Oleh: Siti Zullaikah, A. Md. TW | Editor: dr. Guritno Adistyawan, Sp. KFR
Apa itu Speech (Wicara) dan Language (Bahasa)?
Bicara adalah bagaimana cara kita memproduksi bunyi dan kata-kata. Bicara meliputi artikulasi, suara, dan kelancaran. Sedangkan bahasa mengarah pada kata-kata yang kita gunakan dan bagaimana kita menggunakannya untuk berbagi ide dan mendapatkan apa yang kita inginkan. Bahasa merupakan sistem yang kompleks dimana struktur bahasa fonologi (satuan bunyi), morfologi (imbuhan), semantic (kosa kata), sintaksis (susunan kata pembentuk kalimat) dan penggunaan atau fungsi bahasa (pragmatik) di gabungkan untuk menghasilkan sejumlah makna yang tak terbatas. Sebagian besar bahasa dapat diekspresikan menggunakan kemampuan Speaking (berbicara) ataupun Writing (menulis) dan sebagian besar manusia dapat memahami bahasa melalui kemampuan Reading (membaca) dan Listening (mendengarkan). Ketika seseorang mengekspresikan bahasa menggunakan kemampuan berbicara, disaat yang sama juga di butuhkan kemampuan wicara (produksi bunyi wicara, fluensi dan suara) yang memadai, dengan kata lain kemampuan wicara adalah media dari kemampuan Speaking (berbicara). Lalu apa hubungannya wicara, bahasa dan komunikasi?
Seperti di tunjukkan pada gambar di atas dimana bahasa adalah bagian dari komunikasi dan wicara adalah bagian dari bahasa. Komunikasi di definisikan sebagai “transmisi informasi (pesan) antara pengirim dan penerima”. Komponen utama komunikasi antar manusia adalah melalui bahasa, tetapi komunikasi efektif juga membutuhkan kemampuan lain seperti kemampuan interaksi sosial dan kognisi social.
Keterlambatan Bahasa
Keterlambatan Bahasa yang umumnya disebut speech delay (telat bicara) atau late talker adalah keterlambatan dalam pemerolehan bahasa yang tidak disertai adanya disabilitas atau keterlambatan perkembangan lainya dalam area kognitif atau motorik. Perlu di waspadai bahwa keterlambatan bahasa juga bisa menjadi tanda awal atau sekunder dari gangguan seperti Gangguan Bahasa, Gangguan Komunikasi Sosial, Autism Spectrum Disorder, ADHD, Intellectual Disability, atau Gangguan Perkembangan lainnya.
Aktivitas yang bisa di lakukan orangtua atau pengasuh untuk Memunculkan Bahasa dan Bicara pada anak
- 0 bulan– 2 tahun
- Ucapkan bunyi seperti “ma”, “da”, “ba”. Cobalah untuk membuat anak menirukannya
- Lihatlah anak Anda saat dia mengeluarkan suara. Bicaralah padanya, dan tirukan apa yang dia katakan. Berpura-puralah berbicara seperti mengajaknya berkomunikasi.
- Berikan respon ketika bayi Anda tertawa dan berekspresi. Tirukan ekspresi wajah yang sama padanya.
- Ajari anak untuk melakukan apa yang anda lakukan, seperti tepuk tangan dan bermain ciluk ba.
- Bicaralah dengan anak Anda saat memandikannya, memberi makan, dan berpakaian. Jelaskan tentang apa yang Anda lakukan dan ke mana Anda akan pergi. Katakan pada anak mengenai siapa atau apa yang sedang anda lihat.
- Kenalkan warna dan bentuk.
- Hitung apa yang anda lihat.
- Gunakan gestur, seperti melambaikan tangan dan menunjuk.
- Tirukan suara binatang. Ini membantu bayi Anda menghubungkan suara dan nama binatang. Gunakan kata-kata seperti “Anjing guk guk.”
- Tambahkan apa yang diucapkan anak Anda. Ketika anak Anda mengucapkan, “Mama,” katakan, “Ini Mama.”
- Bacakan buku untuk anak Anda. Anda tidak harus membaca setiap kata, tetapi ceritakan gambar-gambarnya. Pilih buku yang memiliki gambar berwarna yang besar. Tanyakan kepada anak Anda, “Apa ini?” dan ajari anak untuk menunjuk atau menamakan objek tersebut.
