dr. Ristantio, M.Kes., Sp.A menjelaskan Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menular dan berbahaya. Bakteri ini mengeluarkan isotoksin yang ditandai dengan adanya peradangan pada tempat infeksi terutama pada faring, laring, dan tonsil.
Penularan penyakit ini sangat cepat, melalui percikan cairan dari saluran pernafasan atau kontak langsung dengan cairan yang keluar dari saluran pernafasan.
Gejala penyakit Difteri
- Demam >38 °C
- Nyeri telan
- Sesak nafas
- Peradangan disaluran pernafasan
- Leher bengkak
- Muncul lapisan abu-abu didaerah tenggorokan/tongsil dan mudah berdarah
Bila menunjukkan beberapa gejala tersebut dan curiga terserang difteri, segera bawa ke unit pelayanan kesehatan terdekat. Karena penyakit Difteri dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat dan antibiotik yang sesuai.
Penyakit Difteri dapat dicegah dengan imunisasi
- Imunisasi Difteri diberikan melalui Imunisasi Dasar pada bayi. Wajib mendapatkan 3 dosis imunisasi DPT-HB-Hib pada usia 2,3 dan 4 bulan.
- Imunisasi Difteri lanjutan. 1 dosis imunisasi DPT-HB-Hib pada usia 18 bulan.
- Imunisasi Difteri pada anak Sekolah Dasar. 1 dosis imunisasi DT saat kelas 1 dan imunisasi Td pada kelas 2 dan kelas 3 SD.
Vaksin Difteri bertahan selama 10 tahun, sehingga perlu pengulangan setiap 10 tahun termasuk orang dewasa.
Di Yogyakarta belum ditemukan kasus difteri, tapi kita perlu mencegahnya dengan pemberian imunisasi difteri pada anak sesuai jadwal.
Rumah Sakit Akademik UGM melayani imunisasi dasar DPT-HB-Hib dengan perjanjian ke Poliklinik Anak & Tumbuh Kembang. No Telp. 0274-4530404 ext 4101.
dr. Ristantio, M.Kes., Sp.A.
Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Akademik UGM