Penulis : dr. Gita Trisna | Editor : dr. Fita Wirastuti, M.Sc., Sp.A
Kanker pada Anak
Kanker adalah salah satu penyebab kematian terbanyak pada anak dan remaja di seluruh dunia, setiap tahun sekitar 280.000 anak usia 0-19 tahun terdiagnosis kanker.1
Kanker adalah suatu kondisi di mana sel telah kehilangan kendali terhadap mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang abnormal, cepat dan tidak terkendali. Sel abnormal ini dapat tumbuh dan menyerang bagian tubuh manapun. Kanker dapat menyerang siapa saja termasuk pada anak-anak. Hal ini dimulai sejak perubahan genetik dalam sel tunggal yang kemudian menjadi tumor, dan menyerang bagian lain dari tubuh sehingga dapat menyebabkan kerusakan dan kematian.
Jumlah kanker anak sekitar 3%-5% dari keseluruhan penyakit kanker, namun menjadi penyebab kematian kedua terbesar pada anak di rentang usia 5-14 tahun. Setiap tahun lebih dari 175.000 anak di dunia didiagnosis kanker, dan diperkirakan sekitar 90.000 kasus di antaranya meninggal dunia. Angka kematian akibat kanker anak mencapai 50-60 persen karena umumnya penderita datang terlambat atau sudah dalam stadium lanjut akibat gejala kanker yang sulit terdeteksi.1
Faktor Risiko dan Penyebab Kanker pada Anak
Kanker pada anak sebagian besar sulit diketahui penyebabnya, dan kontribusi faktor lingkungan atau gaya hidup sangat sedikit pada terjadinya kanker anak. Faktor risiko terjadinya kanker pada anak dapat berupa beberapa infeksi kronis (seperti Hepatitis B, Human papilloma virus (HPV), HIV, virus Epstein-Barr dan Malaria), paparan ibu saat hamil dengan radiasi atau racun, terdapat pula faktor predisposisi genetik. Mengingat faktor risiko tersebut, maka upaya pencegahan kanker pada anak diutamakan pada perilaku pencegahan perkembangan kanker saat dewasa. Tindakan yang dilakukan dapat berupa vaksin Hepatitis B (mencegah kanker hati) dan HPV (membantu mencegah kanker leher rahim).
Jenis Kanker pada Anak
Pembagian jenis kanker yang dapat dijumpai pada anak, yaitu:
- Kanker darah/leukemia dan limfoma
- Tumor padat, dapat berupa kanker otak, retinoblastoma, osteosarcoma, rhabdomiosarkoma, neuroblastoma, nefroblastoma, hepatoma, dll
Beberapa jenis kanker yang umum dan sering terjadi pada anak, adalah: Leukemia (2,8 per 100.000), Retinoblastoma (2,4 per 100.000), Osteosarkoma (0,97 per 100.000), Limfoma maligna (0,75 per 100.000), Karsinoma nasofaring (0,43 per 100.000) dan Neuroblastoma (10,5 per 1.000.000). Berdasarkan data Register Kanker Anak Yogyakarta (YPCR) dari tahun 2010-2019 terdapat 1.839 kasus baru kanker pada anak, dimana 56% diantaranya terdiagnosis pada usia 0-5 tahun dengan kasus terbanyak adalah Leukemia Limfoblastik Akut (LLA; 44%) diikuti Leukemia Myeloblastik Akut (LMA; 12%) dan Retinoblastoma (7%). Angka ini meningkat 63.9% dari jumlah insidensi kanker pada anak pada tahun 2000-2009 (1.124 kasus).2
Gejala kanker pada anak
Kanker pada anak lebih sulit untuk diketahui karena anak pada umumnya belum bisa menjelaskan apa yang mereka rasakan. Karena itu penting untuk mengenali gejala kanker pada anak, sehingga dapat dilakukan penanganan sedini mungkin dan harapan hidup menjadi lebih baik.3
Gejala kanker pada anak berbeda-beda tergantung dari jenis kanker yang diderita, berikut beberapa gejala dari jenis kanker yang paling sering diderita anak:
- Gejala leukemia antara lain pucat, nyeri tulang, anak mudah lelah, demam tanpa sebab yang jelas, perdarahan (mimisan, gusi berdarah atau memar), nafsu makan dan BB menurun, pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening, kejang sampai penurunan kesadaran.