- 2 hingga 4 Tahun
- Berbicaralah dengan jelas kepada anak Anda. Contohkan ucapan yang tepat.
- Ulangi apa yang anak anda katakan untuk menunjukkan bahwa Anda mengerti. Tambahkan apa yang dia katakan dengan menggunakan kata-kata seperti, “Mau jus? Mama punya jus. Mama punya jus apel. Apa kamu mau jus apel?”
- Terkadang tidak masalah anda menggunakan baby talk. Pastikan anda untuk menggunakan kata yang tepat juga. Misalnya, “sekarang waktunya nyamnyam. Kita makan sekarang ya”.
- Gunting gambar-gambar yang anak Anda sukai atau gambar yang familiar seperti kategori hewan, buah-buahan, transpotasi, mainan dll. Minta anak untuk menamai, mengelompokkan, menyamakan.
- Berikan pertanyaan berupa pilihan, seperti “Adek mau apel atau jeruk?” “Adek mau memakai baju merah atau baju biru?”
- Bantu anak Anda memahami dan mengajukan pertanyaan. Mainkan permainan ya – tidak. Ajukan pertanyaan seperti, mama bertanya “kamu Doni?”, “Dapatkah sapi terbang?”
- Bantu anak Anda mempelajari kata-kata baru. Menamai bagian tubuh, dan jelaskan apa fungsi dari bagian tubuh tersebut. “Ini kaki, kaki di pakai untuk jalan”
- Tempatkan benda-benda yang familiar dalam sebuah kotak. Mintalah anak Anda mengambil satu lalu kenalkan nama dan cara menggunakannya, seperti ”Ini bola. Ayah menendang bolanya, ayah bermian sepak bola.”
- Perlihatkan gambar orang dan tempat yang familiar. Ceritakan siapa mereka dan apa yang terjadi. Cobalah untuk mengarang cerita.
- 4 hingga 6 Tahun
- Perhatikan ketika anak sedang berbicara kepada Anda.
- Dapatkan perhatian anak sebelum Anda berbicara.
- Pujilah anak ketika dia memberi tahu sesuatu kepada Anda. Tunjukkan bahwa Anda mengerti kata-katanya.
- Berikan jeda setelah Anda bicara. Hal ini akan memberikan kesempatan untuk anak merespon Anda.
- Bicaralah tentang berbagai macam konsep seperti “pertama” dan “terakhir” untuk konsep temporal, “kanan” dan “kiri” untuk konsep preposisi, “banyak” dan “sedikit” untuk konsep kuantitas dll.
- Mintalah anak menebak benda dengan menjelaskan fungsi atau ciri-cirinya. Katakan, “coba tebak benda apa? kita menggunakannya untuk membersihkan meja yang kotor, terbuat dari bulu ayam, ada pegangannya.”
- Ajari anak untuk memahami pertintah dua sampai tiga tahap. Seperti “masuklah ke kamar dan ambilkan buku”
- Mintalah anak Anda untuk memberikan perintah. Ikuti perintahnya seperti saat dia memberi tahu Anda bagaimana membangun menara balok. Misalanya, ibu bertanya : “baloknya taruh mana dek?”
- Lihatlah film di TV atau tablet bersama-sama, tanyakan tentang apa yang anak anda lihat. Tanyakan bagaimana cerita film tersebut.
- Gunakan aktivitas sehari-hari untuk belajar bahasa. Contoh : tanyakan tentang makanan pada menu, tekstur, dan rasa ketika di dapur. Ajari letak di mana untuk menempatkan suatu objek. Mintalah dia untuk menaruh serbet di atas meja, di pangkuan Anda, atau di bawah sendok.
- Ajak anak berbelanja,jelaskan tentang apa yang akan Anda beli, berapa banyak yang Anda butuhkan, dan apa yang akan Anda hasilkan. Ajari tentang ukuran, bentuk, dan berat.
Referensi:
American Speech Hearing Association. https://www.asha.org/public/speech/development/activities-to-encourage-speech-and-language-development/
Taruna, Rexsy.(2018). Gangguan Wicara, Bahasa dan Komunikasi pada Anak. (Monica)CV.CHILD