dasar wajib pada anak dan sudah diberikan secara bertahap di beberapa wilayah di Indonesia sejak 2016 lalu. Terdapat beberapa macam vaksin yang sudah mendapatkan izin dari U.S. Food and Drug Administration (FDA), antara lain:
- Vaksin HPV bivalent: HPV tipe 16 dan 18
- Vaksin HPV quadrivalent: HPV tipe 6, 11, 16, dan 18
- Vaksin HPV nonavalent: HPV tipe 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58
- Egelkrout EM, Galloway DA. The Biology of Genital Human Papillomaviruses. In: Holmes KK, Sparling PF, Stamm WE, editors. Sexually Transmitted Diseases. New York: Mcgraw-Hill Medical; 2008. p. 463–87.
- Centers for Disease Control and Prevention/National Center for Immunization and Respiratory Diseases. Immunology and Vaccine-Preventable Diseases – Pink Book – Human Papillomavirus [Internet]. 2021 Aug [cited 2024 Mar 27]. Available from: https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/downloads/hpv.pdf
- Rusetiyanti N, Susetiati DA, Pudjiati SR. Benjolan Daerah Kelamin. In: Danarti R, Budiyanto A, Pudjiati SR, Siswati AS, Febriana SA, Rayinda T, editors. Clinical Decision Making Series Dermatologi dan Venereologi. Gadjah Mada University Press; 2020. p. 189–96.
- Sterling JC. Human Papillomavirus Infection. In: Kang S, Amagai M, Bruckner AL, editors. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. New York: McGraw-Hill Education; 2019. p. 3095–106.
- Widaty S, Soebono H, Nilasari H. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Kulit dan Kelamin di Indonesia. PERDOSKI; 2017
- Centers for Disease Control and Prevention. Cancers Caused by HPV [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention. 2019 [cited 2024 Mar 27]. Available from: https://www.cdc.gov/hpv/parents/cancer.html
- https://www.nfid.org/hpv-vaccination-dispelling-myths-to-preventcancer/