- Gejala dari kanker retinoblastoma yang ditimbulkan berupa manik mata berwarna putih, mata kucing, juling, kemerahan, pembesaran bola mata, peradangan jaringan bola mata, dan penglihatan buram.
- Kanker tulang (osteosarcoma) ditandai dengan gejala nyeri tulang terutama di malam hari atau setelah beraktivitas, pembengkakan, kemerahan dan hangat di area nyeri tulang, gerakan terbatas pada lokasi kanker, patah tulang mendadak setelah aktivitas rutin atau tanpa riwayat jatuh/trauma, nyeri terus menerus di punggung, demam, cepat lelah, penurunan berat badan, dan pucat.
- Gejala kanker limfoma maligna yang harus diwaspadai antara lain pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, pangkal paha (tanpa rasa nyeri), benjolan ukuran > 2 cm, cepat membesar dan sulit digerakkan, benjolan bisa tunggal atau banyak di satu atau lebih tempat, sesak napas, demam, keringat malam, mudah lelah.
- Gejala dini kanker karsinoma nasofaring yang perlu diwaspadai adalah ingus bercampur darah, pilek, air ludah kental, hidung tersumbat, mimisan, tuli sebelah, telinga berdengung, rasa penuh di dalam telinga.
- Gejala kanker neuroblastoma yang ditimbulkan antara lain pendarahan di sekitar mata, kebiruan sekitar mata, mata menonjol, perut terasa penuh, benjolan di perut, nyeri tulang, kelopak satu sisi mata menurun, kontraksi pupil, mata kering, dan pembengkakan di leher.
Pengobatan dan Pencegahan Kanker pada Anak
Tingkat kesembuhan kanker pada anak di negara maju mencapai 80%, sementara di luar negara maju hanya mencapai 20%. Hal ini disebabkan oleh tingkat kesadaran serta dukungan masyarakat dan pemerintah terhadap kanker anak yang tinggi di negara maju, sementara di negara berkembang masih terjadi faktor yang menghambat kesembuhan, yaitu:
- Pengabaian terapi
- Keterlambatan diagnosis dan
- Kondisi stadium lanjut saat pertama kali ke fasilitas kesehatan.
Di Indonesia keterlambatan diagnosis merupakan penyebab utama tingkat kesembuhan yang rendah pada kanker anak.4 Pencegahan kanker anak sangat sulit dilakukan, maka strategi paling efektif untuk mengurangi beban dan meningkatkan kesembuhan adalah fokus pada deteksi dini, pencegahan kesalahan atau keterlambatan diagnosis, akses fasilitas kesehatan dengan pelayanan multidisipin, pencegahan komplikasi, memastikan kepatuhan terapi, dan evaluasi jangka panjang pada penyintas.
Deteksi Dini
Deteksi dini kanker berdampak pada respon pengobatan lebih efektif, kemungkinan bertahan hidup lebih besar, penderitaan berkurang, dan biaya pengobatan lebih murah karena perawatan masih optimal. Diagnosis dini terdiri dari 3 komponen:
- Kesadaran akan gejala oleh keluarga dan penyedia perawatan primer
- Evaluasi klinis, diagnosis, dan stadium yang akurat dan tepat waktu (menentukan sejauh mana kanker telah menyebar)
- Akses ke pengobatan sedini mungkin
Orangtua, keluarga, pengasuh, guru memiliki peranan penting dalam mendeteksi kecurigaan terhadap kanker. Berikut tanda dan gejala umum pada kanker anak yang harus dikenali5:
- Dengarkan dengan hati hati apa yang diekspresikan oleh anak, diantaranya :
- Saya selalu merasa lelah dan tidak nafsu makan
- Saya sering sakit kepala atau muntah muntah (terutama dipagi hari dan memburuk disiang hari)
- Saya merasa badan dan tulang nyeri/pegal pegal
- Guru disekolah memberikan informasi bahwa perilaku anak berubah, lebih gampang lelah dan tampak lemas
- Hal-hal penting yang harus di perhatikan :
- Sadari jika pupil mata tampak keputihan, juling, tidak bisa melihat, lebam atau bengkak disekitar mata.
