Ibadah puasa di bulan Ramadhan merupakan ibadah wajib yang dilakukan oleh kaum muslimin dan muslimat di seluruh dunia. Dalam ibadah ini, kita tidak diperbolehkan makan, minum, merokok, berhubungan seksual dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa dari pagi hingga sore hari. Nabi Muhammad SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim: “Berpuasalah maka kamu akan sehat”. Dari segi ilmiah manfaat puasa bagi kesehatan tubuh telah banyak diteliti dan dibahas, diantaranya menurunkan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah, memperbaiki profil lemak darah, mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) dan lain-lain. Bagaimanakah manfaat puasa bagi kesehatan kulit dan yang apa tips bagi orang yang mempunyai kulit yang bermasalah selama menjalankan ibadah puasa?
Kulit merupakan organ terluar dan terluas dari tubuh kita. Kulit yang sehat adalah kulit yang mempunyai fungsi dan struktur yang normal. Fungsi utama kulit diantaranya dalah sebagai alat pelindung/ proteksi terhadap lingkungan di sekitar kita seperti mikroorganisme, cuaca (panas, dingin), sinar matahari, polusi udara dan lain-lain. Selain itu kulit mempunyai fungsi pengatur suhu tubuh (termoregulator), estetika, metabolisme serta pembuangan/ ekskresi racun dan hasil metabolisme tubuh lain. Struktur kulit yang normal dapat dilihat diantaranya dari tekstur kulit yang rata, warna yang tidak kusam, kelembaban normal (tidak kering), serta tekstur dan kekenyalan yang baik. Kesehatan kulit dapat menggambarkan keadaan tubuh secara keseluruhan. Sebagian besar gangguan atau kelainan pada kulit dipengaruhi faktor dari dalam tubuh (internal) dan dari luar tubuh (eksternal) atau lingkungan.
Pada orang yang berpuasa terjadi proses fisiologis yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kondisi atau keadaan kulit. Proses fisiologis yang terjadi selama menjalankan puasa telah diteliti pada beberapa penelitian, diantaranya adalah terjadi keseimbangan anabolisme dan katabolisme, proses detoksifikasi (penetralan dan pengeluaran racun atau bahan berbahaya bagi tubuh), penurunan radikal bebas dan peningkatan status antioksidan, peningkatan regenerasi sel dan jaringan, reprogramming sel punca (stem cells), dan perbaikan pada sistem kekebalan tubuh, serta dapat berpengaruh dalam perbaikan status mental. Pada kulit, secara klinis pengaruh proses-proses fisiologis tersebut dapat dilihat dari terjadinya proses rejuvinasi kulit yang ditandai dengan penghambatan proses penuaan kulit (aging). Seperti diketahui penuaan kulit ditandai dengan berkurangnya fungsi dan struktur kulit, misalnya perubahan tekstur kulit menjadi tipis (atropi) karena pertumbuhan sel yang menurun, kering karena kadar air kulit (kelembaban) menurun, kusam karena perubahan pada sel pigmen (melanosit), serta penurunan kekenyalan kulit karena penurunan sintesis dan peningkatan kerusakan kolagen.
Sementara itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat berpengaruh pada perbaikan penyakit inflamasi (peradangan) kronis (lama dan kambuh-kambuhan). Beberapa penyakit kulit kronis yang telah diteliti mengalami perbaikan dan pengurangan kekambuhan dengan puasa diantaranya adalah penyakit eksim (dermatitis atopik) dan psoriasis. Keadaan ini kemungkinan disebabkan pada orang yang berpuasa terjadi regenerasi sel-sel kekebalan tubuh, dan penurunan radikal bebas serta peningkatan status antioksidan sehingga terjadi penurunan proses peradangan. Selain itu status mental yang membaik pada orang yang berpuasa dapat mempengaruhi terjadinya kekambuhan pada penyakit-penyakit kronis tersebut. Seperti telah disebutkan di atas, banyak penyakit kulit, seperti halnya eksim dan psoriasis, dipengaruhi oleh faktor dari dalam yaitu genetik dan faktor dari luar. Status mental adalah salah satu faktor luar yang sangat besar pengaruhnya pada timbulnya kekambuhan penyakit-penyakit tersebut.
Namun demikian perlu diperhatikan bahwa pada orang yang berpuasa dapat juga terjadi pengaruh yang kurang baik pada kulit terutama bila tidak memperhatikan asupan minuman dan makanan pada saat berbuka sampai waktu sahur. Masalah yang sering terjadi pada orang yang berpuasa adalah kulit dan bibir menjadi kering. Bila keadaan ini dibiarkan maka kekeringan akan bertambah parah dan bisa menyebabkan kelainan kulit lebih lanjut, terutama pada orang dengan penyakit eksim yang mempunyai sifat kulit kering. Untuk menghindari keadaan tersebut berikut tips yang bisa dilakukan:
1) minum air putih sekitar 8 gelas, bisa dibagi menjadi 2 gelas pada saat berbuka, 4 gelas sebelum dan setelah sholat tarawih, 2 gelas pada saat sahur;
2) menjaga keseimbangan makanan yaitu 4 sehat 5 sempurna;
3) gunakan sabun dengan PH-balanced, atau sabun yang mengandung pelembab dan hindari penggunaan sabun antiseptik terutama pada orang dengan jenis kulit kering seperti penderita eksim;
4) gunakan pelembab kulit;
5) gunakan tabir surya (tirai) bila melakukan kegiatan di luar ruangan (outdoor).
Sedangkan untuk kekeringan pada bibir yang perlu dihindari adalah membasahi bibir dengan dengan ludah yang akan menjadikan bibir semakin kering, pecah-pecah dan gatal karena ludah mengandung air dan enzim-enzim yang bisa menyebabkan iritasi bibir. Selain itu penggunaan pasta gigi yang tidak mengandung deterjen juga disarankan.
Dengan tips tersebut diharapkan kulit dan bibir kita terhindar dari masalah terutama kekeringan sehingga tidak mengganggu dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Insya Allah dengan menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan baik kita bisa menjadi orang yang bertakwa serta menjadi lebih sehat lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal Alamin.
dr. Arief Budiyanto, Ph.D, Sp.KK(K)
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin – Direktur SDM dan Akademik RS UGM