Oleh: Cyntia Eriskadewi, S.ST. | Editor: dr. Esti Utami Risanto, Sp.OG(K)
Salam sehat sahabat sehat RSA UGM,
Pernahkan sahabat mengalami keguguran? Atau mungkin keluarga, teman pernah mengalami keguguran? Pastinya ada rasa sedih, panik dan bingung. Mungkin juga banyak dari sahabat yang belum memahami keguguran dan apa yang harus dilakukan. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang keguguran dalam kehamilan, apa saja tanda-tandanya, apa yang harus dilakukan dan bagaimana tatalaksana pada ibu hamil yang mengalami keguguran. Yuk kita baca lebih lanjut artikel dibawah ini.
Apa yang dimaksud dengan keguguran?
Keguguran (abortus) adalah keadaan berakhirnya kehamilan sebelum janin mampu hidup, yaitu ketika usia kehamilan belum mencapai 20 minggu atau berat janin kurang 500 gram. Keguguran bisa terjadi pada siapa saja, dan bisa terjadi begitu saja (tanpa disengaja), maupun disengaja. Keguguran pada kehamilan awal cukup sering terjadi, terutama pada 3 bulan pertama hamil. Sebagian ibu hamil yang mengalami keguguran akan mengalami gejala perdarahan dari jalan lahir, kadang juga disertai kram /nyeri perut bagian bawah. Namun pada beberapa kasus ibu tidak merasakan gejala apapun. Jika dalam kasus tanpa gejala maka dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk menegakkan diagnosis keguguran.
Mengapa terjadi keguguran?
Pada beberapa kasus, sangat sulit untuk menetapkan hal yang menjadi penyebab terjadinya keguguran. Penyebab paling sering keguguran spontan pada kehamilan awal adalah adanya kelainan genetik pada janin. Penyakit pada ibu, misalnya infeksi, gangguan hormone, penyakit menahun, gangguan imunologis, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran terutama jika kondisi ini tidak terkendali dengan baik.
Seberapa besar kemungkinan ibu mengalami keguguran?
Banyak ibu hamil yang tidak menyadari dirinya hamil sampai akhirnya muncul gejala dan tanda keguguran. Risiko terjadinya keguguran akan meningkat pada ibu hamil dengan kondisi berikut:
- Usia tua (>40 tahun risiko keguguran meningkat hingga 50%)
- Kondisi medis tertentu (terutama jika tidak terkendali)
- Pola hidup yang tidak baik (merokok, alkohol, obesitas)
Bagaimana diagnosis keguguran dapat diketahui?
Keguguran dapat didiagnosis dengan pemeriksaan USG. Pemeriksaan USG transvaginal kadang dibutuhkan untuk melihat gambaran yang lebih jelas. Selain itu juga dibutuhkan pemeriksaan ginekologis, yaitu pemeriksan melalui vagina untuk melihat apakah jalan lahir terbuka dan apakah ada produk kehamilan yang keluar. Ibu boleh meminta pendamping untuk menemani saat dilakukan pemeriksaan ini.
Apa yang harus dilakukan jika mengalami keguguran?
Penanganan keguguran akan berbeda sesuai keparahan dan jenis kegugurannya. Jika hasil pemeriksaan USG menunjukkan bahwa keguguran sudah terjadi dan tidak ada lagi yang tersisa di dalam rahim, ibu mungkin tidak memerlukan penanganan lanjutan.
Namun jika keguguran sudah ditegakkan, sebagian produk kehamilan sudah keluar dari jalan lahir dan dari hasil pemeriksaan masih ada sisa kehamilan di dalam rahim, maka perlu dilakukan tindakan untuk membersihkan sisa produk kehamilan yang tertinggal. Sisa jaringan dalam rahim harus dikeluarkan hingga rahim bersih karena berpotensi menimbulkan infeksi pada ibu.
Dokter bisa meresepkan obat tertentu untuk mempercepat proses pengeluaran jaringan sisa di dalam rahim. Jika ibu menghendaki penggunaan obat, maka ibu harus bisa mengawasi tanda bahaya dan segera mengakses gawat darurat di rumah sakit. Ibu akan diminta untuk kunjungan ulang untuk mengevaluasi keberhasilan terapi, dan memastikan rahim sudah bersih dari sisa kehamilan.
Jika sisa jaringan masih cukup banyak, dokter bisa menganjurkan tindakan dengan Aspirasi Vakum Manual (AVM). Prosedur ini sangat efektif dan aman untuk membersihkan rahim dari jaringan sisa kehamilan pada kasus keguguran, dan hasilnya lebih cepat daripada prosedur menggunakan obat. Prosedur AVM dilakukan dengan pembiusan lokal atau umum (tergantung kondisi klinis ibu). Pada beberapa kasus mungkin dibutuhkan obat sebelum tindakan untuk melunakkan serviks. Pasca tindakan akan dilakukan observasi kondisi ibu dan tanda bahaya selama beberapa jam.
Kapan ibu boleh hamil pasca keguguran?
Pada umumnya menstruasi akan kembali dalam 4-6 minggu. Ibu boleh langsung merencanakan hamil kembali pasca keguguran. Jika ibu ingin menunda kehamilan berikutnya maka metode kontrasepsi dapat segera digunakan.