- Sadari jika anak tampak pucat, memar memar atau mudah berdarah (mimisan), batuk lama atau sesak nafas
- Sadari jika anak tampak pusing, dan kehilangan koordinasi keseimbangan
- Lakukan pemeriksaan secara berkala :
- Area leher, ketiak dan selangkangan, perhatikan apabila adanya benjolan atau pembengkakan. Raba apakah benjolan nyeri (umumnya pada kecurigaan kanker benjolan tidak nyeri)
- Area perut muncul benjolan atau membengkak
- Adanya penurunan berat badan dan demam yang tidak jelas
Skrining tidak terlalu bermanfaat untuk kanker anak, namun dapat dipertimbangkan dalam kasus tertentu atau pada populasi berisiko tinggi. Misalnya, kanker mata pada anak dapat disebabkan oleh mutasi yang diwariskan, sehingga jika mutasi atau penyakit tersebut teridentifikasi dalam keluarga, konseling genetik dapat ditawarkan, dan saudara kandung dipantau dengan pemeriksaan mata rutin sejak dini.
Selain skrining dan deteksi dini, diagnosis yang tepat sangat penting untuk tata laksana kanker pada anak karena setiap kanker memerlukan rejimen pengobatan khusus yang mungkin termasuk pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi.
Hari kanker anak sedunia diperingati setiap tanggal 15 Februari, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan tentang kanker anak dan memberikan dukungan bagi anak dan remaja yang menderita kanker, para penyintas dan keluarganya. Dampak kanker anak dapat diterjemahkan sebagai kehilangan nyawa bertahun-tahun, adanya kesenjangan perawatan dan kesulitan ekonomi. Situasi ini dapat dan harus diubah, sehingga WHO dan Kemenkes berupaya membuat akses untuk pengobatan dan perawatan anak dengan kanker yang lebih baik dan merata dimanapun mereka berada. Tujuan utama adalah mengurangi penderita kanker anak dan meningkatkan angka kesembuhan kanker anak mencapai minimal 60% di tahun 2030.1
Daftar pustaka:
- CureAll framework: WHO Global Initiative for Childhood Cancer. Increasing access, advancing quality, saving lives. Geneva: World Health Organization; 2021. https://www.who.int/initiatives/the-global-initiative-for-childhood-cancer
- Supriyadi E, Purwanto I, Armytasari I, Ritter J, Widjajanto PH, Veerman AJP. A province-wide childhood malignancy profiles in Indonesia (2010-2019): Yogyakarta Pediatric Cancer Registry. Paediatr Indones. 2023 Aug 28;63(4):226–37.
- Childhood Cancer International. International Childhood Cancer Day Website [Internet]. 2002. Available from: https://internationalchildhoodcancerday.org/
- Handayani K, Sitaresmi MN, Supriyadi E, Widjajanto PH, Susilawati D, Njuguna F, et al. Delays in diagnosis and treatment of childhood cancer in Indonesia. Pediatr Blood Cancer. 2016 Dec;63(12):2189-2196 http://doi.org/10.1002/pbc.26174
- Pan American Health Organization. Support Kids with Cancer – Early Diagnosis of Childhood Cancer [Internet]. Available from: https://www.paho.org/en/campaigns/support-kids-cancer-early-diagnosis-childhood-cancer
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman penemuan dini kanker pada anak. https://p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-ptm/pedoman-penemuan-dini-kanker-pada-anak