Puasa di bulan Ramadhan adalah wajib dilakukan oleh semua umat Muslim di seluruh dunia. Puasa merupakan salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri dari segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari, salah satu-nya adalah menahan makan dan minum. Otomatis ketika berpuasa asupan kita akan menurun, tapi apakah hal tersebut memberi dampak negatif terhadap otak?
Kenyataannya adalah dengan berpuasa akan membuat otak tetap awet muda. Bagaimana caranya? Ketika berpuasa tubuh akan menginduksi proses autofagi. Autofagi disebut juga “self-eating” adalah proses dimana sel-sel tubuh secara otomatis mendaur ulang bahan yang tidak terpakai, mengurangi proses metabolism yang boros energi dan memperbaiki sel-sel itu sendiri. Dapat dibayangkan tanpa adanya proses autofagi tubuh kita akan penuh dengan sel-sel yang tidak berguna. Oleh karena itu kesehatan otak sangat dipengaruhi oleh proses autofagi sel-sel neuron (otak). Jika proses autofagi sel-sel neuron terganggu dapat mengakibatkan degenerasi (kerusakan) sel-sel saraf sehingga bisa mengakibatkan penyakit degeneratif seperti kepikunan (Dementia Alzheimer) atau buyutan (Penyakit Parkinson). Intinya tanpa autofagi otak tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.
Selain meningkatkan proses autofagi, berpuasa juga meningkatkan kadar Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF). BDNF adalah sebuah protein yang terdapat sistem saraf yang berfungsi untuk mempertahankan kehidupan sel-sel saraf, membantu pertumbuhan sel-sel saraf dan mengembangkan sinaps-sinaps (jaringan komunikasi antar neuron) baru. BDNF sangat berperan terhadap proses pembelajaran, memori jangka pendek maupun panjang serta proses berpikir. Kadar BDNF yang rendah dikaitkan dengan peningkatan resiko kepikunan (Dementia Alzheimer).
Manfaat puasa ternyata sangat banyak, tidak hanya untuk rohani tapi juga jasmani. Selain mendapatkan berkah dari Allah, puasa dapat menjaga otak Anda tetap awet muda bahkan di usia senja.
dr.Farida Niken Astari, M.Sc., Sp.S
Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit UGM